3. Kesepian

1.4K 94 1
                                    

"Kesunyian memang tempat yang asik untuk berkhayal,"
_________

Setelah melihat Al pergi, Lisa masuk kedalam rumahnya yang gelap, sunyi, seperti tidak ada kehidupan di dalamnya. Suasana seperti itu sudah tidak asing lagi bagi dirinya.

"Eh non Lisa, kok baru pulang? "

" Iya Bi, tadi hujan jadi neduh dulu," jawab Lisa sembari mencium tangan Bi Suti.

Bagi Lisa, Bi Suti seperti pengganti orang tuanya. Karna dari sejak ia umur 10 tahun Bi Suti lah yang merawat nya. Orang tuanya sibuk dengan pekerjaan yang tidak ada habisnya itu.

"Makan non, Bibi sudah siapkan makan malam di meja makan, "

" Iya Bi, Lisa ganti baju dulu, "

Setelah ganti baju, Lisa kembali ke ruang makan dan memakan makanan yang sudah disiapkan Bi Suti.

Ketika sedang menikmati makanan nya, Sarah, mama Lisa pulang.

" Tumben mah pulang jam segini, "

Ya, Sarah biasanya pulang ketika Lisa sudah berada di alam mimpinya.

" Pekerjaan mamah sudah selesai sayang, "

" Tapi besok ada lagi kan? "

" Mamah memang harus terus bekerja Lisa, " Jawab Sarah dengan sabar.

" Emangnya mamah butuh uang berapa banyak lagi? "

Mendengar perkataan anaknya, Sarah terdiam tidak menjawab pertanyaan anaknya itu.

" Yaudah urusin pekerjaan mamah aja yang menghasilkan uang itu, Lisa udah diurusin kok sama Bi Suti, " jawab Lisa menghentikan makannya lalu pergi ke kamarnya.

" Lisa..., " suara Sarah begitu sendu, ia tak sanggup menahan air matanya. Disatu sisi ia ingin sekali mengurus anak semata wayangnya itu, tapi disisi lain ia tidak bisa meninggalkan pekerjaannya yang sudah ia rintis sejak masa mudanya.

Lisa mengambil sebuah buku diary berwarna hitam yang ia gunakan untuk menulis puisi - puisi yang mewakili perasaan nya. Warna hitam memang warna kesukaan nya, entah karna apa ia suka dengan warna gelap itu, padahal ia takut dengan kegelapan, mungkin karna kehidupan nya yang kelam, sunyi, dan sepi ia jadi suka dengan warna itu, entahlah.

 Warna hitam memang warna kesukaan nya, entah karna apa ia suka dengan warna gelap itu, padahal ia takut dengan kegelapan, mungkin karna kehidupan nya yang kelam, sunyi, dan sepi ia jadi suka dengan warna itu, entahlah

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Sembari melihat bulan purnama yang terpampang jelas di balik jendela kamar nya Lisa mulai menulis.

Hay bulan purnama,
Apakah aku boleh menjadi temanmu?
Atau sekedar berkenalan denganmu?
Aku sendiri
Sedangkan kau tidak
Kau punya bintang yang selalu menemani
Aku ingin berteman dengan mu
Agar aku juga berteman dengan bintang
Agar aku tidak kesepian lagi di masa yang akan datang.

RASA [SELESAI] Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang