Patah

19 3 0
                                    

Setelah kejadian menonton drama musikal di tengah lapangan kemarin,membuat ku menjadi zombie.
malas makan,dan terus di dalam kamar sambil menangis dan meratapi nasib.

aku masih tak mengerti dengan keadaan ini.
mungkin ini rasanya,ter tikung.
aku juga masih tak mengerti,dimana letak kesalahan ku.
sampai revan tega melakukan ini.

bahkan aku tak pernah mengenal nya,tapi kenapa dia bisa sampai tega melakukan hal ini kepadaku.

hal itu yang selalu berputar di kepala ku saat ini,hanya itu.
tak ada hal lain.

***

TOK TOK TOK

Sudah tak terhitung,berapa kali bunda mengetuk pintu.
untuk menyuruh ku turun dan makan,dan itu selalu berakhir dengan sebuah nampan berisi makanan di depan pintu kamar ku.

hingga suara ketukan terakhir kali ini,bukan berakhir dengan suara seorang wanita.
melainkan suara berat,dari seorang laki-laki.
ya,ayah ku mulai turun tangan.

"Thania Keluar,Ayo makan. Ayah tunggu di meja makan sekarang"

kata ayah,lalu terdengar sebuah bunyi di tangga.
seperti nya beliau sudah menuruni tangga menuju ruang makan.

cepat-cepat aku,membersihkan wajah ku yang terlihat berantakan dengan bekas aliran air mata di pipi.
dengan rambut yang mulai acak-acakan,dan kantung mata yang mulai menghitam.

aku mencoba menenangkan diri,dan terlihat biasa saja di depan ayah nanti.
jika tidak,mungkin akan ada ceramah malam ini.
dan itu sangat menyiksa.

Setelah membersihkan diri,aku pun turun menuju ruang makan untuk makan bersama malam ini.
dengan ketakutan aku mendudukkan diri depan ayah,yang dari tadi melihat ku seperti tatapan menyelidik.

"ah akhirnya turun anak bunda" kata bunda lega sambil berjalan dari arah dapur membawa lauk kita malam ini.
aku hanya tersenyum canggung ke arah bunda,dan melihat ke arah ayah dengan senyum kecil.

"ayah mau tanyak sama kamu setelah makan" kata ayah datar.
"iya yah" kata ku sambil menunduk takut.
"udah-udah ayo dimakan" kata bunda sambil mengambil kan lauk untuk kami.
kami pun makan malam dengan keheningan.

***

Acara makan malam pun selesai,kami sekarang sudah berada di ruang keluarga.
mungkin malam ini,aku akan mendapat ceramah.

"kamu ini ada apa?" tanya ayah datar.
"engga ada apa-apa kok yah" kataku masih menunduk,takut.
"kalau engga ada apa-apa,kenapa kok engga mau keluar kamar dari pulang sekolah kemarin, kata bunda?" kata beliau lagi
"cuma lagi engga mood aja kok yah" kataku lagi mengelak
"kalau ada apa-apa,lebih baik kamu cerita jangan kayak gini. bikin bingung satu rumah,kasian bunda kamu itu dari kemarin cemas. kamu kan bisa cerita sama bunda kamu kalo itu masalah percintaan atau apa itu,jangan kamu pikir sendiri. jadi begini nanti" kata ayah panjang lebar

di setiap kata-kata ceramah nya,aku hanya mampu mengatakan
"iya yah"
benar-benar hanya itu.

***

Jam sudah menunjukan pukul 11 malam,dan aku baru saja kembali ke kamar.
selama 4 jam,aku menikmati ceramah oleh ayah.

hanya satu kata 'lelah'.

suasana hati yang sedang patah,fisik yang lelah,masih menerima ceramah.
sungguh menderita nasib ku kali ini.

saat aku berniat untuk pergi tidur,tiba-tiba ponsel ku berbunyi.
pertama,aku malas untuk membuka nya.
jangan kan membuka,meraih saja malas.

About MeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang