Seketika gue sadar, gue tengah berada di ruangan sempit, duduk di kursi dengan kaki dan tangan diikat, dan mulut di bekam sebuah kain. Tiba tiba ada seseorang yang datang nyamperin gue
"ternyata kau sudah sadar"
"tolong buka kan kain itu"
Kain itu pun dibuka dari mulut gue
"lo siapa? Mau apa? Kenapa lo nyulik gue?"
Orang itu pun hanya tertawa mendengar pertanyaan gue
"kamu tidak tau, bagaimana masa lalu ayahmu"
"maksudmu?"
"ayah mu telah membunuh anak anak saya dan juga istri yang saya cintai"
"ayah saya melakukan itu karena anda melakukan kesalahan"
"kesalahan... Kesalahan... Dulu ayah kamu yang tengah menjalankan misi nya, tiba tiba ayah kamu menembak anak anak saya dan juga istri saya. Dan saya beruntung saya melarikan diri dan selamat. Dan kau tau, kami menjadi seperti ini karena siapa? Karena pemerintah yang tidak berlaku adil kepada kami, bahkan tentara pun malah menghabisi kami. Dimana letak keadilannya hah?"
"karena kalian telah mengedarkan Narkoba, iyaa kan"
"mungkin kau tau hal ini dari si tentara sialan itu kan? Asal kau tau, yang kami lakukan ini, hanya untuk memenuhi kebutuhan kami"
"tapi cara anda salah tuan"
Tiba tiba aja dia beranjak dari duduk nya dan nampar pipi gue keras hingga keluar darah sedikit di ujung bibir gue
"kau tak tau masalah sebenarnya"
"lalu apa yang kau inginkan dari saya?"
"saya hanya ingin, balas dendam kepada si rian sialan itu"
"kau boleh sakiti saya, asal jangan keluarga saya"
"tentu, karena ku tau kau anak yang teramat disayang oleh keluargamu"
Kemudian gue ditampar dan ditonjok hingga gue kesakitan dan juga muka gue lebam"ini belum seberapa" kemudian dia meninggalkan gue sendirian di ruangan butut ini
_______
Keesokan harinya keluarga al berkumpul. Membicarakan tentang Al, namun rian tak ada waktu, rian harus kembali ke markas nya. Dan april, ia hanya menangis karena Al. Ketika sampai di markas, semuanya sedang berkumpul
"izin, maaf letjen misi kali ini yang akan kami lakukan adalah menyelamatkan sandraan di hutan pedalaman papua"
"sandraan?"
"izin, ini fotonya" tomi menyerah kan fotonya kepada rian
Seketika rian terkejut, karena sandraan kali ini adalah anaknya sendiri yaitu al
"Al" tanpa disadar rian mulai menjatuhkan air matanya
"mohon izin letjen, ngomong ngomong apa letjen tau tentang sandraan kali ini"
"yaa, dia adalah anak saya yang kemarin hilang"
Para tentara yang tengah berkumpul pun kaget apa yang telah di ucapkan letjen nya sendiri.
"izin, mohon petunjuk ndan"
"dia anak saya namanya nawalia alvaro biasa dipanggil Al. 2 hari yang lalu dia baru datang dari sekolahnya dia memang tak pernah kesini, karena dia selalu menghabiskan waktunya bersama appa nya. Selamatkan putri ku jangan sampai ada luka sedikit pun"
"siap" jawab seluruh tentara itu
Semuanya tengah bersiap siap untuk keberangkatan kali ini, mulai dari menyiapkan magazine, granat, senjata, dan lain lain. Ketika rangga sedang menyiapkan segalanya, tiba tiba saja rian menghampiri rangga