30 - [Tidal Pull]

7.2K 1.1K 190
                                    

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


Stasiun KA Hackescher Markt S-Bahn menjadi pemandangan pertama ketika aku menyibak tirai kelambu jendela. Cahaya matahari menggurita masuk dan membuatku mengernyit seketika. Sepagi ini dan hiruk pikuk dua ratus meter di bawah sana sudah ramai. Aku menghembuskan napas dan mulai memperjernih pikiran karena dilemma akan ke sekolah atau membolos saja karena Alexanderpatz yang hanya dua menit menggunakan kereta. Aku merasa tidak pernah tidur senyaman ini. Entah karena apartemen Richard adalah yang terbaik dalam hal kedap suara, atau justru pelukannya yang membuat tubuhku nyaman begitu saja. Malam kemarin, aku berhasil mengistirahatkan diri setelah satu minggu dibuat insomnia hingga rasanya begitu frustasi karena tidak dapat mengistirahatkan tubuh dan mata.

Aku menyimpan ruang yang hilang saat menoleh ke belakang dan tidak mendapatkan siapapun disamping kiriku, malam lalu, tepat di ranjang itu. Saat aku bangun-yang memang sudah cukup siang, Richard tidak berhasil kudapati dimanapun. Mungkin dia sudah berangkat, profesionalitas yang Richard katakan dapat merenggut waktunya selama dua minggu.

Memang dia kemana? Apa pekerjaannya? Lalu bagaimana dengan sekolahnya? Demi Tuhan, Richard sebentar lagi harus menghadapi ujian masuk universitas atau dia benar-benar tidak membutuhkannya.

Sebuah postnote baru kusadari, tertempel di dekat nampan sarapan nakas. Ini memang bukan yang pertama aku mendapatkan perlakuan seperti ini. Kris, Suho atau Daelano adalah intensitas tersering. Tapi Richard memang berhasil membuatnya berbeda, aku langsung mengulas senyum reflektif.

Jangan lewatkan sarapanmu dan pakai seragam yang sudah kusiapkan, Bianca. Supirmu sudah menunggu di basement saat kau membaca ini.

Siapapun yang dimaksud Richard menjadi supirku, aku harap dia mau sabar untuk sedikit menunggu sebab-sial, aku hanya punya waktu empat puluh menit untuk bersiap. Bathrobe di ranjang dan seragam sekolah di gantungan garment menjadi sasaranku selanjutnya. Bersiap hanya dalam waktu tiga puluh menit hanya mitos untuk seorang perempuan. Tapi aku sudah melakukannya, mandi dengan cepat dan membuat diriku layak untuk berjalan di kawasan apartemen ini. Seseorang yang eksistensinya sudah menjadi pusat perhatian; mungkin sejak ia memarkirkan mobilnya sedikit menyimpang dari aturan, karena ia menungguku dengan gaya angkuhnya di dekat pintu masuk. Aku curiga kenapa petugas keamanan belum membereskannya.

"El?"

"Guten morgen, Princess." Pria itu melirikku dari sudut matanya.

El memutar-mutar kunci mobilnya di depan wajahku. "Aku didaulat untuk mengantarmu, bagaimana?"

Aku tertawa pelan, "Apa aku sudah bisa menyaingi Lady Diana sekarang?"

"Kau mumgkin melebihi. Kusarankan segera naik atau kita akan terlambat, Princess." El membukakan pintu mobil untukku.

Sebelum dia membuat keributan dalam bentuk apapun, karena tendensi beberapa wanita Eropa yang memiliki selera pria berwajah separuh Asia seperti El. Aku mengiyakan El dan bergegas lenyap dari keramaian dekat altar lobi. "El, bisa mampir ke rumahku sebentar? Aku ingin mengambil bukuku."

ANDROMEDA [PCY] ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang