Bab 10

749 24 0
                                    

Air mata Fina menetes dari pelupuk mata, sedari tadi air matanya tak berhenti. Ia sedang menonton sebuah Drama Korea, dan entah mengapa ia ikut merasakan kesedihan dalam alur cerita tersebut. Padahal, dia sebenarnya tidak menyukai ataupun berminat terhadap 'Drama Korea'. Namun karna teman temannya adalah penyuka korea, jadilah dia ikut menonton Drama Korea saat berkumpul.

Awalnya Fina tidak mau ikutan nonton, tapi karna teman temannya fokus pada Drama Korea. Dan hanya Fina yang tidak menyukai korea, terpaksalah Fina untuk ikutan nonton. Setelah sekitar satu jam menonton, dan satu episode berlalu. Ia menjadi penasaran, dan mencoba menonton saat waktu senggang. Kini koleksi Drama Korea nya sudah cukup banyak, ada yang didapatkannya dari meminta kepada temannya dan ada yang meminta kepada kakaknya. Iya, Fina memiliki seorang kakak perempuan yang sedang menempuh pendidikan di salah satu perguruan tinggi di Inggris.

Saat sedang asik menonton, fina merasakan ada sesuatu yang bergetar. Ia menghela nafas, "siapa sih, ck. Ganggu banget, orang lagi nonton waktu adegan seru serunya juga," gumamnya sebal. Ia menekan tombol jeda, mengambil benda pipih yang ada didekatnya lalu membenarkan posisinya duduk dan bersandar.

Fina menggeser tombol hijau, mendekatkan ponselnya itu ke telinga.

"Halo, kenapa telfon?"

"..."

"Tau gak sih, lo itu ganggu banget!"

"..."

"Kapan?"

"..."

"Ok, ntar lo jemput tapi kan?"

"..."

"Siap, gue siap siap dulu"

"..."

"Bye"

Fina mematikan telfonnya secara sepihak, menutup laptopnya yang masih menampakkan Drama Korea yang tadi ia tonton. Ia segera bersiap siap sekenanya, ia memakai hoodie berwarna kuning dengan bawahan celana jeans pendek. Tak lupa ia juga memoleskan sedikit bedak, dan memakai lip tint layaknya remaja pada umumnya.

Tak lupa ia membawa sebuah tas berwarna kuning yang senada dengan hoodienya, Rambutnya di urai dengan hiasan sebuah pita berwarna putih di kanan. Di ruang tamu tampak teman temannya yang sudah menunggu, dan mengobrol bersama kakaknya.

"Hey," sapanya. "Udah lama nunggu?" lanjutnya sambil duduk di sebelah kakaknya.

"Baru aja sampai kok," jawab Alicia

"Kalian tadi ngobrol apa aja nih?" tanya Fina penasaran

"Kepo banget sih lu dek," cibir kakak Fina

"Kak Renza kan juga udah tau sendiri, kalo aku ini emang kepo," jawab Fina sambil cengengesan.

"Jadi berangkat gak nih?" tanya Lexie ditengah perdebatan kecil antara Fina dan Renza

"Jadi dong, kalo kak Renza mau ikut juga boleh," kata Clara

"Boleh nih ikutan?" tanya Renza memastikan

"Gak, gak, ntar kak Renza ganggu"

"Segitu gak sukanya kamu dek, padahal udah baik kak Renza mau temenin kamu. Tau gitu mending kamu sendirian disini, gak bakal nurutin papa suruh pulang dari Inggris secepatnya"

"Salah sendiri mau aja disuruh papa"

"Kak Renza ikut aja ya, yuk kak berangkat," ajak Laura yang disambut dengan senyuman penuh kemenangan dari Renza.

Fina berdecak sebal, pasalnya ia malas kalau Renza ikut akan membuatnya ribet. Ia pasti akan di larang ini dan itu, tidak bisa berbuat bebas seenak hatinya.

PROSPECT  [SELESAI]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang