22. Fear and Anxiety

1.5K 136 43
                                    

I'm just afraid that one day you will leave me after I entrust everything to you.

______

"Kita pulang sekarang, Sehun."

Sehun mengangguk sejenak lalu mulai mengendarai mobil hitam tersebut. "Baiklah, Nona."

Jisoo menghembuskan napasnya dengan pelan. Hari ini adalah hari yang paling membosankan untuknya jika saja Jennie tidak menghubunginya untuk bertemu di sebuah cafe. Jisoo menghabiskan waktunya bersama Jennie hari ini hingga ia tidak sadar jika kini langit sudah gelap dan waktu menunjukkan pukul delapan malam.

Jisoo yang berada di kursi belakang terus menatap keluar jendela, matanya sibuk mengamati beberapa gedung pencakar langit yang dilewati. Jisoo merasa pemandangan malam ini terasa sangat indah, mungkin karena cuaca kota Seoul yang mulai memasuki musim semi.

Beberapa menit kemudian mobil hitam yang Sehun kendarai sudah memasuki halaman mansionnya. Jisoo tersentak ketika keluar, ia menemukan mobil mewah milik Chanyeol yang terparkir indah disamping mobil yang baru saja Sehun kendarai. Bagaimana bisa Jisoo lupa jika hari ini adalah kepulangan suaminya?  Wanita itu segera melewati para pelayan yang tengah berdiri di depan pintu, ia sedikit berlari untuk memasuki mansionnya.

"Mira apa Chanyeol sudah pulang?"

Mira yang berada di ruang tamu segera menunduk sedikit ketika menyadari kehadiran Jisoo. "Ya, Nona. Tuan sudah menunggu anda, kini Tuan berada di ruang kerjanya."

Jisoo segera beranjak menuju ruang kerja Chanyeol. Wanita itu tidak dapat menahan lagi segala kerinduan yang ia rasakan kepada pria bermarga Park tersebut. Jisoo membuka pintu ruang kerja Chanyeol, sosok suaminya yang tengah duduk santai menjadi fokus utamanya. Wanita itu segera menutup pintu dan menghampiri Chanyeol yang kini mulai tersenyum kearahnya.

"Akhirnya kau datang,"

Jisoo kini berdiri dihadapan Chanyeol, menatap wajah rupawan yang ia rindukan selama berhari-hari ini. "Maafkan aku karena membuatmu menunggu, Chanyeol. Tadi Jennie menghubungiku untuk bertemu disebuah cafe." 

"Tidak masalah, Jisoo." Chanyeol segera membuka lengan kokohnya untuk memberi isyarat kepada Jisoo. "Kemarilah,"

Jisoo menatap isyarat yang Chanyeol berikan dengan bingung. Wanita itu terlihat ragu untuk menerima dekapan suaminya. Sedangkan Chanyeol sendiri hanya tersenyum manis dengan lengan yang masih memberi isyarat kepada Jisoo.

"Kemarilah, aku ingin mendekapmu."

Setelah beberapa detik terdiam, Jisoo akhirnya tidak dapat menahan lagi perasaannya, wanita itu langsung menghambur kedalam dekapan hangat milik suaminya. Jisoo menutup matanya, kini ia dapat menikmati kembali wangi tubuh suaminya yang sangat ia rindukan.

"Apa kau merindukanku?"

Chanyeol tersenyum ketika merasakan anggukan kecil dari Jisoo. Wanita itu kini membenamkan wajahnya pada dada bidang milik suaminya. "Aku sangat merindukanmu, Chanyeol."

Memang benar, rasanya Jisoo akan gila jika ia harus menahan rasa rindu ini untuk beberapa hari lagi. Waktu tiga hari terasa sangat berat untuknya, walaupun ia tahu jika Chanyeol pergi untuk kepentingan pekerjaanya namun rasa rindu itu seakan membuncah dari dalam hatinya. Jisoo sangat merindukan kehadiran Chanyeol, mungkin karena selama tiga hari ini suaminya itu tidak menghubunginya sama sekali.

Setiap malam ketika Jisoo hendak tidur, wanita itu selalu memikirkan keadaan suaminya. Jisoo pun tidak mengerti mengapa tiga hari kemarin terasa sangat sulit untuknya padahal Chanyeol sering meninggalkannya untuk urusan pekerjaan. Namun tiga hari kemarin terasa sangat berbeda untuknya, entah apa yang terjadi namun Jisoo benar-benar merasakan perasaan aneh tersebut.

Sweet Liar (PCY) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang