45. Fajar dan Senja

1.2K 89 25
                                    

Anyyeong.....lama bener kan up nya hehehe.... Selamat membaca, gak tau bakal ngena apa ngak. Awas muntah ini ada 1800 words


Skip sejauh mungkin

Jum'at 15:00

Author POv

Seorang perempuan tampak duduk sendiri menghadap laut. Tatapannya kosong kedepan, jilbab yang ia kenakan melambai tak menentu karena hembusan angin. Agaknya dia tengah memikirkan sesuatu. Tak jarang pula dia mengusap wajahnya dengan kasar, menghembuskan nafasnya kasar berharap dapat mengurangi beban pikirannya.

Doooor !!

Hingga satu suara berhasil membuyarkan lamunannya.

"Astagfirullah........, iih kak Rey apaan sih ngagetin tau " berjengit kesal, memukul lengan orang yang dia sebut kakak tersebut dengan brutalnya. Sedangkan yang dipukul hanya tertawa, merasa senang membuatnya kesal.

"Hahahaha....iya, iya udah sakit loh Han. Ini makan ini aja, biar gak masam mukanya" Raihan memberikan permen kapas yang sempat dia beli tadi. Hani dengan senang hati menerimanya, membuka bungkusnya lalu melahapnya dengan suka cita :v.

"Kayak gak pernah makan nih anak" Ucap si lelaki dengan lirih sambil menahan tawa, tapi tetap saja Hani mendengarnya.

"Bodo amat" -Hani, lalu kembali melanjutkan makannya.

"Abang mu besok mau nikah looh, kenapa kamu malah kesini ? Bantu-bantu disana laah...malah keluyuran" -Raihan

"Jangan bahas Bang Daniel" -Hani

"Kenapa, kamu gak rela abangmu mau nikah ?" tanyanya yang tampak di setujui dengan anggukan ragu.

"Gini ya Han, kamu itu harus rela karena memang sudah semestinya laki-laki punya pendamping hidup dan cepat-cepat untuk mempersunting wanita yang sudah ia cinta agar tidak zina pikiran nantinya. Lagian niat abangmu baik, dia mau melaksanakan sunnah dari Rasulullah. Kenapa sih harus gak rela ? Nantinya kan abangmu tetep ada di dunia ini, tetep bisa ngelindungin kamu kok, tetep ada buat kamu, kalo gak ada abangmu kan ada kakak yang jagain kamu.... gimana ?" ucapnya dengan panjang lebar, dan diakhiri dengan senyum jahil pada kata-kata terakhir.

"Gimana kak gimana kata terakhirnya nge blur, mending kakak cepet-cepet sana balik ke Jepang" entah kenapa Hani merasa jengkel dengan satu orang ini. Rasa-rasanya ingin sekali dia mendorong laki-laki ini ke laut. Anehnya dia tampak memperbolehkan Raihan untuk duduk di tempat -ekhem- Azmi, padahal dia sendiri yang mengatakan bahwa tidak boleh ada orang lain yang duduk di tempat itu. Dasar Hani plin plan, tidak konsisten.

"Kakak gak bisa lama nih....mau ke panti. Kamu langsung pulang ya. Oh, iya kata adik panti kamu kapan main kesana lagi ?" Memang Raihan memilih untuk mengajarkan ilmu yang dia punya pada anak-anak di panti asuhan kecil yang dikelola oleh pamannya, selama ia pulang dari Jepang pasti ia tidak absen untuk berkunjung ke panti. Mengajarkan banyak hal dari ilmu pengetahuan alam, matematika, agama sampai tatakrama dan sopan santun. Hitung-hitung amal jariyah katanya. Hani pernah pula diajaknya untuk berkunjung, sampai-sampai perempuan itu tak mau untuk diajak pulang.

Dari jam 3 tadi biasanya Raihan sudah stand by di panti tapi lihat karena mendapat chat dari Hani dia bela-belain untuk mengunjungi perempuan itu terlebih dahulu. Wkwkwkwk.... Tipe-tipe human bucin, yang perempuan tidak peka.

"Kapan-kapan kak, entar aku bawak sahabat-sahabatnya aku. Eh- kecuali Chand mungkin ya, anaknya rusuh soalnya takut liar entar disana" jawab Hani dengan jari telunjuk di dagu seolah menimang untuk membawa Chand mengunjungi panti atau tidak. Astaga.....padahal Chand sahabatnya sendiri, tapi yasudahlaah kalian pasti tau sendiri gimana bar-barnya seorang Chand bin Sutejo itu.

Lucid Dream -Azmi Ask Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang