19. Kehidupan yang baru

4.8K 190 1
                                    

"Cinta yang sudah kuperjuangkan
NamaMu yang selalu kusebut dalam doaku ... serta hati yang selama ini kujaga hanya untukmu
Kini telah kau miliki, akan kuyakini bahwa kehadiranmu sudah ditakdirkan untuk membawaku hingga ke Syurga ...."

🌺🌺🌺

Hari demi hari yang kulalui bersama Bang Habibi sangat indah, sesuai seperti impianku selama ini.

Ternyata Bang Habibi adalah sosok suami yang bertanggung jawab, penyabar dan penuh kelembutan. Tapi entah mengapa seakan ia tak pernah lelah untuk meminta haknya sebagai suami, akupun tak kuasa menolak. Perlakuannya sangat membuatku melayang, aku merasa beruntung. Karena apa yang kualami saat ini tak pernah kudapatkan sebelumnya saat masih bersama Almarhum suamiku dulu.

Hidupku berasa berbeda, ia juga memperlakukanku dengan sangat lembut. Seakan aku ini adalah sesuatu yang rentan dan mudah pecah, ia akan selalu menjaga dengan penuh hati-hati.

Siang ini, ketika aku tengah menunggu kue kesukaannya matang yaitu Brownies coklat. Bang Habibi datang langsung memelukku dari belakang, ia menarikku untuk mengikutinya ke kamar. Tentu aku faham dengan maksudnya, kukecilkan api di kompor. Dan segera ku ikuti perintahnya ....

Aku melaksanakan kewajibanku sebagai istri, kapanpun suamiku meminta haknya, maka aku harus siap.

Tapi biar bagaimanapun Bang Habibi adalah suami yang sangat adil, ternyata baru kuketahui ketika bersama Mba Rani pun ia begitu. Aku tahu karena Mba Rani menceritakannya padaku, semenjak menikahiku Bang Habibi begitu berbeda dari biasanya. Kaya ada manis-manisnya ....

Oiya masalah pembagian waktu ternyata saran dariku dan Mba Rani tidak disetujui oleh Bang Habibi, ia punya cara tersendiri untuk mengatur waktu bagi istri-istrinya.

****
Flashback On

Dua hari setelah pernikahanku kini jadwal ia kembali ke rumahnya bersama Mba Rani.
Sore hari sebelum Bang Habibi pulang, Mba Rani datang bersama Hafidz dan Hafidza, tentunya besama Amira juga. Amira sudah mulai terbiasa memanggilku dengan sebutan Bunda ....

Hari itu di rumahku masih banyak kerabat yang bantu bersihkan bekas dekorasi acara kemarin, Ibuku yang menyambut kedatangan Mba Rani juga anak-anakku.

Memang sudah jadi kesepakatan bersama atas permintaan anak-anak, jika waktunya berkunjung Bang Habibi ke rumahku. Maka anakku akan menginap di rumah Mba Rani, begitu pun sebaliknya ketika waktunya Bang Habibi bersama Mba Rani, Amira akan menginap di rumahku. Kulihat Amira makin dekat dengan Hafidza, bahkan mereka sudah saling memanggil Kak, Dek ....

Bang Habibi memanggil Mba Rani untuk masuk ke kamarku, sudah saatnya kami membahas masalah pembagian waktu.

"Istri-istriku yang soleha, sini kita musyawarahkan! Bagaimana pendapat kalian tentang pembagian waktu. Saran kalian baiknya bagaimana?"

"Bagaimana kalau tiga hari bersamaku, lalu tiga hari bersama Inayah. Dan hari minggu adalah milik kita bersama, abang tidur bersama anak-anak di hari minggu" sahut Mba Rani

"Saran yang bagus, Dek. Kalau saran kamu bagaimana, Yank?"

"Mmm ... bagaimana kalau tiap dua hari sekali abang pulang ke rumahku, lalu dua hari berikutnya bersama mba Rani. Masalah bersama anak-anak, kita habiskan waktu di hari minggu bersama" ujarku.

Halal Kah? (Tamat) Poligami SeriesTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang