Masih Kurang...

2.7K 162 4
                                    

Author POV

Dirumah sakit Cleo terbaring dengan perban di seluruh wajahnya. Dan ada Devan di sampingnya.

"Dev. Sasya mana? " tanya Cleo.

"Sasya ada di ruang sebelah. Kamu istirahat saja." balas Devan.

Cleo mencoba menggerakan kakinya untuk turun dari atas brankar tetapi..

"Dev. Kaki aku kenapa Devan..  Kaki aku kenapaaa" teriak Cleo memukul mukul kakinya yang tak bergerak sama sekali.

"Devaaann. Hikksss. Ahhaaaaahh. Aku kenapa Devv.." tangis Cleo memukul Devan yang duduk di sampingnya.

"Kamu tenang dulu Cle, kamu.... Kamu.." jawaban Devan terpotong.

"Aku kenapa Devannn"  tangis Cleo meledak.

"Kamu......, lumpuh." jawab Devan dengan nada menurun.

"Apah!?. Nggak.. Nggak mungkin Dev.. Ini nggak mung..kin." Cleo yang shock terbaring lemas dan pingsan.

Di luar ruang rawat Cleo, Kayla terseyum puas.

"Cleo,, Cleo. Ini belum seberapa sama rasa sakit hati Mama dan Kita bertiga." Kayla tertawa senang dan berjalan ke sebelah ruang rawat Cleo. Itu ruang rawat Sasya.

Didalam ruangan itu, Sasya terbaring lemas.

"Seperti nya dia belum siuman.. Tidur dan bermimpi lah yang indah Sasya.. Ada kejutan istimewa di saat kamu bangun Kak.. Hahah. Kejutan super duperrr indahhh.." Kayla berkacak pinggang di depan ruang rawat Sasya.

Kayla POV

Drrrrrrrrrrrttt.... Drrrrrrrttt..... Ghea menelfonku. Aku berjalan meninggalkan ruangan itu dan keluar ke parkiran..

"Hallo Ghe?"

"Kamu dimana Kay?"

"Aku di rumah sakit.. Habis ngontrol perkembangan Mak Lampir sama Anaknya Si Kunti."

"Jadi kamu sudah tau yang terjadi sama Tante Cleo dan Sasya?"

"Iya dong. Nggak ada informasi mereka yang nggak aku tau."

"Kay.. Jangan bilang ini kerjaan kamu.. "

"Tuh tau. Biar mereka rasain gimana dan seperti apa rasa sakit itu. Masih kurang Ghe. Ada banyak lagi yang akan gue lakukan. Udah. Gue ada urusan sebentar. Nanti gue telfon lagi yah. Bye.."

Aku mengakhiri panggilan dan masuk ke mobil untuk rencana selanjutnya.

"Hari ini banyak jadwal pembalasan dendam. Next, saatnya sebarin video tadi."

Aku melajukan mobilku. Meninggalkan daerah parkiran rumah sakit.

Aku mengangkat ponsel dan menghubungi Dessy. Orang suruhan ku.

"Sudah saya kirimkan video itu lewat WhatsApp. Kerjakan dan jangan sampai ada yang tau itu berkaitan dengan saya.. Saya juga sudah transfer ke rekening kamu.".

"Satu serangan lagi" aku melajukan mobilku dengan penuh kegembiraan kembali ke kantor.

Saat memasuki lobby, resepsionis menyapaku.

"Selamat pagi Bu. Ini ada kiriman bunga." sapa resepsionis wanita itu.

"Dari siapa sih?" aku bertanya sendiri.

"Ohh. Terimakasih." aku tersenyum dan mengambil buket bunga mawar merah itu.

Aku berjalan lagi ke ruangan ku. Aku masih bingung dengan karangan bunga ini. Dan ternyata ada tanda pengiriman disitu.

Garis Hidup KaylaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang