"pah, Al gimana?" tanya radit. Rian hanya menggeleng
"ya allah... "
"jadi, Al belum ditemukan?" tanya april dengan nada kecewa
"Al sudah di temukan, tapi dia diambil lagi sama teroris"
"ga becus sekali prajuritmu"
"jaga ucapanmu april, seharusnya kita berterimakasih kepada rangga, dia telah melindungi Al anak kita"
"maksud papah?" tanya radit
"3 peluru bersarang di tubuh rangga dan 1 belati menusuk paha rangga. Itu semua ia lakukan untuk melindungi Al, namun sayang ketika belati itu menancap di paha rangga ia mencoba melepaskannya Al tiba tiba dibawa oleh teroris itu dan menembak rangga di bagian pundaknya"
"lalu kemana prajurit yang lainnya?"
"mereka sibuk melumpuhkan musuh, karena awalnya terdeteksi 50 orang, tapi malah bertambah mungkin jumlahnya sampai 250. Sementara tentara kita hanya 6 orang"
"aku tak mau tau, pokoknya Al harus kembali dengan selamat"
"mah......"
"gimana sekarang Al? Apa dia udah makan? Minum? Lalu bagaimana jika terluka?" keluh april
"mah.. Al pasti baik baik saja" - rian
"dengar, kalian tau sendirikan hanya Al yang cucu perempuan satu satunya keluarga saya"
"mah... "
Tiba tiba saja april menangis
"mamah jangan nangis dong" - radit
"gimana mamah ga nangis Al aja belum selamat"
"ayah udah tau mah tentang Al?"
"kalo ayah tau, mungkin papah mu sudah dihajar oleh ayah"
"maafkan papah mah" keluh rian
"ini semua karena masa lalumu rian"
"sudahlah mah, itu sudah lama terjadi"
"tapi dia ingin menbalasnya dengan membunuh Al radit"
"baiklah, radit akan cari besok"
"radit... Mamah ga mau kamu kenapa napa nak"
"radit ga bisa diem aja mah, sementara Al? Al mungkin aja sekarang lagi bertahan hidup. Sementara radit? Radit hanya diam tidak bisa melakukan apa apa"
"tidak bisa nak, ini sudah menjadi tugas AD"
"tapi pah.... "
"papah ngerti nak, kamu khawatir dengan Al tapi papah yakin dia pasti selamat"
"saya pegang ucapanmu rian" lalu april bangkit dari tempat duduknya meninggalkan radit dan rian
Sementara itu,
Al yang tengah berada dihutan belantara masih tetap bertahan walaupun ada beberapa luka di tubuhnya. Ia harus menunggu lagi sampai ada heli yang menyelamatkan nya. Al masih mempunyai senjata, namun amunisi nya tinggal sedikit. Al memang pandai menembak sejak usia 15 tahun, yang waktu itu diajarkan oleh rian.
'yaa allah tolong selamatkan hambamu ini' batin Al
Ia hanya diam meratapi bintang bintang di malam hari
"mah.. Pah.. Kak adit tolong Al" al pun menangis
"Al ga tau harus kemana lagi, al ga tau. Apa papah akan menjemputku? Al kedinginan mah, pah, kak adit hiks.. Hiks... Hiks... "
Ketika ia sedang duduk, tiba tiba saja ada orang yang menhampirinya yang akan membekam dirinya, namun Al menyadarinya hingga ia menembak seseorang itu hingga tewas
Dor...
Satu peluru melesat dari senjata yang di pegang Al ke kepalanya. Tiba tiba saja Al hanya melongo dan tidak percaya apa yang telah dilakukannya
"apa yang telah aku lakukan. Aku membunuhnya hiks.. Hiks.. "
Tiba tiba saja 2 orang yang akan mendatanginya namun Al menembak mereka hingga tewas. Seketika air mata Al jatuh dan ingat perkataan rian. Al pun memejamkan matanya dan mengigatnya
'jangan menyalah gunakan senjata Al, senjata bisa membunuh orang maupun diri kita sendiri. Al, senjata akan digunakan ketika kita berada dalam kesulitan, ancaman dan lain lain, bahkan senjata juga bisa menyelamatkan orang. Maksud papah, jika ada sandraan atau pun ada misi ya, kita gunakan senjata ini untuk menyelamatkan orang dari bahaya. Kau tak boleh takut menembak Al, jika itu adalah demi kebaikan ataupun menyelamatkan diri sendiri ataupun orang lain. Ingat, dalam hal menembak kau hanya membutuhkan konsentrasi dan lihat arah musuh, dan tembak. Kau sudah memiliki bakat menembak yang sempurna Al, hanya saja kau selalu takut, lawan rasa takutmu demi keselamatan dan juga tekad diri sendiri'
Al membuang nafasnya kasar hingga ia mengambil senjata dan magazine milik musuh. Setelah itu Al kembali ke hutan untuk menghabisi para teroris itu
Dor..
Satu peluru masuk ke kepala musuh
Dan Al pun mengambil sebuah ponsel untuk menelpon radit, namun jaringannya tidak ada. Setelah itu Al langsung menyerang kembali dengan diam diam tanpa menggunakan senjata. Setelah itu Al masuk ke sebuah ruangan, dibukanya ruangan itu ternyata ada 1 wanita dan 2 orang pria."apa kau akan menyelamatkan kami?" tanya wanita itu
"ya, ikutlah saya dan tetap di belakang saya"
Mereka pun mengikuti Al dari belakang, namun ketika mereka berjalan tiba tiba saja ada salah satu orang yang melihatnya hingga Al harus menghabisinya tanpa menggunakan senjata.
Srett...
Lengan kiri Al terkena sayatan hingga mengeluarkan darah segar. Al terus menghabisinya, namun sayang Al terjatuh, ketika pria itu akan membunuhnya, tiba tiba al melihat ada besi di pinggir Al hingga diam diam al mengambilnya dan
Jlebb
Besi itu pun masuk ke dalam tubuh pria itu hingga terjatuh dan pingsan
"ayo ikut saya" mereka pun keluar dari ruangan itu dan terus
Mereka pun duduk di tepi sungai. Mereka selamat, kecuali Al, dengan banyak luka sayatan di lengan dan muka lebam. Mereka pun duduk untuk menunggu heli datang menjemputnya.
"apa kau tentara?" tanya salah seorang laki laki itu
"bukan"
"lalu? Tapi ku lihat kau sangat mahir bela diri dan menggunakan senjata" kata seorang wanita yang berada di pinggir Al
"kalian memang kepo"
Ketika mereka sedang duduk, tiba tiba saja ada yang akan menembaknya namun meleset. Al segera mengambil senjatanya, rupanya ia tengah bersembunyi dibalik pohon namun diketahui Al, Al diam diam mengampirinya. Ketika tetoris itu sedang melihat ke arah tepi sungai, ia kaget karena mereka sudah tidak ada. Ketika berbalik Al ada dihadapannya. Dan langsung menhabisinya dengan tangan kosong
"kita harus pergi dari sini, disini sudah tidak aman"
Mereka pun pergi, namun sayang keberadaan mereka diketahui akhirnya mereka berlari namun Al terus menembak ke arah teroris itu tanpa meleset.
"kalian pergi dari sini, tunggu disana, heli akan menjemput kita" Al berbicara dengan tetap fokus menembak
Dor... Dor... Dor... Dor... Dor...
"tapi bagaimana denganmu?"
"aku akan menyusul. Pergi "
Akhirnya mereka pun berlari ke titik yang telah di bilang Al, namun Al tetap sibuk dengan menembak hingga tak lama kemudian Al juga ikut lari karena pelurunya tinggal sedikit.
Ketika sedang berlari tiba tiba satu peluru masuk ke bahu Al"aaaaa"
Al terjatuh, dan penglihatannya sudah muali buram