chap.45 TANDA-TANDA

1K 31 2
                                    

1 jam lebih film itu telah habis, Ernald dan Gita pulang untuk kerumahnya namun tiba-tiba kepala Gita pusing. Sangat pusing sampai di perjalanan ia tiba-tiba pingsan.

Bruk!!

Suara tubuh Gita yang terjatuh.

"Gita?! " Teriak Ernald histeris, langsung saja ia membopong tubuh Gita dan ia menaik taksi. Soal motor? Gampang bisa dibawa oleh supir nya.

Diperjalanan.

Ernald sangat khawatir dengan keadaan Gita yang kian hari makin memburuk, ia takut kehilangan orang yang ia sayang.

"Gita, gue gamau kehilangan lo" Ucap Ernald sambil sesekali mengelus wajah Gita yang lembut.

15 menit kemudian Ernald membawa Gita kerumah Gita, Diana yang melihat anaknya pingsan langsung saja khawatir ia takut keadaannya semakin memburuk. Kemudian Diana menelfon dokter yang biasa ia panggil.

Tak lama dokter itupun sampai, ia memeriksa tubuh Gita dengan Teleskop nya.

"Bu, anak ibu kian hari semakin memburuk. Mohon diingatkan agar tidak terlalu kelelehan karena bila dia lelah dia akan pingsan" Jelas dokter.

Ernald hanya memainkan ujung kukunya berharap agar Gita cepat sadar dari pingsannya.

"Tante, gimana keadaan Gita?" Tanya Ernald khawatir.

"Keadaan Gita semakin memburuk nald, kita hanya bisa berdoa membantu kesembuhan Gita ya nald" Ucap Diana sambil mengelus kepala anaknya yang masih belum sadar terbaring di ranjang.

5 menit, dokter yang memeriksa Gita sudah pergi ia hanya memberi sebuah obat untuk Gita cepat sadar dan alhasil Gita kini sudah sadar.

"Ma, Gita kenapa?" Tanya Gita yang tersadar dari pingsannya.

"Tadi kamu pingsan pas jalan sama Ernald" Ucap Diana.

Beberapa menit, Ernald pamit pulang untuk kerumah nya.

"Git, tante, Ernald pamit dulu ya. Udah malem" Ucapnya sambil mencium punggung tangan Diana.

Ernald pun pulang berjalan kaki karena tadi ia menaik taksi dan motornya telah dibawa oleh supirnya ke rumahnya.

***

"Ma, kepala Gita pusing banget" Ucap Gita lemas sambil memegangi kepalanya yang sakit itu.

"Ini kamu minum obat dulu" Ucap Diana yang langsung menyodorkan sebuah obat untuk anaknya itu.

Gita meminum obat tersebut lalu terbaring di kamarnya agar ia beristirahat.

"Kamu istirahat dulu ya, jangan banyak pikiran nanti kepala kamu makin pusing" Ucap Diana yang mencium jidat anaknya itu dan berlalu pergi menuju kamarnya sendiri.

Gita belum bisa tidur, ia terus menatap sebuah foto dikamar nya. Foto itu berisi sebuah keluarga nya yang kecil, tak terasa air matanya menetes. Ia sangat tidak kuat menahan kepahitan yang ia sedang alami ini.

Ia sebenarnya ingin sekali menghabiskan waktu-waktu nya bersama orang yang ia sayang untuk bersenang-senang, tapi nyatanya tidak mungkin. Ia tidak akan sanggup untuk menanggulangi kenangan itu semua.

22.30

Gadis itu telah tidur dan menuju ruang mimpinya, ia bermimpi sebuah cahaya mendatanginya dan membawa nya menjauh dari orang yang ia sayangi. Dari mulai, Diana, Hendy, Ernald, Siska dan Rendy. Sebenarnya ia meronta ronta untuk tidak mau mengikuti cahaya tersebut namun tenaganya sia-sia, ia bahkan terus ditarik dan dipaksa untuk mengikuti cahaya tersebut.

Cahaya itu membawa nya di sebuah seperti istana yang didalamnya terdapat pohon yang asri dan sejuk, serta bermacam-macam makanan ada didalamnya. Ia dipersilahkan masuk kedalam nya dan memilih apa yang ia akan mau, namun ia hanya meminta untuk tidak dijauhkan dari orang-orang yang ia sayangi itu. Namun nihil, cahaya itu tidak mengabulkan permintaan Gita itu dan alhasil Gita tinggal disitu selamanya.

08.00

Ia terbangun dari tidurnya, betapa kaget nya ia ketika bermimpi itu. Apakah itu pertanda bahwa ia tidak akan bersama dengan orang yang ia sayangi?.

Gadis itu mandi dan setelah mandi ia menyisiri rambutnya, entah kenapa setiap ia menyisir. Rambut nya selalu berjatuhan dan rontok, Gita berfikir bahwa itu hanya ia menggunakan shampoo yang salah. Setelah difikir dua kali, itu rasanya tidak mungkin karena ia selalu memakai shampoo yang ia pakai sebelumnya. Apakah ini detik terakhir?

"Yatuhan apakah ini pertanda bahwa Gita udah ga akan lama di dunia ini?" Tanyanya sendiri yang membuat nya sedih.

Setelah ia menyisir, ia turun dari undakan tangga menuju lantai dasar. Dilihatnya Diana yang sedang menonton televisi, hari ini hari minggu jadi Diana tidak bekerja. Waktu libur nya ia habiskan untuk menambah pengetahuan seperti menonton televisi atau membaca koran.

Merasa ada yang turun dari tangga, Diana menoleh ternyata anaknya.
"Git, kamu mau kemana?"

"Aku mau nonton televisi kaya mama" Ucap Gita langsung menghampiri Diana dan duduk disebelah nya.

Diana tersenyum dan mengganti acaranya menjadi acara kesehatan yang membahas tentang penyakit.

Entah kebetulan atau apa acara itu menanyangkan sebuah penyakit kanker otak, acara itu menyiarkan sebuah tanda-tanda kanker stadium parah. Tanda-tanda nya adalah sering pingsan dan rontok nya rambut setiap kali menyisir.

Gita yang melihat itu semakin sedih tentang dirinya yang lemah itu, Gita ingin sekali menceritakan tanda-tanda yang ada di televisi itu dialaminya.


Jangan lupa. Vote

SEE YOU NEXT PART:)

GITA OLIVIA [END]✅Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang