"Kau menerimanya?" seru Cony sembari menatap lurus ke arah Aris, dengan salah satu tangan yang masih sibuk menjenuhkan chamber (1) dengan larutan metanol. Menggerakan gelas kaca itu membentuk angka delapan di atas meja.
"Tentu. Kasus yang menarik. Apalagi aku bosan dengan kasus pengejaran atau kasus orang hilang. Butuh sengatan adrenalin untuk otak," kata Aris sembari menompang dagunya dengan kedua tangannya.
Cony sejenak memandang sahabatnya itu. Dia sebenanya sedang marah. Bagaimana tidak, belum selesai kasus mengejar tuna wisma yang suka merusak rumah kosong dan baru saja menyelesaikan kasus mencari seorang nenek yang menghilang selama dua minggu, mereka malah disodorkan dengan kasus yang tergolong level berat; pembunuhan. Walaupun begitu, Cony tidak bisa mengutarakan kekesalannya. Dia tahu, dia tidak akan menang berdebat dengan Aris Si Worka Holic (2).
"Kau ingin membunuhku secara perlahan, eh?" Cony mendekatkan mukanya tepat di hadapan Aris. Napas memburunya mengenai kulit wajah yang mulus itu, bagaikan seekor banteng sedang menatap sang matador.
Aris balas menatapnya tanpa rasa takut. Manik hitamnya sarat akan rasa optimis, tidak ada kata mundur di dalamnya. Inilah yang membuat Cony tidak pernah menang berdebat dengan Aris. Keputusannya absolute. Kalau tidak dipatuhi, Aris akan melakukan hal gila sendirian. Itu sama saja membiarkan sahabatnya mati konyol. Selain itu, Cony adalah pedang dan perisai Aris, dia harus terus berada di sisinya tanpa mengeluh sedikit pun.
Cony segera menarik diri dan membiarkan dirinya kembali larut dalam pekerjaan. Diam Cony bisa diartikan sebagai persetujuan, sehingga Aris bisa tersenyum atas kemenangannya. Sekali lagi, sang matador berhasil menaklukan bantengnya. Aris merogoh kantong celananya, berhasil mengeluarkan handphone, dan segera menghubungi Eni.
"Eni, di mana sekarang? Aku mau kamu pergi dulu ke tempat sepi. Sepertinya pembicaraan kita akan panjang."
Persahabatan antara Cony dan Aris sudah berjalan empat tahun. Ikatan itu terjalin saat kasus pembunuhan ayah tiri Cony yang sempat menjadi buah bibir media hingga berbulan-bulan lamanya. Cony bisa dibilang adalah anak seorang artis papan atas, membuat dirinya mudah dikenal oleh publik. Cony sudah merasakan kerasnya kehidupan tanpa uang semenjak ayah kandungnya meninggal. Dia harus banting tulang di usia muda demi ibu dan dirinya. Dari lika-liku kehidupan itulah yang mengembangkan sifat Cony yang mandiri, kuat, tetapi tetap rendah hati. Membuatnya menjadi seorang lelaki dewasa yang sudah bisa menjadi pemimpin sebuah keluarga.
Sayangnya percintaan Cony tidak berjalan lancar. Alasan tepatnya disebabkan penampilan ala preman yang dia miliki. Dengan wajah tegas dan badan six pack yang terus dia latih setiap hari, membuat wanita di sekitarnya kadang takut berada di sisinya. Apalagi semenjak putusnya hubungan antara Cony dengan seorang artis yang ternyata mendekati pemuda itu demi sensasi.
Semenjak itu Cony mulai berhati-hati untuk mendekati kaum wanita. Baginya perempuan lebih menakutkan dibandingkan penjahat. Kalau penjahat, dia bisa menghajarnya habis-habisan, bisa menyerangnya tanpa keraguan. Beda dengan wanita, Cony bisa salah tingkah untuk hanya mengerti apa yang mereka mau. Sama halnya dengan sahabatnya satu ini. Sejauh ini Cony memliki dua kelemahan besar; wanita dan Aris.
"Aku sudah mengabari Eni. Dia bilang akan membantu sebisa mungkin. Kalau dia masih kesulitan untuk meminta izin dari rumah sakit, terpaksa aku akan turun tangan." Aris segera mengambil tas ranselnya dan mengeluarkan buku agendanya.
Berbeda dengan Cony, Aris sangatlah mudah untuk menaklukan wanita. Dengan ketampanan yang sudah bisa dilihat dari jarak lima ratus meter, tidak ada wanita yang tidak bisa dia taklukan, membuat Cony kadang iri kepadanya. Aris memiliki karisma yang tinggi, kecerdasaannya juga sudah terbukti, membuat orang-orang dari kasta rendah hingga tinggi segan kepadanya. Walau terkadang dia bisa berbicara secara blak-blakan bila dia sedang bad mood.
KAMU SEDANG MEMBACA
Pharma.con: Silent Sinner ✓
Mystery / Thriller[Pemenang Wattys 2019 Kategori Misteri & Thriller] (TAMAT) Terjadi pembunuhan berantai yang menimpa mahasiswa-mahasiswi di Kota Makassar. Benang merah dari seluruh kasus adalah korban saling mengenal, namun sampai sekarang, belum ada yang berhasil m...