• 3 Days With Irene [Last]

1.1K 101 42
                                    

Happiness belongs to us who want to struggle in pain, who want to survive in difficult situations, and who want to try in the impossible. It is all because we are sure if someday we will surely find a real happiness.

___

Mata indah milik wanita cantik itu perlahan terbuka. Sinar matahari yang masuk melalui celah jendela sedikit mengusik tidurnya. Wanita itu menggeliat kecil, namun tak lama kemudian ia tersenyum ketika menyadari ada sebuah tangan kekar yang masih mendekapnya dari belakang. Irene menggenggam tangan tersebut lalu membalikkan tubuh untuk melihat pemilik tangan tersebut.

Irene menyentuh wajah rupawan milik kekasihnya dengan lembut. Ia mulai menyentuh bagian matanya, hidungnya, dan terakhir adalah bibirnya. Bibir yang semalam terus saja membuatnya seakan terbang ke angkasa, bibir itu juga yang semalam terus mendesahkan namanya. Irene bergerak sedikit untuk membenarkan selimut yang menutupi tubuh telanjangnya. Baju-baju yang mereka pakai semalam kini tergeletak diatas lantai putih disamping ranjang.

"Selamat pagi, sayang."

Chanyeol perlahan membuka matanya, suara seraknya mulai memasuki indra pendengaran milik Irene. Wanita itu tersenyum kecil ketika tangan kekar milik Chanyeol semakin menarik tubuhnya agar mendekat. Kini mereka saling berhadapan, dengan tatapan yang sama-sama memancarkan kebahagiaan.

"Selamat pagi juga,"

Chanyeol tersenyum jahil seraya mendekatkan wajahnya kepada Irene.

"Morning kiss, sayang."

Irene terkekeh ketika melihat Chanyeol mulai memajukan bibirnya dengan lucu layaknya anak kecil. Wanita itu mengelus wajah rupawan milik Chanyeol sekilas, lalu mulai mendekatkan bibirnya dengan bibir milik pria tinggi itu. Namun Chanyeol mulai melumat bibir milik Irene, sehingga wanita itu memukul dada bidang Chanyeol dengan pelan untuk menghentikan ciuman tersebut.

"Tidak puaskah kau semalam, Tuan Park?"

Chanyeol terkekeh sekilas lalu mulai mendekatkan bibirnya kepada telinga kekasihnya. "Semalam kau sangat luar biasa, Bae."

Irene tersipu malu, pipi wanita itu bersemu merah ketika mendengar ucapan kekasihnya. Semalam mereka menyelesaikan permainan hampir pukul tiga pagi, namun Chanyeol memperlakukannya dengan sangat lembut sehingga membuat Irene merasa seolah terbang ke angkasa.

"Meskipun ini yang pertama untukmu, namun kau bersikap begitu agresif, Bae."

Irene memukul dada bidang milik Chanyeol dengan pelan, wajah wanita itu semakin memanas ketika Chanyeol mengungkit kembali permainan mereka semalam.

"Hentikan, Park Chanyeol."

Chanyeol tersenyum lebar lalu mengusap surai hitam milik kekasihnya dengan lembut. "Terimakasih, Bae. Aku tidak akan pernah melupakan kejadian semalam."

"Aku telah mempercayakan semuanya kepadamu, tolong jangan kecewakan aku."

Chanyeol mengangguk seraya tersenyum lembut. Irene mengubah posisinya menjadi berbaring dengan menghadap langit kamarnya. Pikiran wanita itu seolah melayang entah kemana. Sedangkan Chanyeol sendiri masih dalam posisinya yang menghadap kearah Irene, dengan perlahan pria tinggi itu mulai menyentuh perut rata milik kekasihnya.

"Suatu hari nanti akan ada buah hatiku yang tumbuh didalam sini."

Irene tersenyum kecil lalu menangkup tangan Chanyeol yang mulai mengelus perut ratanya. Dalam hati, wanita itu menyetujui ucapan kekasihnya, karena Irene pun berharap jika suatu hari nanti ia dapat memberikan buah hati kepada Chanyeol. Irene membayangkan jika suatu hari nanti ia akan memiliki keluarga kecil yang bahagia bersama Chanyeol.

Sweet Liar (PCY) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang