Bab 12

678 20 0
                                    

Renza membuka pintu, tampak Fina yang membawa setangkai bunga di tangannya.

"Bunga dari siapa dek? Dari si bi-ang ke-rok ya?" tanya Renza dengan penekanan pada kata si biang kerok.

"Kepo, minggir sana. Jangan menghalangi jalan" jawab Fina santai

Renza mempersilahkan Fina untuk masuk, dan menutup pintu. Ia melangkah menuju dapur, mengambil segelas coklat hangat. Sementara Fina? Ia sudah kabur menuju kamarnya. Fina merebahkan dirinya diatas kasur, memperhatikan setangkai bunga yang sedari tadi ia pegang.

"Apaan sih nih orang, udah cuman kasih setangkai, ambil di taman lagi," kata Fina sambil memperhatikan bunga itu. Fina merubah posisinya menjadi duduk, mengambil sebuah benda pipih dari tas nya. Sebuah nontifikasi muncul di layarnya, sebuah pesan dari seseorang.

Ezradeen : Add back
Sera_kend : Siapa ya?
Ezradeen : Orang terganteng di sekolah

Fina mengerutkan dahinya, mencoba mengingat siapa yang punya sebutan seperti itu.

Sera_kend : Siapa?
Ezradeen : Ezra
Sera_kend : Oh
Ezradeen: udah di addback?

Fina hanya  membaca pesan itu, dan membuka pesan dari The Gurls

The Gurls

An_Lexieee : Nih fotonya
Aliciatha : Muka gue kok gitu sih?
An_Lexieee : Ya kalo emang gitu mau diapain lagi ci?
Lauclara_14 : Thank You babe Lexieeeee <3
Sera_kend : Muka gue sama cia astaga:v
An_Lexieee : Hahahaha
An_Lexieee : Sama sama babe Lau <3
Lauclara_14 : Fin, tadi kemana aja lu?
Sera_kend : Gak salah nih?
Sera_kend : Bukannya gue ya yang harusnya nanya ke kalian?
Sera_kend : Tadi kalian kemana woi? Masa gue di tinggal sendirian sama di biang kerok? :(
Lauclara_14 : Biang kerok?
Aliciatha : Ezra?
Sera_kend : Iya, kenapa kalian tadi tinggalin gue? :(
An_Lexieee : Sorry ya Fin, tadi gue pergi ngedate sama Raka, hehehe
Aliciatha : Tadi papa gue telfon suruh cepet balik
Lauclara_14: Tadi gue diajak sama kak Renza buat temenin Reza sama Tara beli ice cream

Sera melotot ketika melihat kata kata Laura, amarahnya mulai memuncak.

"KAK RENZA!!!"

Fina berteriak, lalu berjalan mencari Renza. Dengan langkah cepat ia menuruni anak tangga, mencari cari keberadaan kakaknya itu.

"KAK RENZA!!"

Sekali lagi Fina berteriak, amarahnya semakin memuncak ketika melihat Renza dengan santainya duduk di atas sofa.

"KAK RENZA! TADI KENAPA TINGGALIN AKU SIH?!" tanya Fina marah

"Diem deh dek, jangan teriak teriak. Gak liat apa lagi nonton Drakor nih? Kalo mau ikutan nonton, sini duduk sini," kata Renza sambil menepuk nepuk sofa yang ada di sebelahnya.


****


Fina mengubah posisinya menjadi telungkup.

"Come on Fina, cerita ke gue kalo ada masalah. Jangan cuman diem, kalo lo cuman diem aja ya gue gak bisa bantu"

Fina menghela nafas, tak niat berbicara.

"Fina, kalo lo emang gak niat mau ngomong mending gue matiin aja ya. Sayang kuota gue"

Fina melebarkan matanya, mencegah agar panggilan tersebut tidak dimatikan.

"Gue gak paham sama dia" kata Fina pelan

"Dia?"

"Kak Renza"

"Oh... Kenapa?"

"Nyebelin banget sumpah"

"Nyebelin gimana?"

PROSPECT  [SELESAI]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang