All the small changes you make really torment me. So, please don't make me suffer with my own feelings.
____
"Break,"
Suara seorang pria terdengar cukup keras hingga mampu membuat Jennie yang berdiri di sampingnya tersentak kaget. Semua staff menatap bingung dan menghentikan sejenak kegitan mereka.
"Kau saat ini pemotretan untuk Brand mahal, Bae Irene. Maka lakukanlah semaksimal mungkin." teriak pria itu lagi.
"Perbaiki riasannya sebelum kita memulai kembali pemotretannya." Pria yang merupakan fotographer profesional itu terlihat kesal lalu pergi meninggalkan ruang pemotretan. "Aku akan kembali setelah yakin bahwa Bae Irene telah siap untuk melanjutkan pemotretan."
Irene hanya terdiam ketika matanya menangkap beberapa staff mulai berlari kearahnya untuk merapikan penampilannya.
Seulgi pun berlari menghampiri Irene yang kini menunduk merasa bersalah karena bersikap tidak profesional dalam pemotretan kali ini.
"Unnie ada apa? Tidak biasanya kau seperti ini,"
"Aku baik-baik saja, Seulgi. Mungkin aku hanya tidak fokus dalam pemotretan kali ini."
Seulgi menatap Irene yang kini tidak terlihat seperti biasanya. "Kau tidak mungkin baik-baik saja dengan keadaan seperti ini, unnie. Matamu terlihat sangat sembab dan kantung matamu terlihat sangat besar. Apa kau menangis semalaman?"
Irene terdiam. Perkataan Seulgi memang benar, ia menangis semalaman hingga tertidur alhasil dipagi hari ia menemukan wajahnya yang tidak bersahabat seperti ini. Wajar saja jika fotographer tadi berteriak marah kearahnya, itu karna penampilan Irene memang benar-benar buruk hari ini.
"Kau nampak tidak seperti biasanya," Irene menatap Jennie yang mulai menghampirinya. Wanita yang lebih muda darinya itu terlihat membawa kamera ditangannya. "Kau adalah model profesional, dan aku sangat mengetahui kemampuanmu didepan kamera, namun untuk kali ini aku setuju dengan perkataan Pak Lee. Kau hari ini terlihat tidak siap untuk pemotretan."
Irene menunduk dalam, mengapa bayangan Chanyeol selalu terlintas dalam pikirannya? Mengapa pula Irene tidak bisa melupakan bayangan pria itu sedetikpun? Sungguh, ini sangat menganggu pekerjaannya.
"Unnie?" panggil Seulgi. Wanita itu tidak tega melihat Irene menjadi bahan amarah sang fotografer tadi.
Irene menatap Seulgi sejenak lalu melepaskan jaket tebal yang ia pakai. "Aku tidak apa-apa, Seulgi. Aku akan segera memperbaiki riasanku dan melanjutkan pemotretan ini."
Irene mulai berjalan menuju ruang rias, wanita itu sedikit memijat pelipisnya ketika ia mulai merasakan pening. Keadaannya memang benar-benar buruk, bukan hanya raganya namun perasaannya juga benar-benar buruk. Irene duduk didepan cermin besar, para staff langsung menghampirinya untuk memperbaiki riasan.
KAMU SEDANG MEMBACA
Sweet Liar (PCY)
Fanfiction[TELAH DITERBITKAN] PENERBIT : SWB BOOK After I met you, I know that being trapped by your charms was a painful thing. -Kim Jisoo- The highest level of loving someone is when we are willing to get hurt to make them happy. -Park Chanyeol- You hav...