"Ku kira Ketika bertemu Senja kembali, ia akan terlihat seindah pelangi, namun keindahan itu, kini tiada lagi"
- Elisa
______________
Seminggu berlalu.
Dan dalam seminggu itu juga, El tidak sedikitpun menemukan sosok Al, padahal setiap selesai syuting, Vino selalu mengajaknya Mengelilingi negara itu.
"Bodoh El, " ucap El menepuk jidatnya sendiri.
" Kenapa? " tanya Vino.
"Kenapa kita gak ke kampusnya Al aja,"
"Emang lo tau? "
" Enggak sih, tapi coba gua tanya Rey, dia kan temennya. "
" Gatau El, Al gak cerita - cerita soal kampusnya, " ucap Rey ketika El bertanya padanya lewat telfon.
" Huft, " El tertunduk lesuh.
" Nyerah?"
"Hah?
"Masih mau lanjut? "
" Masihlah, "
hari ke-14, hari terakhir syuting di negara asing itu. Namun dalam 14 hari itu pula, El belum kunjung bertemu dengan sosok yang selalu ia nantikan kehadirannya. Padahal setiap selesai syuting, Vino selalu mengajaknya Mengelilingi negara itu.
Sebulan sebelum berangkat ke Amerika, El sudah mengunjungi Bandung, tentunya untuk syuting juga, namun tidak ada yang berkesan di kota itu. Tidak jauh berbeda dengan Jakarta, fikirnya saat itu.
El tidak fokus dalam syuting terakhirnya itu, sudah berkali-kali retake namun tetap belum mendapatkan hasil yang bagus.
"Cut, "
" Huft,,, "
" Istirahat dulu, El yang fokus, ini last scene, jangan membuat jelek, " ucap si sutradara.
Ternyata hari itu, ia tidak enak badan. Pusing keluhannya. Menyesal sekali El syuting dengan perut kosong, ternyata menyusahkan dirinya.
Setelah istirahat..
" Mulai, 1,2,3.. And action.. "
Kepala El pusing bukan main, seakan akan dunia berputar kepadanya, dan benar saja semuanya gelap seketika.
Medical center hospital, sanfransisco.
"Vin,,,,,"
"Iya,,,"
"Gue pingsan? "
"Iya, karna lo gak makan dan gak mau makan, sama diri sendiri aja gak sayang, gimana mau sayang sama orang lain?"
"..... "
" El, kenapa sih? Ini emang syuting terakhir, tapi ini bukan hari terakhir kita nyari Al, kalo emang lo masih terus lanjut, gua akan temenin El, "
" Tapi Vin, 2 minggu udah cukup lama kita di sini, papah pasti nyuruh gue balik ke jakarta, "
" Gue udah minta izin sama om Hendra, buat memperpanjang waktu lo di sini, dan dia ngizinin, asal lo baik-baik aja di sini, "
" Lo gak bilang gue pingsan kan? "
" Gak, "
Huhh,,, bersyukur nya El mempunyai teman seperti Vino, sudah baik, tampan dan ringan tangan seperti ini.

KAMU SEDANG MEMBACA
RASA [SELESAI]
TeenfikceSeperti sangkuriang yang jatuh cinta kepada seorang wanita, yang padahal wanita itu adalah ibundanya Seperti putri duyung yang mencintai manusia, meskipun mustahil tuk bersama Dan Seperti bella yang mengagumi sosok pangeran istana, meskipun ia buruk...