Bab 13

621 23 0
                                    

Jantung Fina berdebar dengan cepat, di depannya ada Bu Putri yang sedang berdiri sambil bersidekap dada. Tatapannya tajam, lurus ke arah Fina.

"SE-RA-FI-NA KEN-DRIK! EZ-RA A-DEEN!" kata Bu Putri mengeja nama Fina dan Ezra dengan penekanan pada setiap katanya, Fina menundukkan kepalanya dalam dalam.

"Sudah jam berapa sekarang?" Bu Putri bertanya dengan tatapan mengintimidasi

"Jam 7 Bu" jawab Ezra santai

"Jam 7? Waktu masuk sekolah jam berapa?"

"Jam 7 bu, jadi kan kita gak telat bu"

"Tidak terlambat? Jam 7 itu seharusnya para murid sudah ada di kelas, bukannya masih pacaran di sini"

Fina melebarkan matanya, mengangkat kepalanya. "Saya sama dia gak pacaran bu," Fina menyanggah perkataan Bu Putri

"Saya tidak peduli, mau kalian pacaran atau enggak. Tapi cowok dan cewek berada dalam satu motor itu tidak diperkenankan oleh pihak sekolah! Apalagi ini sudah jam masuk, kalian mau bolos?"

"Tapi bu-"

"Saya kecewa dengan kamu Serafina, sekarang kamu pergi ke kelas. Nanti temui saya saat jam istirahat, dan untuk kamu Ezra" Bu Putri menghela nafas, memberi jeda perkataannya.

"Kamu hormat ke bendera sampai jam pelajaran berikutnya. Sekarang laksanakan tugas kalian masing masing!"

Bu Putri pergi meninggalkan Fina dan Ezra yang masih terdiam.

Fina melangkahkan kakinya menuju arah kelasnya, dia sudah terlambat sekitar sepuluh menit karena Bu Putri.

"Sera"

Fina menoleh ke belakang, melihat kearah Ezra bingung.

"Helmnya jangan lupa di lepas"

Ezra melangkahkan kakinya mendekat ke Fina, melepaskan helm yang melekat pada kepala Fina.

"Udah sana, balik ke kelas," kata Ezra sambil membawa helm di tangannya.

Fina buru buru balik arah, dia sudah telat masuk ke kelas. Pagi ini begitu sial bagi Fina, sudah bangun kesiangan, terjebak macet, dimarahi oleh Bu Putri, dan harus menahan rasa malunya karna sebuah helm. Entah bagaimana atau apa yang akan terjadi hari ini, dan entah apa saja masalah yang akan menimpanya nanti. Fina mengetuk pintu kelas, membuka perlahan pintu tersebut.

"Loh, kok kosong? Pada kemana semua nih?"

Fina berjalan kebangkunya, menaruh tasnya dan mengeluarkan hanphone. Buru buru dia membuka ruanh percakapan The Gurls.

The Gurls

Sera_kend : P
Sera_kend: P
Sera_kend : Kelas kok kosong?
Lauclara_14 : Masa lo lupa fin?
Aliciatha : Pada di Perpustakaan
Sera_kend : Ngapain?
Lauclara_14 : Kan hari ini sama besok kelas kita jadwalnya ngembaliin buku paket
Sera_kend : Seriusan?
Lauclara_14 : Serius Fina
Lauclara_14 : Buruan sini makanya

Fina segera menutup ruang chat tersebut, dia segera beranjak dari tempat duduknya menuju perpustakan dengan cemas.

Pikirannya sudah kacau, entah mengapa semua serasa diatur benar benar sial untuknya hari ini.

"Coba aja si biang kerok gak jemput gue, dan gue gak bangun kesiangan. Pasti semua gak gini" kata Fina bermonolog sambil berjalan menuju perpustakaan

****

Panas begitu terik menyengat kulit, Ezra masih berdiri memberi hormat kepada bendera.

"Sudah Ezra, kamu boleh kembali ke kelas sekarang"

Ezra menoleh ke samping kanan, disana Bu Putri sedang melihat ke arahnya. Ezra melangkah meninggalkan lapangan, bukannya kembali ke kelas dia malah pergi ke kantin. Malas belajar katanya, lagi pula juga sudah telat. Tangan dan kakinya juga masih pegal karna hukuman tadi, keringatnya juga bercucuran.

"Pak Slamet, pesen air mineralnya satu, yang dingin, gak pake botol, gak pake gelas" kata Ezra sambil duduk di tempat favoritenya di kantin.

Pak Slamet hanya menggeleng gelengkan kepala, hal itu sudah menjadi kebiasaan bagi Ezra.

"Nih airnya, uangnya?"

"Makasih Pak Slamettt, nih uang nya. Kembaliannya bapak ambil saja"

Dengan segera Ezra membuka tutup botol itu, meneguk habis isi dalam botol tersebut. Rasanya tenggorokan yang tadi kering, kini sudah mulai membaik. Ezra beranjak dari kantin, ia melewati beberapa koridor. Rasa malas belajar membuatnya enggan untuk kembali ke kelas, dia berjalan ke arah Rooftop.

Rooftop adalah saalah satu tempat pelariannya untuk menenangkan diri, walau lebih nyaman untuk menenangkan diri di taman belakang. Ezra duduk di salah satu sofa, mengeluarkan sebuah benda pipih dari sakunya. Dia membuka tasnya, mengeluarkan sebuah earphone dan menyumpal pada kedua telinganya.Ia sedang mendengarkan sebuah lagu dari Ruel, lagu yang cukup bisa menenangkan pikirannya. Lagu itu berjudul Not Thinkin' Bout You, dengan musik dan nada yang tidak keras namun juga tidak lembut.

Ezra menghabiskan waktunya di Rooftop mendengarkan lagu sambil tidur, tubuhnya lelah dengan apa yang terjadi beberapa waktu ini. Layar handphonenya menyala, tampak sebuah nontifikasi masuk. Ezra membuka matanya, melihat isi dari nontifikasi tersebut. Melihat isi nontifikasi tersebut, Ezra melebarkan matanya. Dengan langkah seribu dia segera turun dari rooftop, berjalan menuju arah kelasnya.

Dugh

"Kalo jalan pakai mata dong"

Ezra segera membantu membereskan buku buku yang berserakan dilantai, dia kurang berhati hati sehingga menabrak seseorang saat melewati koridor.

"Nih buku bukunya, sorry banget ya. Gue lagi buru buru, ada hal penting"

Ezra menaruh buku buku itu di dekat orang yang ditabraknya tadi, kakinya melangkah dengan cepat ke arah kelas. Dia tak mau jika jarus terlibat masalah, apalagi masalah yang rumit untuk ditangani. Ia mengeluarkan hanphonenya dan mengetikan sebuah pesan pada Simon.

Rezaadeen : Nom, lo dimana?
Simlaoman : Di kelas lah
Rezaadeen : Ok
Rezaadeen : Kalo ada yang masuk kelas kabarin gue
Simlaoman : Iye

Ezra agak berlari, jarak dari rooftop menuju kelas memang lumayan jauh. Jika dia berlajan, kemungkinan akan mendapat masalah.

"Ezra Adeen"

Sebuah panggilan dari seseorang membuat langkah Ezra terhenti, membeku di tempat bagaikan patung. 

"Aduh, tuh kan bener. Napa sih guru guru disini pada peka banget?" gumam Ezra sambil menghela nafas panjang, lalu tersenyum kepada orang itu.


To be continued

PROSPECT  [SELESAI]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang