Pagi dini hari sekitar masuk waktu subuh gue beserta abang akhirnya sampai di rumah nenek kakek. Memakan waktu cukup lama untuk sampai disana tepatnya di Blitar, mengingat jarak kota antar rumah gue dan Blitar itu jauh.
Gue dan abang tak membawa banyak potong baju karna memang baju-baju kita sudah banyak yang ada disana. Yang banyak gue bawa malah cemilan matcha, coklat, candy, yeah all about sweet food :). Kan sayang gitu kalo mau beli lagi, selagi ada kenapa ngak. Hemat uang kan...
Skiip... :')
16:00
Jam sudah menunjukkan pukul 4 sore. Gue keluar dari kamar menuju dapur, tapi yang ada cuman nenek yang lagi masak. Kemana yang lain ?
"Mbah...yang lain pada kemana ?" tanya gue yang sekarang duduk di kursi sambil asik makanin pisang. Fyi, gue manggil kakek nenek gue itu mbah.
"Itu loh ada di kebun belakang rumah bantu mbah mu nanem" jawab mbah.
Jadi dari tadi itu gue tidur dan baru bangun sekalian juga gue sholat ashae dulu sebelum tadi keluar kamar.
"Ooh, yaudah mbah Hani mau keluar yaa..mau liat-liat sawah" gue sangat excited memang untuk ngeliat sawah, soalnya jarang-jarang gitu bisa liat sawah. Di daerah rumah gue gak ada persawahan.
"Hati-hati kesesat yo, jangan jauh-jauh keluarnya. Hani sendirian jalannya ?" -Mbah
"Entar kalo kesesat tinggal telfon abang hehe" -Gue
Gue pernah bilang gak ? kalo gue ini tipe orang yang gak gampang punya temen. Iya...gue tipe yang lebih suka sendiri, mangkanya itu temen gue di sekolah cuman mereka-mereka aja. Dan jadilah gue yang cuman jalan sendiri dengan tas kecil dipunggung.
Disekitar jalan hanya ada hamparan sawah-sawah hijau yang mulai menguning pertanda tak lama lagi akan siap di panen. Gue banyak mengabadikan pemandangan itu hanya dengan kamera smartphone.
Dari kejauhan gue lihat anak kecil perempuan dia lagi nangis, disebelahnya anak laki-laki yang mungkin kakaknya berusaha buat nenangin supaya gak nangis lagi, tapi tak berhasil. Gue mendekat kearah mereka.
"Halooo...." sapa gue. Si anak laki-laki mendongak menatap gue. Gue ikut duduk di depan anak kecil perempuan yang lagi nangis. Muka anak laki-laki ini berasa familiar gak sih ya ? Seprti pernah lihat, tapi siapa ya ?
"Kenapa nangis adikmu ?" tanya gue pada si anak laki-laki.
"Tadi di lari terus jatoh, berdarah lututnya" jelasnya.
Gue menganguk-angguk mendengar penjelasannya. Gue mengubek tas kecil yang gue bawa, gue rasa masih ada hansaplast.
"Kakak pakein hansaplast dulu ya, biar lukanya ditutup" Gue menempelkan hansaplatst pada lututnya yang luka, dia masih tetap nangis.
"Udah ya jangan nangis entar gak cantik lagi dong, princess gak boleh nangis" -Gue
"Iya dik, udah ya nangisnya" kata si anak laki-laki.
"Mau kakak gambarin gak di hansaplastnya ? Kakak jago gambar looh, tapi jangan nangis lagi yaa.." -gue. Si anak perempuan mengangguk dan menghapus air matanya. Gue pun mulai menggambar kecil di hansaplast yang sudah tertempel di lututnya.
"Waaah bagus kak, lucu gambarnya. Kapan-kapan gambarin princess dibuku gambarku ya kak" akhirnya berhenti juga nangisnya.
"Iya. Kalian mau jajan ?" Gue mengambil beberapa makanan manis yang emang selalu gue bawa dan memberikan pada mereka.
"Makasih kak" kata si anak laki-laki.
"Ayo...kakak anter pulang ya. Oh iya, nama kalian siapa ? Kalian panggil kakak kak Hani ya...." -gue
KAMU SEDANG MEMBACA
Lucid Dream -Azmi Ask
Teen FictionBagaimana jika orang yang selalu ada di dalam mimpimu menjadi nyata ?? Mimpi adalah bagian dari hidup Dan kau adalah bagian terbaik dari mimpi Jangan pernah pergi Azmi makhluk mimpiku !! ILY.......