Bab 22

552 16 0
                                    

Sepanjang mata memandang, setiap mata yang ada di sekitar memperhatikan pada satu titik. Semua mata tersebut tertuju pada Ezra dan Fina, yang baru sampai di areal sekolah dan berjalan berdampingan.

"Zra, lo gila ya?"

"Gila kenapa?"

"Emang lo gak liat? Sekarang kita jadi pusat perhatian"

"Terus kenapa?"

"Ya, gue gak nyaman. Harusnya tadi lo turunin gue"

"Tapi kan gue bilangnya deket sekolah, bukan dijalan deket sekolah"

Fina memutar kedua bola matanya, malas untuk menanggapi jawaban Ezra.

"Gue anterin lo sampe ke kelas ya"

Fina menggeleng, "Gak perlu, gue bisa sendiri"

"Gak, pokoknya gue anterin lo sampe ke kelas"

Ezra memegang pergelangan tangan Fina, menarik tangan gadis itu.

"Zra, lepasin" pinta Fina

Namun Ezra tetap kukuh dengan keputusannya, dia menarik tangan Fina agar dapat mengikuti langkahnya lebih cepat. Fina menunduk, semua manik mata sedang mengarah padanya dan Ezra.

Tatapan tatapan sinis, dan tak suka selalu mengarah pada dirinya. Baginya hal seperti itu adalah hal yang baru, apalagi dia merasa sangat tidak nyaman dengan tatapan banyak orang.

"Lo kenapa?"

Fina mendongak, "Gak apa apa, cuman kurang nyaman aja"

"Lo gak mau masuk ke kelas?"

"Gue duluan" kata Fina meninggalkan Ezra diambang pintu.

Ezra mengangguk, dan berlalu pergi meninggalkan kelas Fina. Sedangkan Fina, dia berjalan menuju arah mejanya.

"FINA!!" teriak salah seorang di dekat bangku Fina

"Aduh, apaan sih Lau. Masih pagi nih" keluh Fina mendengar teriakan tersebut.

"Lo ada hubungan apa sama Ezra?"

"Iya fin, punya hubungan apa lo sama dia?"

"Cerita dong fin"

Fina menghela nafas panjang, dia duduk di bangkunya.

"Gue gak ada hubungan apa apa sama dia"

Jawaban Fina sontak memancing kehebohan di bangkunya, ketiga sahabatnya yang sedang berkumpul menjadi ramai seketika.

Fina berusaha menenangkan teman temannya, dia tak ingin memancing kehebohan di kelasnya dan membuatnya menjadi perhatian semua orang.

"Lo serius gak ada hubungan apa apa?"

"Iya Ci"

"Terus lo kenapa tadi bareng sama Ezra?"

"E-eh, itu tadi"

"Tadi apa?"

"Tadi dia jemput gue ke rumah"

"HAH?! SERIUS LO?!"

Fina mengangguk sebagai jawaban, dia malas untuk menjelaskan lebih tentang kejadian tadi yang membuatnya menjadi pusat perhatian.

"Ceritain Fin, ceritain gimana Ezra bisa jemput lo. Padahal, gak semua cewek bisa seberuntung lo"

"Iya Fin, ceritain dong. Gue kepo nih"

Fina menghela nafas, akhirnya dia bersedia untuk menceritakan kejadian tersebut.

PROSPECT  [SELESAI]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang