13. Kutahu isi Hatimu

3.2K 196 0
                                    

"Perjalanan hidup yang Indah bagiku ialah ketika kita mampu berbagi, bukan menikmatinya sendiri."

🌺🌺🌺

Tiiiiiint .... Aaaaaa .... Brak!!!

Sebuah minibus yang tiba-tiba memotong perjalanan, menabrakku dari arah samping, aku yang kelebihan beban bawaan juga tak memperhatikan lagi keadaan dipersimpangan  jalan. Suasana di jalan menjadi gaduh, banyak yang berlarian menghambur menghampiriku.

Sebagian lain ada yang membantu mengangkat sepeda motorku, ada juga yang membantu mengangkat kue-kue yang harus kuantar. Dan aku ... mencoba berdiri dibantu oleh seorang ibu paruh baya yang kebetulan berada di sekitarku saat terjatuh tadi.

Tapi sayang rasa nyeri akibat terjatuh tadi, membuatku kesulitan dalam berdiri.

Akhirnya setelah dibantu oleh beberapa ibu-ibu, aku bisa menepi dan duduk di trotoar jalan. Tampak seorang lelaki menghampiri, ternyata ia adalah pengendara yang tadi menabrakku.

"Mba apakah anda baik-baik saja? Maaf saya tadi tak fokus mengendarai mobil saya, terburu-buru karena isteri saya mau melahirkan. Itu istri saya masih di dalam mobil."

"Saya tak apa-apa, hanya luka sedikit dan nyeri di kaki. Silahkan lanjutkan saja, Mas. Kasihan istrinya!"

"Tapi saya lihat Mba nya agak kesulitan saat berjalan tadi. Begini saja, segala kerugian barang bawaan Mba akan saya ganti. Motor Mba kerusakannya akan saya perintahkan pegawai saya kesini untuk membawanya ke bengkel. Dan ini ... semoga uang ini bisa untuk mengganti semuanya termasuk Mba berobat."

"Tak usah Mas, insya allah saya baik-baik sa ... ja"

Seketika pandanganku mengabur, semakin lama semakin gelap. Sebelum kesadaranku benar-benar hilang sepenuhnya, aku masih mendengar riuh disekitarku. Setelah itu aku tak ingat apapun.

"Hei lihat! Itu kayaknya dari perutnya ada bercak darah."

"Eh, bener ini darah ... Ayo pak tolong angkat ke mobil saya biar saya bawa ke Rumah sakit. Sekalian saya juga mau bawa istri saya yang akan melahirkan!"

"Tunggu, ini Mba nya ada kartu identitas ga ya? Coba cari! Biar tahu alamatnya, jadi bisa mengabari keluarganya"  ucap orang tadi dengan lantang.

"Ini pak, di box kue yang Mba nya bawa ada cap stempel juga ada nomer yang bisa dihubungi."

🍁🍁🍁

POV Rani

Kriiiiiiiiiiiing .... Kriiiiiiing ...

Sudah empat kali kudengar bunyi dering ponsel di sekitarku, aku tak asing rasanya dengan
suara deringnya.

Kucari ke arah asal suara, semakin lama semakin dekat. Yes ketemu, ternyata benar dugaanku. Suara itu berasal dari ponsel yang kuberikan pada Inayah kemarin, tertera nomer provider yang asing karena tak ada namanya. Mungkin Inayah terburu-buru jadi ponselnya tertinggal. Apa aku angkat saja ya? Takutnya penting ...

"Halo ... Assalamualaikum"

'Waalaikumsalam, maaf bu mengganggu. Apa ini dengan ibu Inayah?"

Halal Kah? (Tamat) Poligami SeriesTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang