I realized that we already love each other, understand each other, get used to each other. until whenever there is no woman who can replace your position in my heart.
____
"Bae, cepatlah."
Chanyeol sesekali menatap jam tangan mewah yang melingkar di pergelangan tangannya. Dia sedikit kesal ketika menatap Irene yang kini masih memperbaiki penampilannya.
"Astaga, Bae. Harus berapa lama lagi aku menunggumu?"
Irene mendengus kesal lalu mulai memakai flat shoes hitam kesayangannya. Pakaian santai yang Irene kenakan tidak mengurangi kecantikannya sama sekali, bahkan Chanyeol merasa jika dia lebih menyukai penampilan Irene yang santai daripada tampilan glamournya yang sering terlihat oleh banyak orang. Wanita bermarga Bae itu hanya menggunakan kaos hitam dan celana kain berwarna abu, dan yang lebih membuatnya terlihat lebih cantik dari biasanya adalah surai wanita itu yang digerai dengan indah.
Chanyeol menggenggam tangan mulus milik kekasihnya setelah wanita itu menutup pintu apartemennya. Mereka berjalan menuju sebuah lift. Ketika di dalam lift tersebut, Chanyeol seolah mengingat sesuatu, pria tinggi itu segera mengeluarkan dua buah masker hitam yang berada dalam tas yang dia pakai.
"Bae, jangan lupakan ini."
Irene tersenyum ketika Chanyeol mengangkat dua masker hitam yang menjadi teman mereka tiap kali pergi ke tempat umum. "Aku tidak akan pernah melupakannya, Chan."
Chanyeol mulai memakaikan masker hitam itu kepada kekasihnya dengan lembut, setelah selesai dia memakaikan kepada dirinya sendiri. "Maafkan aku, Bae. Setiap kali kita pergi, kita harus memakai masker ini. Aku berjanji, suatu hari nanti kita akan bebas berkeliling dunia tanpa menggunakan masker sialan ini lagi."
Chanyeol merasakan sedih. Karena setiap saat ketika mereka hendak pergi, mereka harus menutupi identitas masing-masing. Hal itu karena mereka tidak ingin ada media yang menemukan mereka tengah berkencan, apalagi nama mereka berdua telah dikenal di berbagai portal berita.
"Tidak apa-apa, Chan. Aku tidak mempermasalahkannya sama sekali, selama aku bersamamu semua hal akan terasa mudah."
Chanyeol tersenyum lembut seraya mengusap surai hitam milik kekasihnya tersebut. Tak lama lift pun terbuka dan Chanyeol segera menggenggam tangan Irene untuk berjalan menuju basemant apartemen tersebut. Irene mengernyit bingung ketika Chanyeol tidak membawanya ke parkiran mobil, melainkan pria tinggi tersebut membawanya ke parkiran sepeda motor.
"Hari ini kita akan berkeliling menggunakan ini,"
Irene terkejut ketika matanya menangkap sebuah skuter biru muda yang terparkir indah di hadapannya. Irene tak bisa berkata-kata lagi, skuter kesayangan Chanyeol itu sudah lama sekali tidak ia lihat, Irene sangat merindukan keberadaan skuter biru muda tersebut. Wanita itu bahkan mengira jika Chanyeol sudah menjual skuternya tersebut karena sudah sangat lama tidak ia lihat. Skuter biru muda itu juga menjadi saksi bisu perjalanan cintanya bersama Chanyeol dulu.
"Kita akan menggunakan skutermu?"
Chanyeol mengangguk antusis lalu menatap sekilas kearah skuter biru muda kesayangannya. "Apa kau keberatan?"
Irene menggeleng dengan cepat. "Tidak sama sekali, Chan. Aku hanya tidak menyangka dapat melihat skuter ini lagi, aku sangat merindukan skuter ini."
Chanyeol tersenyum riang lalu meraih helm berwarna hitam untuk Irene, pria tinggi itu memakaikan helm untuk kekasihnya terlebih dahulu sebelum dia memakai helmnya. "Baiklah, ayo kita mengenang kenangan indah kita bersama skuter kesayanganku ini."
KAMU SEDANG MEMBACA
Sweet Liar (PCY)
Fanfiction[TELAH DITERBITKAN] PENERBIT : SWB BOOK After I met you, I know that being trapped by your charms was a painful thing. -Kim Jisoo- The highest level of loving someone is when we are willing to get hurt to make them happy. -Park Chanyeol- You hav...