There is something you need to remember clearly in your mind, even though you are now here as my wife, you will never be able to get my heart.
_____
Sojung beranjak dari ranjangnya, wanita paruh baya itu mulai berjalan menuju sebuah cermin besar yang terletak di sudut ruangan. Ia hanya duduk dihadapan cermin tersebut dan menatap pantulan dirinya sendiri.
Malam ini ia bermimpi lagi. Tentang kejadian beberapa tahun silam yang selalu mengganggu pikirannya hingga saat ini. Bayangan itu selalu ia ingat dengan jelas, tentang sebuah mansion mewah yang pada suatu malam berubah menjadi sangat mengerikan. Tangisan itu masih ia ingat dengan jelas. Tangisan seorang wanita saat menyaksikan dimana tergeletak seorang pria yang terbaring lemah dengan beberapa luka di tubuhnya.
Darah segar itu bahkan masih teringat dengan jelas, baunya pun masih bisa Sojung rasakan hingga detik ini. Noda merah itu menghalangi setiap langkahnya saat memasuki mansion mewah tersebut, suara tangisan pilu itu seakan menggiring Sojung untuk semakin berjalan menuju sebuah kamar mewah yang terletak dilantai utama. Ketika memasuki kamar tersebut, ia dapat merasakan suasana yang sangat memilukan, hingga Sojung dapat merasakan bagaimana tidak berdayanya wanita cantik itu ketika menatap kearahnya. Sojung menutup mulutnya saat menyaksikan keadaan disekitarnya, di tempat itu terlalu banyak rasa sakit yang dapat ia rasakan.
Sojung menutup matanya rapat dengan tangisan yang mulai keluar. Wanita paruh baya itu gemetar dengan keringat dingin yang mulai membasahi tubuhnya. Jantung Sojung selalu berdetak cepat saat mengingat kejadian tersebut, bahkan wanita paruh baya itu merasa frustasi dengan ingatan kelam yang selalu menyiksanya. Sojung ingin terbebas dari rasa bersalah itu. Rasa bersalah atas ketidakberdayaan yang selalu ia sesali hingga saat ini.
Sojung membuka laci yang terdapat pada meja riasnya. Tangan wanita paruh baya itu bergetar hebat saat meraih sebuah foto keluarga dengan warna yang terlihat luntur karna terlalu lama disimpan. Sojung tidak mampu lagi menahan tangisannya, ia mulai terisak sambil mengusap foto lusuh tersebut. Hatinya merasakan sakit yang luar biasa, namun selama ini ia selalu bersikap baik-baik saja.
Bertahun-tahun lamanya Sojung menyimpan rapat rahasia besar ini sendirian. Tanpa ada yang tau, termasuk putranya sendiri. Beberapa kali ia merasa ingin menyerah karna selalu dihantui oleh perasaan bersalah itu, namun hingga detik ini wanita paruh baya itu masih terus berusaha untuk memperbaiki semuanya.
"Maafkan aku," Sojung menghentikan perkataannya, lidah wanita paruh baya itu seakan tidak sanggup lagi mengatakan semua perasaan yang ia rasakan. "Maafkan aku, karena sampai detik ini aku belum bisa menepati janjiku."
Sojung mengusap air matanya dengan suara isakan yang masih terdengar jelas. Karena sesungguhnya ia tidak sanggup menahan ini sendirian, ia membutuhkan seseorang untuk membantunya dalam menyelesaikan semua ini. Dengan perlahan wanita paruh baya itu mendekap foto lusuh itu dengan erat, berharap dengan cara itu bisa mengurangi rasa bersalahnya.
"Aku berjanji akan membawanya kembali bersamaku,"
• • •
Chanyeol meneguk lagi segelas soju yang Kai berikan. Pria itu terlihat menunduk dengan mata yang terpejam. Chanyeol seakan tidak peduli dengan suasana disekitarnya. Suara bising yang memasuki telinganya dan berbagai lampu yang berkerlip itu sama sekali tidak bisa memperbaiki suasana hatinya.
"Hyung, katakan saja semuanya kepadaku. tidak baik jika kau menyimpan semua beban itu sendiri."
Kai berdecak pelan ketika ucapannya tidak mendapat respon dari pria tinggi disampingnya. "Hyung,"
KAMU SEDANG MEMBACA
Sweet Liar (PCY)
Fanfiction[TELAH DITERBITKAN] PENERBIT : SWB BOOK After I met you, I know that being trapped by your charms was a painful thing. -Kim Jisoo- The highest level of loving someone is when we are willing to get hurt to make them happy. -Park Chanyeol- You hav...