Bab 19

571 21 0
                                    

Ezra merebahkan dirinya diatas kasur, dia merasa lelah hari ini. Begitu banyak kejadian tak terduga yang terjadi, begitu banyak pikiran pikiran buruk yang menghampirinya.

Dia memiringkan tubuhnya, menggapai sebuah bingkai foto. Dalam foto tersebut tampak sebuah keluarga yang sedang berlibur bersama, dia tersenyum dengan tatapan sendu.

"Pa, papa cepet sembuh ya. Ezra kangen sama papa, jangan tinggalin Ezra pa. Cukup mama saja yang pergi, papa jangan," ucapnya lirih sambil menyentuh foto tersebut.

Ezra menghela nafas panjang, menegakkan tubuhnya. Menaruh kembali foto tersebut ke tempat semula, dia melihat kearah jam dinding yang ada di kamarnya.

"Masih cukup lama," gumamnya lalu melangkah menuju kamar mandi.

Beberapa menit kemudian, dia telah menyelesaikan mandinya.

"Gue hari ini pakai baju apa ya?" ucapnya bermonolog, "Ini aja deh, simple tapi tetep cool" ucapnya sambil terkekeh.

Ezra segera memakai pakaian tersebut, merapikan rambutnya berantakan.

*****

"Halo, lo dimana?"

"Ditaman"

"Dimananya?"

"Coba lo lihat ke belakang"

"Ha?"

Telfon itu dimatikan secara sepihak. Ezra mendengus sebal, dia menoleh ke belakang.

"Eh lo ternyata disini" Kata Ezra cengengesan

"Dari tadi anjr"

"Lama gak?"

"Lama cuy"

"Sorry, btw lo apa kabar sob"

"Baik, lo apa kabar? Gimana kondisi om Adeen sama tante Renata?"

Ezra mengehela nafas, "Papa sama Mama gue masuk Rumah Sakit, mereka kecelakaan. Papa gue kritis, mama gue hilang entah kemana"

"Seriously?"

Ezra mengangguk.

"Im so sorry about that. Kalau gitu gimana kalo kita ke cafe sana aja?"

"Okey"

Mereka berjalan beriringan, di seberang taman memang ada sebuah cafe. Tempat tersebut bernuansa clasic, dan banyak dikunjungi kaum milenial.

"Lo mau pesen apa zra?"

"Samain sama pesenan lo aja Rey"

"Mas, saya pesan cappucino latte nya dua" ucap Rey memesan, "Lo mau apa buat makanannya?"

"Apa aja gue mah, penting enak"

"Kebiasaan lo"

Ezra terkekeh, "Ya udah, gue pesen kesukaan gue aja"

"Iya in aja dah, mas tambah dua salad ya"

Ezra dan Rayhan berjalan menuju salah satu meja. Jaraknya cukup dekat, dan berada didekat jendela.

"Zra"

Ezra hanya mengangkat sebelah alisnya.

"Lo pernah gak kangen ke seseorang?"

"Pernah"

"Seriously? Siapa?"

"Papa gue"

"Bukan itu maksud gue, seseorang yang bukan siapa siapa lo. Tapi entah kenapa, lo kangen aja sama dia"

Ezra menggeleng, dia tidak pernah merasa rindu pada seseorang kecuali anggota keluarganya.

"Entah kenapa gue kangen seseorang zra"

PROSPECT  [SELESAI]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang