"Makanya jadi orang jangan sok!"ucap Lisa menertawakan Al. Lalu menghampirinya.
"Nek, nenek gapapa ka? " tanya Al pada nenek yang baru saja ia tabrak. Tanpa mempedulikan kehadiran Lisa.
" Gapapa Den, "
" Maaf ya Nek saya gak sengaja," ucapnya lagi sambil membantu membereskan barang dagangan nek Inem.
"Iya Den gapapa, "
" Loh Nek cowo es batu kaya dia harusnya jangan dimaafin Nek, " ucap Lisa kesal.
" Lo apaansi, ikut campur urusan orang, " Jawab Al tak terima.
" Ye elo tuh yang apaan naik motor kebut-kebutan emang ini jalan punya nenek moyang lo," ucap Lisa tambah kesal.
"Sudah - sudah kalian ini pacaran tapi kok berantem, " ucap Nek Inem dengan entengnya.
Sontak Al dan Lisa membelalakan matanya tidak percaya mendengar ucapan Nek Inem.
" Dia bukan pacar saya Nek!" ucap Al dan Lisa kompak.
"Tapi kalian cocok jadi suami istri, " ucap Nek Inem jujur.
" Amit - amit saya pacaran sama es batu kaya dia, lebih baik jomblo seumur hidup daripada harus pacaran sama es batu! " ucapnya Lisa sambil mengetok-ngetokan tangannya ke gerobak Nek Inem lalu ke keningnya bolak-balik.
" Eh cewe cerewet, lu aja amit-amit apalagi gue, gak sudi! " ucap Al lebih menyayat hati.
" yasudah nenek doakan kalian berjodoh, " ucap Nek Inem lalu meninggalkan mereka berdua dengan kecanggungan yang teramat besar.
Suasana menjadi sangat canggung.
Tiba-tiba...
" Awas! " teriak Al sembari menarik tangan Lisa.
Ada sebuah sepeda motor yang melaju cepat dari belakang Lisa. Spontan Al menarik tangan nya dan kini Lisa berada di dekapan Al.
Deg,,
Jantung Lisa seakan berdetak lebih cepat dari biasanya.
Kali ini aAl menolongnya lagi
Tuhan apakah dia memang ditakdirkan untuk selalu menolongku? Entahlah
Mereka bertatap muka sangat dekat, sampai - sampai detak jantung al terdengar.
Sedekat apa mereka? Pikirkan sendiri.
"Cewe modus! " ucap Al melepas Lisa dari dekapannya.
" Lah elo tuh cowo modus pake peluk-peluk segala, "
" Ngarep lo! "
" Ngarep apa? " tanya Lisa tak mengerti.
" Ngarep gue peluk!"
"Idih amit-amit gua dipeluk sama es batu kaya lo, " ucap Lisa sembari menggendikan bahunya.
" Tadi ngapain lama banget natap guenya, "
" Ya... Ya elo gak ngelepasin gue," ucap Lisa gelagapan.
"Alesan," jawab Al lalu pergi dengan motor ninjanya.
" Ishhhh dasar cowo nyebelin," Lisa mengepalkan tangannya, terlalu kesal dengan cowo itu.
*****
Keesokan paginya di sma 102, seluruh siswa - siswi sma 102 berkumpul di lapangan. Siswa/siswi yang menyalonkan dirinya bersiap untuk saling bersaing merebut gelar sebagai ketua osis. Elisa yang tadinya tidak ingin menyalonkan dirinya dipaksa oleh Papa nya. Ya Papa Lisa tahu anaknya punya otak yang cerdas, tak diragukan lagi Elisa siswi yang sangat pintar.
Begitu pun dengan El, ia memang dari awal ingin menjadi ketua osis di sma itu, dan sekarang inilah kesempatannya.
Setelah selesai melakukan pengetesan. Yang terpilih untuk masuk tahap voting adalah Al, Vino, Elisa dan Bianca.
"Nanti setelah pulang sekolah, 4 calon ketua osis berkumpul di ruang osis," ucap Pak Bahri pembina osis di sma 102, lewat pengeras suara.
"Eh Sa, selamat ya lo masuk tahap voting, gue bakalan milih lo kok, " ucap Naya pada Lisa.
" Iya Nay, makasih ya, "
Bel pulang sekolah berbunyi, Al, Vino, Lisa dan Bianca langsung menuju ke ruang osis untuk membahas soal coblos-mencoblos(voting) bersama dengan para osis angkatan sebelum mereka.
Jam menunjukan pukul lima sore, rapat osis sudah selesai.
" Minggir-minggir," rusuh Bianca menyenggol kasar lengan Lisa.
"Biasa aja kek, alay banget, "
" Eh lo ngomong apa barusan? "
" Alay! Lo alay!" ucap Lisa penuh penekanan.
"Elo tuh cewe murahan! "
What the hell! Lisa dikatakan murahan apa alesannya?
"Elo kan yang ngedeketin Al supaya dia nolongin lo terus pake peluk-peluk segala lagi,"
" Eh kalo lu gatau kejadiannya gausah sok tau!"
"Mata gue saksinya! "
" Ohh jadi diem - diem lu ngintilin gue ya kemarin? " tanya Lisa menyelidik.
" siapa yang nginti.. " ucap Bianca terputus.
" Udah lah gue mau pulang, bye," ucap Lisa yang membuat Bianca jengkel.
Bughh,,
"Awww, " rintih Lisa ketika kakinya disandung oleh kaki Bianca.
" Udah ya gue duluan, bye, "
" Ishshshshsh, " geram Lisa.
Saat ingin bangun, ada tangan yang sepertinya ingin menolong Lisa.
Al
Ya lagi-lagi Al.
Ternyata dari tadi Al tidak sengaja mendengar percakapan mereka.
Lisa tidak menerima tangan Al, ia bangun sendiri dengan wajah kesalnya.
" Lo ngapain masih disini," ucap Lisa kesal.
"Emangnya ini sekolah punya nenek moyang lo!"
"Lo denger tadi? "
" denger , "ucap Al meninggalkan Lisa.
"Lo denger apa aja?"
"Kepo, "
" Woy gue serius, "
" Gausah serius - serius ntar baper, "
Lisa melongo tak percaya Al akan mengatakan hal seperti itu, tapi yasudah lah ia tidak terlalu peduli.
Pak Iman sudah menunggu Lisa di depan gerbang sedari tadi, ia jadi tak enak hati. Ia lupa mengabari Pa Iman bahwa ia ada rapat osis hari ini.
" Eh Pak, maaf ya saya lama tadi ada rapat osis,"
"Tidak apa-apa neng,"
"Yaudah yuk pak,"
Saat ingin membuka pintu mobil, Al lewat dengan motor ninjanya. Dengan helm dikepalanya.
Mereka saling tatap mata dari jarak yang lumayan dekat.
Cantik
Jangan lupa vote & commentnya semua! ❣️
Semangat kan aku! Hehe❣️
![](https://img.wattpad.com/cover/187577545-288-k581857.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
RASA [SELESAI]
Novela JuvenilSeperti sangkuriang yang jatuh cinta kepada seorang wanita, yang padahal wanita itu adalah ibundanya Seperti putri duyung yang mencintai manusia, meskipun mustahil tuk bersama Dan Seperti bella yang mengagumi sosok pangeran istana, meskipun ia buruk...