"Rayaa...! Dapur kebakaran.."
"Woi Bangun!!! "
"Inget Woiii, senen Ogep!!"
"Udah jam 07. "
"Oke gue tinggal."
"Gue ngak mau terlambat kesekolah cuma gara gara bangunin Loh!"
Namun nihil Gadis itu tak kunjung melakukan pergerakan sedikitpun dari tempatnya bertapa. Hingga Lelaki yang membangunkannya itu tiba tiba teringat sesuatu.
"Daren ada di depan Nungguin Loh," bisik cowok itu kepada Raya dan .....,
Yapp Manjur...seketika gadis dengan rambut acak acakan melebarkan matanya mencari sesuatu.
"Kak Daren Mana? Ada di depan?" Wanita yang memakai Piyama pink itu langsung Menuju balkon kamarnya memastikan bahwa lelaki pujaannya sedang memarkirkan motor dan benar benar datang kerumahnya "ishh ..Kok kak Dava Bohongin Raya sih." Rutuknya pada kakak kandungnya itu.
Dava Garendra Putra adalah Kakak Dari Cewek cantik namun manja itu . Siapa lagi kalau bukan Raya Ganesya putri.
Gadis manja yang hanya bergantung pada lelaki yang di sebutnya seorang Kakak Itu.
Dava Menjadi orang tua sekaligus kakak Yang tegas untuk adik kecilnya yang super manja
Mereka berdua telah menjadi anak yatim piatu 3 tahun yang lalu ,setelah kejadiaan na'as di mana Kecelakaan Maut Yang mengakibatkan Orang tua mereka harus pergi untuk selamanya.
"Hehehe Maafin kakakmu yang ganteng ini," Dava tersenyum dengan jari membentuk huruf V "gue tunggu di bawah 15 menit dri sekarang. kalau ngak gue tinggal!!." sambil berjalan Keluar kamar sang adik.
"Iyyaiya bawel."
-Raya povv-
Pagi ini seperti biasa, aku oleskan bedak beby ke wajahku dan sedikit pelembab bibir agar aku ngak kelihatan pucat pucat amat, Rambut panjang ku yang bergelombang kubiarkan tergerai menutupi seluruh pinggang ku.
"Widi..gue cantik juga yah."ucapku berbangga diri pada pantulan cermin yang ada di depanku. Aku berjalan di sudut ruangan kamarku mengambil sebuah Ransel ungu dan berjalan menuruni tangga menuju ruang makan.
kak Dava sekarang sibuk dengan selai dan roti di tangannya tanpa memperhatikan ku yang telah sampai di dedapannya kemudian mengambil tempat duduk seperti biasa.
Aku sangat bersyukur tuhan masih
Memberi ku sosok pahlawan yang membelaku saat semua orang menganggap diriku lemah,dan kenyatannya aku memang lemah. Ok, cukup.Aku dan kak Dava terpaut 1 tahun. kak Dava sekarang sudah kelas Xll, kelas yang sama dengan Daren Pujaan hatiku. Sedangkan aku masih menginjak kelas XI. Dan kak Dava merupakan sahabat dari cowok dingin yang mengambil hati ku.
"Ayo berangkat. Nih bekal makanan jangan sampai telat." ucap kak Dava menyimpan kotak bekal warna hijau ke ransel ku.
"Ayo!"
"Hari ini ada jadwal kursus ngak dek?" kata kak Dava seraya mencari lagu kesukaannya di dalam mobil yang baru saja bergabung dengan kendaraan lain di jalan raya.
"Ngak kok. Emang kenapa kak?"
"Gini,sepulang dari sekolah gue ada jadwal latihan," ucap kak Dava menjelaskan "Loh pulang sendiri atau mau nungguin gue?."tambahnya.
Kak Dava latihan, otomatis kak daren juga ikut dong. Nah kesemptan dong buat Aku caper depan Kak Darren. Dewi batinku bersuaraa membuat diriku tersenyum pada kak Dava yang melihatku aneh.
"Aku tungguin kakak Aja yah." balasku dengan suara yang amat gembira
"Oke."
Tak lama kemudian kami telah sampai di depan gerbang SMA Galaksi.
"Kak aku turun d sini aja."ucapku seraya mengambil tas ransel yang ada di belakang kursi penumpang.
"Ya ampun dek, Gua tuh abang loh bukan tukang ojek keliling." Kak Dava dengan wajah kesalnya membuat aku menyengir.
"Heheheh Slow bang, Luna juga baru turun dari ojolnya kasian dia jalan sendiri" aku menunjuk sahabat karib ku satu satunya itu, cewek cantik berkecemata yang rambutnya di kepang kuda. Cupu. Luna memang cupu tapi dia sangat baik. "gue bareng luna aja."
"Yaudah, Jangan sampai telat makan" ucap kak Dava mengecup keningku.
"Ahsiap Bosku."
Setelah itu mobil kak Dava melaju ke lapangan parkir, ikut serta dengan kendaraan kendaraan lainnya yang telah mendahului kak Dava.
"Raya..!"
Aku menoleh dan ternyata luna sudah ada di sampingku, ia sahabatku sekaligus teman sebangku ku.
"kok loh turun d sini?", Tanya luna padaku "Udah bosen kali kak Dava punya adek Kurang Piknik kayak loh."
"Enak aja loh ngomong asal nyerocos kek petasan," ucapku sambil menggandeng tangan sahabatku ini "Gue ngak suka aja ngelihat tatapan menjijikan para fens kak Dava yang menatap gue seakan-akan gue jadi benaluh di kehidupan abang gue sendiri."
"Hhh yang sabar Raya."
"Gue mah Anak soleh yang cuman senyum kalau ada yang nyakitin."
"Serah Loh dehh."
Sahabatku ini emang berbeda dari yang lain, dia mengetahui suka duka yang aku lewati saat mengejar hati kak Daren Cinta pertamaku.
Luna Telah menjadi sahabatku dari SMP tepatnya Saat aku dipindahkan dari bandung ke Jakarta agar aku tak terlalu terpuruk atas kepergian ayah dan bundaku.
Dan benar bebarapa tahun seteleh itu, aku bertemu dengan Daren, sosok pahlawan keduaku selain kakakku.
Pernah sekali Daren membantuku saat aku terjatuh di sepeda,Yang bahkan dia tak marah saat aku menangis meraung di depannya saat ia membersihkan lukaku bahkan ia menyemangatiku dengan ucapan "Anak baik ngak boleh cengeng,"dan yah sampai sekarang ucapannya itu masih dapat kuingat hingga sekarang.
Luna menyukai Kak Dava Sejak SMP, namun kak Dava Menganggap Luna sebagai adik kecilnyaa, TIDAK LEBIH
tapi Luna tetap berjuang mendapatkan hati kak Dava.Sama seperti aku berjuang mendapatkan hati kak Darren namun perbedaan Kak Dava dan kak Darren adalah kak Daren yang jelas jelas membentang jarak terhadapku. Seakan tembok pemisah di antara kami sangat besar.
Entah aku juga kurang tau penyebabnya tapi aku bersyukur kak Darren ada di sini, setidaknya untuk saat ini menemani kesendirian ku.***
Tbc
Fadillah
KAMU SEDANG MEMBACA
I'M Oke
Fiksi Remaja#1 in senior (8/10/19) #2 in lovestory (18/10/10) "Kau akan tau jika kau berada di posisiku saat ini. Saat di mana kau berjuang namun yang kau perjuangkan tak pernah melihat perjuanganmu sedikitpun" -Raya Ganesya Putri-