"Jujur saja ku tak mampu ... Hilangkan wajahmu di hatiku, meski malam mengganggu, hilangkan senyummu, Di mataku
Kusadari ... Aku cinta padamu."🍁🍁🍁
Satu jam kemudian Mba Rani datang bersama Habibi juga Amira. Setelah berbincang sebentar, Habibi pamit mau ke rumah Rian. Bersamaan dengan itu datang tamu-tamu kecil ke rumahku, mereka adalah teman sekolah Hafidz. Anak-anak itu hendak belajar bersama mengerjakan tugas sekolah.
Setelah menyediakan kudapan dan minuman ringan untuk menemani belajar Hafidz beserta teman-temannya, kuajak mba Rani ke dapurku, untuk menyiapkan bahan dan peralatan untuk membuat kue lapis pesanan Bu Jihan.
Kulihat Mba Rani begitu teliti saat menyimak caraku membuatnya, sesekali kuperintahkan ia untuk belajar mengadon bahan-bahan kue sampai layak dan siap untuk proses pemanggangan.
Butuh waktu satu jam untuk sekali pemanggangan, dalam sekali proses kapasitas hanya untuk dua loyang. Jadi butuh dua jam lagi untuk proses selanjutnya, selagi menunggu kuenya matang. Aku dan mba Rani mengobrol membahas apa saja, kami terlalu asik dalam bercakap. Aku rasa ... mba Rani adalah sosok yang menyenangkan dalam diajak berbicara.
Banyak hal yang kami bicarakan, bertukar fikiran juga tak luput dari becandaan disetiap kesempatannya. Hingga pada akhirnya, entah apa yang kami bicarakan diawalnya, percakapanku dengannya tiba-tiba membahas tentang pernikahan poligami.
"Mba Inayah ..."
"Iya, Mba. Ada apa?"
"Saya mau tanya dong, boleh ga?"
"Tanyakan saja mba! Jangan susah-susah ya, nanti saya ga lulus kalau ga bisa jawab. Hihihi ..."
"Haha bisa saja kamu mba, ga susah koq tenang aja . Paling agak sulit sedikit."
Aku dan mba Rani tertawa sejenak, lalu ia melanjutkan pertanyaannya.
"Mba Inayah saya mau sharing aja, siapa tahu bisa jadi ilmu tambahan dari mba untuk saya. Saya mau tanya perihal Poligami.
Saya mau tahu sudut pandang mba Inayah bagaimana tentang poligami? Tolong sertakan alasannya!""Waduuh pertanyaan yang sulit."
"Dijawab asal saja, mba! Saya cuma pengen tahu aja dengan pendapat Mba Inayah."
"Mmm ... apa ya? Gini mba, poligami itu kan syariat, perintah langsung dari Allah SWT kepada hambanya. Lelaki boleh menikahi wanita satu, dua, tiga bahkan empat. Tapi itu bukanlah kewajiban. Karena ayat itu dikhususkan bagi lelaki yang sanggup berbuat adil kepada istri-istrinya, jika merasa tak bisa adil maka nikahi wanita cukup satu saja."
"Jawaban yg masuk akal, oiya menurut mba Inayah kenapa sih poligami itu dibolehkan?"
"Karena jumlah wanita lebih banyak dari jumlah lelaki. Bahkan naudzubillah katanya penghuni neraka itu mayoritas terbanyak adalah wanita, kurangnya ilmu bimbingan, amal sholeh dll.
Lelaki itu kan ladangnya pahala bagi istri, maka meski istrinya melebihi dari satu, tapi tetap akan menjadi sempurnanya ibadah seorang wanita. Meskipun hanya sekedar berbakti padanya."Mba Rani begitu menyimak, aku melanjutkan jawabanku.
"Itu harfiah dari aspek saya ya, mba Rani ... karena ilmu pengetahuan saya sangat minim, dulu ketika almarhum suami saya masih ada, beliau yang selalu membimbing saya, mengarahkan saya mana yang baik dan juga buruk. Ngomong-ngomong ada apa mba, tumben bertanya tentang poligami? Apakah ...? Oh maaf saya ga mau suudzon"
KAMU SEDANG MEMBACA
Halal Kah? (Tamat) Poligami Series
Romance~PROLOG~ Seiring intensnya cinta yang bersemi diantara kami, waktu akhirnya menyatukanku dalam ikatan yang lebih mendalam dengannya setelah terucap kata "Sah" dari saksi di sekeliling kami. Perjalanan kisah yang terjalin tak semulus rajutan asa yang...