I am a woman who has a lot of masks. So be careful, because sometimes I never show my true face.
____
"Kai?"
Irene sedikit tersentak ketika membuka pintu apartemennya, ia menemukan sosok Kai yang tengah berdiri sambil tersenyum cerah kearahnya. Irene segera menggeser sedikit tubuhnya, memberi jalan untuk Kai masuk kedalam apartemennya. Pria muda itu langsung menjatuhkan tubuhnya diatas sofa dengan posisi terlentang, masih dengan senyum cerahnya.
"Ada perlu apa kau datang sepagi ini, Kai?"
Kai segera bangkit ketika Irene mulai duduk disampingnya. "Aku merindukanmu, noona."
Irene terkekeh lalu dengan repleks wanita itu melemparkan keripik kentang yang sedang ia makan. "Tidak mungkin,"
Kai hanya tertawa lalu meraih papper bag yang dia bawa, pria muda itu segera menyerahkannya kepada Irene. "Untukmu,"
"Apa ini?" tanya Irene bingung.
"Buka saja,"
Irene segera membuka papper bag tersebut. Wanita itu hampir saja terpekik senang jika saja Kai tidak membungkam mulutnya. Bagaimana tidak senang, pagi ini apartemen Irene kehabisan bahan masakan, dan wanita itu hanya memakan cemilan sebagai sarapannya. Itu karena Irene terlalu malas menghubungi Seulgi untuk membawanya makanan. Namun keberuntungan berada dipihak Irene, wanita itu merasa senang saat matanya membaca sebuah nama restoran yang berada diatas wadah putih yang berisi nasi goreng kimchi kesukaannya.
"Kau membawa ini untukku?" Irene menatap Kai dengan berbinar, pria muda itu hanya mengangguk singkat. "Kau terbaik,"
"Makanlah dengan banyak, noona. Aku tidak ingin Chanyeol hyung mengomel seharian jika tahu kau melewatkan jadwal makanmu."
Irene tersenyum saat mendengar nama pria tinggi itu disebut. Bahkan Kai sangat mengetahui bagaimana posesifnya pria tinggi itu kepada kesehatannya. Chanyeolnya memang pria yang baik, dia tidak hanya mencintai Irene, namun pria tinggi itu juga selalu memastikan keadaan Irene baik-baik saja. Irene mulai melahap nasi goreng kimchi yang Kai bawa, ia bergumam sedikit ketika mulai mengunyah makanan tersebut.
"Semalam aku bertemu dengan Chanyeol hyung,"
Irene masih asik dengan kegiatan makanannya, wanita itu hanya mengangguk singkat. "Lalu?"
"Dia mengatakan ingin mengakhiri pernikahan ini."
Irene repleks terdiam. Wanita itu menyimpan makanannya diatas meja dan mulai menatap dengan serius kearah Kai. "Apa kau bilang?"
"Semalam Chanyeol hyung bercerita kepadaku, dia mengatakan bahwa dia tidak sanggup lagi dan ingin mengakhiri pernikahan ini."
Irene menggeleng keras dengan mata yang mulai berair. "Tidak, Tidak. Chanyeol tidak boleh mengakhiri semua ini, Kai."
"Noona tenanglah," Kai menggeser tubuhnya untuk mendekati Irene, pria muda itu menghapus air mata yang mulai membasahi pipi putih milik Irene. "Itu hanya keinginan Chanyeol hyung, noona. Kau tenang saja, Chanyeol hyung sudah berjanji kepadaku jika dia akan bertahan untukmu."
"Bagaimana jika Chanyeol menyerah?"
Kai mulai mendekap tubuh Irene, wanita itu sepertinya butuh ketenangan. Karena dapat Kai rasakan bahwa tubuh Irene kini mulai gemetar. "Itu tidak akan terjadi, noona. Kau harus percaya kepada Chanyeol hyung, dia tidak mungkin mengecewakanmu."
Irene menutup matanya, ia mulai terisak didalam dekapan hangat Kai. Wanita itu sedikit meremas pakaian yang Kai gunakan sebagai tanda bahwa ia tidak mampu lagi menahan emosinya sendiri. Tangan Kai mulai terangkat untuk mengelus surai hitam milik Irene, karena bagaimanapun juga Kai tidak sanggup melihat seorang wanita menangis dihadapannya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Sweet Liar (PCY)
Fanfiction[TELAH DITERBITKAN] PENERBIT : SWB BOOK After I met you, I know that being trapped by your charms was a painful thing. -Kim Jisoo- The highest level of loving someone is when we are willing to get hurt to make them happy. -Park Chanyeol- You hav...