Ayah

5.8K 209 0
                                    

Satria POV

Aku memutuskan untuk tidak ke kantor hari ini, dan berdiam diri di rumah saja.
Aku duduk menghadap jendela kamarku dan memikirkan tentang Kayla.

"Apa dia benar hamil? Kalau iya, mengapa dia tidak mengatakanya kepadaku? Aku juga pasti akan senang dan sangat senang dengan semua itu. Aku menginginkan seorang anak. Tapi, mengapa dia seperti itu? Merahasiakannya dariku. Bagaimanapun juga aku ini suaminya. Kayla,,, Kayla kau sering membuatku kesal" tanpa sadar aku tersenyum kecil.

Drrrttt drrrtttt drrrttt...

Handphoneku berdering tanda panggilan masuk. Ternyata dari Mertuaku papa Devan.

"Hallo Pah.."

"....."

"Oh itu. Kayla lagi keluar, Satria nggak tau kemana, soalnya Kayla nggak bilang. Ada apa yah Pah?"

"....."

"Acara keluarga? Baiklah pah. Satria akan menjemput Kayla dan segera ke rumah Papa."

"....."

"Iya Pah."

Aku menutup telfon, dan bergegas ke RS Valentine menjemput Kayla dan bergegas ke rumah orangtuanya karena ada acara keluarga.

Kayla POV

Selesai periksa kandungan, aku turun dari brankar dan duduk di tempat duduk.

"Shania, janin kamu sehat, kamu harus jaga pola makan, jangan banyak pikiran dan jangan terlalu banyak beraktifitas berat." jelas Dokter Bara dengan senyum manisnya.

"Handsome.." batinku tersenyum.

"Shan? Kamu melamun?" Dokter Bara mengagetkanku.

"Eh. Itu Dok. Saya senang aja anak saya baik baik saja." balasku kikuk.

"Iya, saya hanya akan memberikan vitamin untuk kamu." kata Dokter Bara dan menulis di selembar kertas.

"Dok, saya boleh nanya nggak??" tanyaku gugup.

"Hmm. Boleh,. Saya kan sudah bilang jangan panggil Dok." balasnya tanpa mengangkat wajahnya yang menunduk.

"Eh iya, lupa saya.. Apa...... Kamu sudah menikah?" aku sangat malu dengan pertanyaanku ini. Tapi entah kenapa aku ingin saja bertanya. Bawaan anak mungkin.

Sontak dia mengangkat wajahnya. Dan tertawa terbahak bahak.

"Hahahahaha.. Shan? Kamu ingin mendaftar jadi calon istri saya??" tanyanya disela tawanya.

"Eh.. Nggak, saya penasaran saja. Lagian saya juga sudah punya suami." balasku malu.

"Hahahahah. Saya bercanda." kata Bara nyengir.

Aku hanya tersenyum menanggapinya.

"Ini Shan vitaminnya, nanti tebus saja di apotik." Bara menyerahkan beberapa bungkus Vitamin.

"Makasih Bar." balasku mengambil Vitamin dari tangan Bara.

"Iya Shan. Eh ngomong ngomong, ini sudah jam makan siang. Apa kamu mau menemaniku makan siang? Aku akan sangat senang jika kamu mau." kata Bara melirik jam yang melingkar ditangan kirinya.

Aku kaget dengan apa yang baru saja Bara ucapkan.

"Eghh. Apa? ... Iya iya. Aku mau." balasku kikuk langsung menetralkan ekspresi kagetku.

"Baiklah. Ayo jalan Bu." kata Bara seraya berdiri dari kursinya.

"Baiklah." balasku tersenyum dan keluar mendahuluinya.

Garis Hidup KaylaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang