Bab 30

158 11 0
                                    

Wajah Fina tampak pada layar, membuat senyum Ezra mengembang. Gadis itu tampak manis, ia mengenakan pakaian lengan panjang berwarna putih dan rambutnya yang sedang diurai.

"H-Hai," sapa Fina dengan gugup.

"Hai, tumben telfon?" kata Ezra dengan santai dan menunjukkan senyumnya

"Lo sabtu atau minggu ini ada free time gak?"

"Hm, pasti ada dong. Apa sih yang gak buat kamu?"

"Jangan mulai deh, buat orang jadi males"

"Hehe, iya iya serius deh. Emang kenapa?"

"Gue pengen ajak lo ke suatu tempat"

"Oke, kapan?"

"Sabtu atau Minggu ini"

"Sabtu jam?"

"Jam 5 sore"

"Oke, gue bakalan jemput lo"

"Oke, gue tunggu. Jangan lupa pakai baju yang rapi dan sopan"

"Iya, siap say-"

"Say apa?"

"Gak jadi"

"Oh, oke. Btw, sorry buat yang tadi"

"Hahaha, santai aja. Untung aja kembaran gue gak tau lo"

"Hahaha, syukurlah kalo gitu. Gue matiin ya?"

"Oke cantik, tunggu ya sabtu ini jam 5 sore gue bakalan jemput lo," kata Ezra  sebelum sambungan video call itu dimatikan sepihak oleh Fina.

Ezra mencoba untuk menebak nebak kemana Fina akan mengajaknya, mungkinkah mereka akan berkencan? Ah itu tidak mungkin. Tidak mungkin seorang Serafina Kendrik, cewek galak, ketus, dan manis, kutu buku ah tidak lebih tepatnya pecinta buku itu mengajaknya untuk berkencan. Kemungkinan yang ada ya cewek itu akan mengajak dia untuk menemaninya membeli sebuah buku atau pergi ke cafe.

Tapi ini sungguh sungguh suatu kejutan, tidak ada seorangpun cewek yang berani menelfonnya apalagi video call dengannya. Hanya Fina lah yang pernah melakukan itu padanya, -selain keluarganya.

*******

Ezra berjalan dengan hati yang gembira, bagaikan bunga yang bermekaran di musim semi. Ya mungkin itu lah yang dirasakannya, begitu senang hingga sedari tadi masih tersenyum.

"Woi, lo darimana aja sih? Lama banget gue nunggunya, napa juga lo senyum senyum gak jelas? Udah gak waras ya?"

"Anjg lo, masih waras lah gue. Nih pegang kalo gak percaya, pastiin badan gue sehat dan waras"

"Iya dah serah lu. Buruan ayok pulang ke rumah, banyak tugas nih gue"

"Iya iya bacot deh lu babi, gue bukain nih mobilnya," kata Ezra sambil merogoh rogoh kantongnya.

"Kenapa?"

"Anjr, gue lupa taruh dimana kunci mobilnya"

"Lah, gimana sih?! Tadi ditaruh dimana terakhir?"

"Jangan jangan ketinggalan di taman-"

"Taman mana? Lo itu gimana sih, bisa lupa barang penting"

"Yaudah deh, ayo kita coba cari ditaman tadi"

Ezra berlari kearah taman, melihat ke sekitar. Ia mencoba mengingat dimana terakhir dia berdiri ataupun duduk di sekitar taman itu.

"Anjr, kemana sih tuh kunci," gerutu Ezra dengan cemas-takut apabila kunci mobilnya yang sangat berharga itu menghilang begitu saja.

PROSPECT  [SELESAI]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang