Bab 5

1K 34 0
                                    

Alunan musik terdengar lembut di telinga, mengalir bagai air terjun yang jatuh dari ketinggian ke bawah dengan keras. Di bawah rintik rintik hujan yang membasahi bumi, seorang gadis tengah duduk di pinggiran teras balkon dengan selimut yang tertaut di pundaknya serta secangkir coklat hangat ditangannya.

Sebuah earphone yang menyumpal kedua telinga, mengalunkan musik ditelinga. Sebuah lagu dari Calum Scott, You Are The Reason mengalir lembut dalam pendengaran. Rasa dingin yang mulai menusuk, tak sedikitpun berhasil membawa gadis itu beranjak dari tempatnya menuju tempat yang lebih hangat.

Hembusan nafas panjang serta kasar beberapa kali terdengar dari gadis itu, secangkir coklat yang tadinya hangat kini mulai menjadi dingin.

Kapan sih hujannya reda? Gumam gadis itu.

WHISTLE

Sebuah nontifikasi muncul pada layar ponsel gadis itu, sebuah nomor tidak dikenal. Gadis itu mengernyitkan dahi, mencoba mengingat kembali apakah pernah memberikan nomor ponselnya pada seseorang tidak dikenal. Sepertinya, tidak.

Sebuah nontifikasi muncul kembali, dengan rasa penasaran ia membuka nontifikasi tersebut. Deretan nomor tak di kenal, entah siapa pemilik nomor tersebut.

Hai

Save back ya

Siapa?

Coba tebak aku siapa?

Hehehe

Maaf gak kenal

Yah, kok kamu gitu

Jahat banget deh kamu

Jadi cewek itu ga boleh jahat jahat ntar

Kenapa?

Ntar aku jadi makin suka sama kamu

Read 15.15

Kok cuman diread sih?

Sayang...

Kok cuman diread? : (

Read 16.18

Nontifikasi itu selalu saja muncul, seakan tak peduli bahwa ada seseorang yang sedang merasa terganggu karna kehadirannya.

Mau nih orang apaan sih, ganggu banget. Gumam gadis itu dan segera menghabiskan secangkir coklat yang mulai dingin. Langit mulai gelap, namun hujan masih saja tetap tak kunjung reda. Gadis itu beranjak dari tempatnya, menuruni tangga dan pergi ke dapur. Menuangkan secangkir coklat panas yang tersisa, dan duduk di sofa sambil menonton acara kesukaannya.

WHISTLE

Sebuah nontifikasi muncul, nomor tak dikenal.

"Sumpah dah, nih orang ganggu banget sih. Gak tau apa ya, waktunya orang lagi gak pengen di ganggu," ucap gadis itu geram dan hanya membaca nontifikasi tersebut tanpa peduli sedikitpun.

Namun semakin tak dipedulikam, nontifikasi itu semakin mengganggu. Semakin membuat moodnya menjadi berantakan, menganggu suasana tenangnya menikmati secangkir coklat hangat.

P

P

P

Beb

Beb : (

Kok gak dijawab sih?

PROSPECT  [SELESAI]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang