Pembalasan 2

4K 175 4
                                    

Kayla POV

Kayla masih tersenyum dengan berhasilnya rencana terhadap Sasya kemarin. Tapi tiba tiba dia teringat akan putranya di rumah sakit.

Dia mengangkat telfon dan menghubungi Felicya.
"Fel, saya akan ke rumah sakit. Jika ada jadwal penting. Hubungi saya.. Dan tolong kamu hubungi orang kepercayaan Ayah untuk menyelidiki tentang keluarga Devan Fernandez. Kalau sudah ada berita, kamu hubungi saya dan kita bertemu kembali di ruangan saya." titah Kayla kepada Felicya.

"Baik Bu."

Aku dalam perjalan ke rumah sakit dengan mobilku. Tak selang beberapa menit. Aku memasuki halaman rumah sakit. Setelah memarkirkan mobilku, aku melangkahkan kaki memasuki rumah sakit dan berjalan ke ruang rawat Kevin. Ternyata sudah ada Maureen di dalam sedang bercanda dengan Kevin.

"Hey Reen. Udah lama?" tanyaku saat Maureen berbalik ke arahku.

"Nggak juga sih Key. Gue tadi kebetulan lewat daerah sini, jadi mutusin buat mampir jenguk Kevin." balas Maureen tersenyum.

"Ohh. Makasih yah. Kevin? Kenapa mukanya gitu?" tanyaku ke Kevin yang wajahnya datar tanpa ekspresi.

"Bundaaa. Kevin bosan disini terus. Kevin pengen pulang Bundaa." kata Kevin dengan wajah murungnya.

"Iya, nanti Bunda tanya yah? Sama dokter, kalo udah bisa pulang, Bunda akan secepatnya membawa pulang Kevin. Sabar yah?" kataku menenangkan Kevin.

"Nggak mau. Kevin mau Ayah yang antarin Kevin Bun.." balas Kevin dengan nada rendah.

Aku terdiam.

"Udahlah Key. Turutin aja." kata Maureen menyenggol lenganku.

"Iya. Nanti Bunda bilang ke Ayah."

Hatiku senang Kevinku tersenyum kembali.

Drrrrrrrttttt..... Drrrrrrrtttttt...
Ponselku berdering.

Ternyata Felicya.

"Halo Fel?"

"....."

"Baik. Saya akan segera kesana."

Felicya memberitahu jadwalku hari ini. Aku harus hadir dalam pemotretan iklan pertama perusahaan dalam kerja sama dengan Hutomo Company.

"Permainan dimulai Sasya Fernandez" aku membatin dan tersenyum.

Author POV

Kayla meminta izin ke Kevin dan Maureen untuk segera ke kantor.

Saat berjalan di koridor Rumah sakit, ada yang menarik lengannya keras.

"Maaf? Anda siapa?" tanya Kayla yang berbalik melihat ke arah perempuan itu.

"Saya Rasty ISTRI Satria Chandrawinata. Saya hanya mau memperingati kamu untuk tidak genit dengan suami Saya jalang!" Ancam Rasty yang tentu saja tidak di terima oleh Kayla.

Plakk

Kayla menampar Rasty.

"Ada maksud apa anda hah!? Suami anda saja yang sering mengejar karna tergila gila dengan saya! Anda harusnya sadar diri! Perbaiki diri anda agar suami anda BETAH!" Sarkas Kayla kepada Rasty yang memegang pipi kirinya

"Kurang ajar kamu yah. Berani menampar saya!! Kamu belum tau sedang berurusan dengan siapa!" ancam Rasty tak terima.

"Anda pikir saya takut? Anda hanyalah istri dari Satria Chandrawinata. Malah, anda yang sebenarnya anda harus berhati hati sedang berurusan dengan Keyla Nadine Zellena Bramasta!" ancam Kayla balik dan Rasty mematung mendengar itu.

Kayla melaju dengan mobilnya ke kantor dengan kecepatan sedang.

Selang beberapa menit, ia tiba dan segera masuk.

"Slamat pagi Bu." sapa beberapa karyawan yang berdiri di depan pintu.

"Iya selamat pagi juga." balas Kayla dan terus melangkah.

Dia tak menemukan Felicya atau orang orang di dalam ruang meeting.

Dia mengangkat ponsel dan segera menghubungi Felicya.

"Kamu dimana Fel? Saya sudah di kantor."

"....."

"Baiklah. Saya kesana."

Kesal karena Felicya tak memberitahunya terlebih dahulu.

Kayla menuju taman dekat kantornya. Disana sudah ada Sasya yang sedang make up.

Dan beberapa orang yang ditugaskan untuk mengurus semua keperluan. Dan juga Pak Bima Hutomo.

"Selamat siang Pak." sapa Kayla.

"Selamat siang Bu Keyla." balas orang itu.

"Sepertinya saya tidak punya banyak waktu. Apa sebaiknya pemotretan dimulai sekarang?" tanya Kayla.

"Semua terserah Ibu saja. Saya menuruti." balas pria paruhbaya itu.

"Fell. Siapkan semuanya. Modelnya harus segera siap."
Perintah Kayla pada sang sekretaris.

Pemotretan berlangsung..

"1, 2, 3. Action....." aba aba dari sutradara.

"Cream White Beauty adalah Cream pemutih wajah yang berfungsi untuk, menghaluskan, mencerahkan dan mengencangkan kulit cream ini terbuat dari bahan herbal.." Kalimat Sasya terpotong dengan Suara Kayla.

"Ulangi. Kamu tidak konsentrasi. Sebenarnya apa yang sedang kamu pikirkan?! Saya minta lebih berkonsentrasi." ketus Kayla.

"Kurang ajar nih orang. Dia pikir gue ini model abal abal?? Iiihhh." Maki Sasya dalam hatinya.

"I... Iya. Maaf" balas Sasya dengan nada kesal.

"Pak Herman. Ulangi." perintah Kayla.

"Yokk. Siap Siap.. One, two, three. And camera........ Action.."

"Cream White Beauty adalah cream pemutih wajah, yang berfungsi untuk..." dan lagi. Kalimat Sasya terpotong.

"Cutt.. Saya sudah bilang. Konsentrasi!! Ekspresi wajah kamu seperti orang tegang dan gaya bicara kamu seperti orang yang sedang berpidato! Jangan kamu pikir saya tidak tau tentang dunia modelling. ! Kalau begini terus bisa bisa produk kita tidak laris. Ini proyek besar. Jadi saya minta. Ulangi sampai bisa. Kalau tidak saya akan menghubungi saudara kamu Karin Fernandez untuk mengganti kamu.." Kata Kayla tak mengindahkan Perasaan Sasya. Dengan wajah angkuh dan nada sinis juga meremehkan, itu membuat Sasya semakin naik darah.

Satria POV

Aku menuruni satu persatu anak tangga. Rasty. Dimana dia?

"Biiii. Bi Ijah.." aku memanggil Bi Ijah pembantu di rumahku.

"Iya Pak? Ada apa?" tanya Bi Ijah.

"Dimana Rasty?" tanyaku langsung.

"Anu Pak. Bu Rasty tadi pergi. Katanya ke rumah sakit. Kalo non Silfi, sudah berangkat ke sekolah." jelas Bi Ijah.

"Baiklah. Terimakasih Bi." kataku dan Bi Ijah kembali ke dapur.

"Rasty? Ke rumah sakit? Apa yang dia lakukan disana?? Jangan jangan.. Kevin.. Tidak!!" Aku berlari ke kamar untuk mengambil kunci mobil dan ke garasi untuk segera ke rumah sakit

Kayla POV

Selesai dengan pemotretan tadi, aku sangat senang mempermalukan Sasya di depan banyak orang. Bahkan atasannya Pak Hutomo akan menurunkan gajinya . Ahahah aku sangat bahagia.

Kembali ke rumah sakit. Aku tak pergi ke ruang rawat Kevin. Tapi ruangan dokter yang merawatnya.

"Selamat siang Dok." sapaku setelah memasuki ruangan tersebut.

"Selamat siang Bu. Apa ada yang bisa saya bantu?" tanya dokter Paruhbaya itu.

"Begini Dok. Saya mau menanyakan apakah Kevin sudah bisa pulang ke rumah?"

"Sudah Bu. Hanya saja Kevin harus banyak istirahat." balas Sang dokter membuat Kayla terseyum

Garis Hidup KaylaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang