Bab 21

588 18 0
                                    

Fina turun dari motor.

"Thanks buat hari ini"

"Iya, sama sama"

"Gue masuk dulu ya"

Fina hendak melangkahkan kakinya ke dalam rumah, namun tangannya dicekal oleh Ezra. Dia berbalik, menatap Ezra penuh tanya.

"Helmnya?"

Fina segera tersadar, buru buru ia melepaskan helm itu. Ini adalah kedua kalinya, dia lupa untuk mengembalikan helm tersebut pada pemiliknya.

"Sorry" kata Fina menunduk sambil memberikan helm tersebut.

Ezra mengacak acak rambut Fina gemas, "Cukup ke gue aja lupanya, jangan ke yang lain"

Fina terdiam ditempatnya, dia menunduk.

"Ya udah, sana lo masuk dulu"

Fina mengangguk, lalu berbalik arah menuju rumahnya. Beberapa langkah kemudian, dia menoleh kebelakang. Ezra masih tetap setia memandanginya, dan dia tersenyum.

Fina menutup pintu pagarnya, dia melihat Ezra dari celah celah pintu pagar tersebut. Fina melambai pada Ezra, dan mendapatkan jawaban anggukan.

Ezra melajukan motornya dengan kecepetan diatas rata rata, moto itu melesat dengan cepat hingga hilang dari pandangan Fina. Seperdetik kemudian, Fina segera masuk kedalam rumah.

"Malam non"

"Malam bi, papa sudah pulang?"

"Tuan belum pulang non"

Fina mengangguk sebagai tanda jawaban, "Makasih ya bi, aku ke kamar dulu"

"Iya non, kalau non lapar bibi sudah buatkan beberapa kue di dapur"

Fina mengangguk dan tersenyum, lalu berlalu pergi ke kamarnya. Dia merebahkan dirinya diatas kasur, berusaha memejamkan matanya.

Baru saja dia berhasil memejamkan matanya, handphone yang ada disampingnya berbunyi. Fina mengambil ponsel tersebut, melihat nama yang tertera dilayar.

"Papa?" gumamnya, dia segera menggeser tombol hijau ke kanan.

"Halo, kenapa Pa?"

"Papa pulang telat ya sayang"

"Iya gak apa apa"

"Maaf, papa lagi sibuk sekarang di kantor"

"Iya pa, gak apa apa"

"Selamat tidur, semoga mimpi indah ya sayang"

"Iya pa, selamat tidur"

Telfon itu dimatikan secara sepihak oleh Fina, dia menghela nafas panjang. Hampir setiap hari selalu begitu, papanya selalu lembur dikantor.

Terkadang Fina merasa jengah karna rasa kesepian yang selalu menghampiri, sebelumnya masih ada Renza yang menemaninya untuk mengusir kesepian. Namun, karna Renza harus pergi belajar, maka jadilah kesepian mulai mengusik dirinya kembali.

Handphone yang ada ditangan Fina bergetar, menampilkan sebuah nontifikasi line.

Ezradeen: Selamat tidur
Ezradeen: Jangan lupa mimpi yang indah
Ezradeen: Kalo mimpinya kurang indah, mimpiin gue aja
Ezradeen: Just kidding 😂
Sera_kend: Hahaha
Sera_kend: Good night and have a nice dream too
Ezradeen: Besok gue jemput ya?
Sera_kend: Oke
Ezradeen: Gue tunggu besok jam enam tepat di depan rumah lo
Ezradeen: Jangan sampai telat bangun
Ezradeen: Kalau telat bangun lagi ntar jadi kaya waktu kemarin, ntar lo dihukum Bu Putri

Fina tertawa mengingat kejadian waktu itu, padahal sebelum tidur dia sudah set alarm agar tidak telat bangun. Namun nyatanya, dia tetap saja telat bangun.

PROSPECT  [SELESAI]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang