Part 15

5.3K 213 0
                                    

Author POV

Setelah accident itu, dua bulan lamanya kehidupan Satria dan Kayla, bagaikan orang bisu. Tidak pernah berbicara lebih dari tiga patah kata. Hanya seperlunya saja.
Hari ini, Kayla sedang sarapan tapi kondisi tubuhnya seperti kurang fit. Ada apa yah??

Kayla POV

Aku merasa hari ini kurang enak badan, dan memutuskan untuk delivery saja.
Saat aku akan duduk untuk sarapan, yang tentunya tanpa Satria, aku merasa pusing dan ingin mual. Segera aku berlari ke westafel dan memuntahkan semua isi perutku.

Hueeekkk huekkkk hueekkk...

Dengan sekuat tenaga, aku menopang tubuhku agar tetap berdiri. Dan hanya cairan bening yang aku muntahkan.

Huekkkk hueeekkk hueekkk...
Aku menahan agar tidak lagi mual, aku ingin sekali makan rujak buatan Mbak Lastri dikantin sekolahku dulu.. Tapi? Bagaimana?? Aku terus berfikir dan pikiranku melayang ke Ghea. Aku mengotak atik HP ku mencari kontak Ghea dan menghubunginya.

"Ghe? Tolongin dong"

"....."

"Emm itu. Beliin rujak buatannya Mbak Lastri yah. Pleasee"

"....."

"Ngidam? Gila lho. Udah buru. Gue tunggu yah?"

Aku segera memutuskan sambungan dan kembali ke meja makan tak peduli apa balasan Ghea. Yah diantara kami bertiga, hanya Ghea dan aku yang dijakarta. Arin? Dia sekarang menjadi Polwan cantik di Semarang.
Saat hendak duduk. Aku melihat Satria yang sedang menggulung lengan kemejanya turun dari lantai dua. Seketika aku merasa ingin mual dan berlari ke wastafel dan kembali muntah. Rasanya mataku akan segera keluar dari tempatnya. Satria berlari dan memijit pundakku. Aneh. Biasanya saat dia akan menyentuhku aku akan sangat marah dan mengatakan dont touch me, bahkan mengancamnya. Tapi kali ini tidak. Aku merasa nyaman dengan pijatannya.

"Kamu kenapa?" tanyanya agak khawatir.

"Gak. Lepasin!" aku membentaknya dan berusaha menghempas tangannya.

"Saya dengar dari tadi kamu mual. Kenapa memangnya?" tanyanya penasaran.

"Gak ada! Udah sana. Ngantor. Ngapain masih disini?" kesalku ke dia.

"Hm" kembali dengan sikap dinginnya dan berlalu kembali ke kamarnya mungkin.
Masa bodoh.

Aku kehilangan selera makanku dan memutuskan duduk menonton TV.
Aku lihat Satria berlalu dengan tas kerjanya.

"Saya pergi dulu" pamitnya.

"Hm" aneh. Aku sekarang sepertinya ingin menggantikan posisi dinginnya.

Saat Satria pergi, beberapa menit kemudian Ghea sampai.

"Aduhh Ghe.. Udah lama nggak ketemu. BTW makasih rujaknya. Laperr deh" kataku nyengir dan memeluknya.

"Iya iya.. Laki lho mana?" tanya Ghea melepas pelukan kami.

"Oh. Biasalah. Ngantor dianya." balasku acuh.

"Oh. Bisa blanja tiap hari dong lho. Laki rajin bangat kerjanya. Banyak uang dong." canda Ghea.

"Gak hobby gue. Gue hobinya cuman nonton film action. Doang" jelasku mengunyah mangga.

"Wow. Sejak kapan? Gak biasanya Kay. Lho sakit?" heran Ghea menempelkan tangannya di jidatku.

"Ehhh. Apa sih. Aneh juga. Sejak seminggu lalu, Si Satria bawa tuh yah DVD film action. Gue rampas, trus gue putar deh dilaptop gue. Gak tau kenapa." jawabku acuh. Dan menghempas tangan Ghea dari jidatku.

Garis Hidup KaylaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang