Author POV
Malam harinya, diruang makan di kediaman Devan Fernandez...
"Titin, tolong kamu naik ke kamar sebelah kamarnya Sasya, kamu panggil Kayla untuk ikut makan malam bersama." perintah Devan ke salah seorang ART di rumah itu.
"Baik Pak." balas Titin langsung berlalu.
"Pah. Kayla itu siapa?" tanya Sasya menyipitkan matanya.
"Kayla itu adik kamu. Anak papa dengan istri pertama papa." jelas Devan.
"Ngapain dia disini?" tanya Sasya tak suka.
"Dia punya hak atas rumah ini Sasya.! Jangan membantah!" bentak Devan, terlihat wajah Sasya sangat kesal.
Hanya keheningan yang terjadi selanjutnya.
Kayla POV
Akhirnya selesai mandi, aku menggantikan pakaianku dengan celana jeans yang sangat pendek diatas paha berwarna hitam dan terlihat jelas bagian pahaku sampai ke kaki, dan baju kaos oblong berwarna putih dengan tulisan BLACK.
Saat aku sedang menyisir rambutku, ada yang mengetuk pintu. Tok tok tok tok..."Masuk,," kataku.
"Kamu dipanggil untuk makan malam sama tuan Rega." sinis gadis itu.
"Hmm. Baiklah saya akan segera kesana. Pergilah." aku mengusirnya karena sepertinya dia tidak suka dengan kehadiranku.
"Tanpa kamu suruh pun Titin juga bakal pergi. Memangnya kamu siapa maen ngusir aja hah!?" tanyanya dengan nada meremehkan.
"Oh.. Rupanya kamu mungkin satu jalur dengan Tante Cleo dan Sasya. Kamu pikir saya siapa hmmm?" aku berbisik denga nada mematikan.
"Kamu pembantu baru kan?" tanyanya dengan wajah angkuh.
"Hahahahaha.. Hay. Lihat lah saya dengan dua bola mata mu itu! Gadis secantik saya ini pembantu? Lihat gaya pakaian saya dengan kamu. Jelas berbeda. Saya ini anak Devan Fernandez. PUASSS!!???" sarkas ku tajam penuh penekanan.
"Eh anu.. Maafkan saya Non saya tidak tau." wajahnya terlihat pucat.
"Akan saya suruh Papa saya memecat anda. Silahkan tinggalkan kamar saya dan kemasi semua barang barang kamu. Tunggu saja perintah papa. " aku hanya senyum smirk dan berlalu meninggalkan Si Titin yang terpaku dalam diam di kamarku.
Saat sampai di ruang makan...
"Selamat Malam Pah." sapaku ke Papa dan terlihat seorang gadis menatapku dengan tatapan benci.
"Heummm. Sepertinya itu anaknya si Pelakor sasya." batinku
"Hey sayang. Duduklah di samping Papa. Sasya, kamu pindah di sebelah Mama kamu. Biarkan Kayla duduk di kursimu." perintah papa dan Sasya kelihatannya berusaha menahan murkanya.
"Oh terimakasih tempat duduknya.." aku tersenyum mengejek.
"Bagaimana keadaan Kalvin dan Karin Kay?" tanya Papa yang terlihat manik matanya tersirat kerinduan yang begitu dalam.
"Baik Pah. Sekarang Kak Kalvin sedang belajar untuk mengurus perusahaan bersama MAMA, sedangkan Kak Karin sibuk dengan dunia modelnya." jelasku ke Papa dengan menekan kata MAMA dan melirik tante Cleo.
"Bagus dong. Kalau kamu apa kerjanya?" tanya Papa.
"Kay sibuk belajar mendalami ilmu kedokteran Pah, karena setelah lulus nanti Kay berencana akan kembali ke Jerman untuk study lagi. Jadi Kay hanya akan menyelesaikan SMA disini bersama Papa, bolehkan Pah?" aku mengeluarkan puppy eyesku.
"Boleh dong. Apa sih yang nggak boleh buat putri cantik papa, hmmm?" papa tersenyum sangat manis.
Tiba tiba handohoneku berdering tanda panggilan masuk. Saat aku lihat, tenyata Mama.
"Mamaaaaa.. Kay kangennn"
"....."
"Dari tadi sore Mah. Mama tenang aja kok. Kay bisa jaga diri kok. Mama juga jangan telat makan, jangan terlalu sibuk sama perusahaan dan hotel hotel mama biar Kak Kalvin yang urusin yah."
"....."
"See you Mom"
Aku menutup telfon dan melihat raut wajah kesal dari anak dan mama di depanku.
"Mamamu?" tanya Papa.
"Iya," balasku.
"Bilang apa?" tanya papa lagi.
"Nggak cuma bilang udah nyampe atau belum, jaga diri juga soalnya banyak orang jahat di sekitar sini." jawabku acuh dengan nada menyindir.
"yasudah. Duduk dan makanlah yang banyak. Besok papa akan antar kamu ke sekolah barumu. Mau?" tawar Papa tersenyum.
"Mauuu Pah.. Makasih yah.. " aku melompat kegirangan dan langsung memeluk papa.
"Iya sayang." balas papa.
Selesai makan, aku kembali ke kamar dan beristirahat.
Keesokan paginya, aku terbangun dengan hati yang sangat senang. Aku bergegas membersihkan diriku, memakai pakaian seragam rok kotak kotak, dan kemeja putih polos dengan lengan dan keraknya senada dengan rok. Tak lupa memoleskan bedak tipis di wajahku.
"Sepertinya ini akan jadi hari yang menyenangkan." batinku mengeluarkan senyum smirk mematikan.
Aku mengambil tas ku dan segera menuruni tangga ke lantai satu untuk sarapan.
"Eh.. Anak papa sudah siap nih.. Sini sayang" ajak papa.
Kelihatannya si Cleo dan anaknya menatapku horror.
Aku membalasnya dengan sebuah senyum kecut."Sini sayang. Tante oleskan selainya buat kamu." kata Tante Cleo sok baik kepadaku yang sedang memegang roti.
"Ngga usah Tan nggak jadi sarapan saya. Biar di sekolah saja. Ayo pah." ajakku ke papa tanpa melihat mereka.
"Hari ini kamu sama papa berangkatnya. Nanti besok papa belikan mobil buat kamu." kata papa.
"Yah pah. Sasya minta uang dikit aja nggak kasih. Ini papa mau beliin dia mobil. Mobilkan mahal." kata Sasya kesal.
"Sudah Sya. Kamu apa apaan sih. Biarin aja kan Kayla baru pertama datang kemari." bujuk Pelakor ke anaknya dengan sok baik.
"Kamu ini. Kamu kan sudah sering menghamburkan uang yang papa kasih. Minggu kemarin juga papa sudah transfer ke rekening kamu. Sebanyak itu sudah habis?" tanya papa mengintimidasi.
Sasya hanya terdiam.
"Aduh.. Makasih yah Pah. Kita jalan saja dari pada telat. Tante, saya sama papa saya duluan yah? Sasyanya nanti nyusul saja." kataku dengan tatapan mengejek.
Aku dan papa segera melaju dengan mobil BMW hitamnya menuju SMA MERAH PUTIH
Sesampainya di sana aku dan papa turun dari mobil."Sayang. Ini sekolah baru kamu. Ini yayasan milik Grandma Rani. Semua file file kamu sudah papa masukkan. Sekarang kamu masuk gih." kata Papa mengelus kepalaku.
"Punya grandma? Pulang sekolah aku ke rumah grandma grandpa yah Pah?" kataku memohon.
"Iya sayang. Nanti Bimo yang mengantarkan kamu kesana, papa nggak bisa soalnya ada meeting dengan client dari Jerman Calrinla Company." jelas Papa.
"Hah!? Itukan perusahaannya Mama? Apa mama sekarang ada di sini?" batinku bertanya.
"Sayang. Kenapa melamun hmm? Masuk gih. Keburu guru duluan masuk kelas." kata papa mencium dahiku.
"Bye papa. Hati hati dijalan!!" balasku meninggalkan papa di depan gerbang sekolah.
KAMU SEDANG MEMBACA
Garis Hidup Kayla
ChickLitIbunya merebut ayahku, membunuh GrandMa Ku, dan mengambil semua yang seharusnya menjadi milik ibuku. Aku bersumpah. Demi Ibuku. Aku akan merebut Ayah kembali dan menghancurkan pelakor dan anaknya itu -Kayla Shannia Alexandra Fernandez