PART 24🍁

5.7K 179 31
                                    

"Entah kau memang untukku atau tuhan hanya bermain main denganku"


***
Luna yang sedari tadi sibuk dengan proposalnya kini berhenti melangkah. Seulas senyum terbit dari sudut bibirnya melihat Dava yang menikmati Sorenya dengan  handsed melekat pada indra pendengarannya.

Ingin sekali ia mendekat, mengajak lelaki itu berbicara dan tertawa bersama. namun jika diingat kembali saat Dava menolak nya secara halus membuat  Diri gadis itu tersentak.

Kamu seperti Raya. Adik kecil manja-nya kak Dava.

Seputar ucapan Dava yang takkan pernah ia lupa hingga sekarang. Apa salahnya membuka hati. Toh Mereka bukan saudarah.

Atau karna style nya yang  dapat di katakan kurang menarik dengan baju kebesaran, kaca mata tebal dan rambut lepek yang di kepang. Sedang Lelaki itu sangat berkarisma dengan tatapan hangat saja membuat semua kaum hawa akan histeris melihatnya.

Miris sekali hidupku.

"Kenapa mau deket sama Si Dava? Gak usah dia gak tau cara bahagian lu, mending sama gua aja Yang gantengnnya kemana mana"

Revan merangkul pundak Luna dengan kepedan tingkat dewanyaa.
Membuat Luna memutar bola matanya pelan.

"Ish lepesain kaga!" Luna terbelalak, kemudian memukul pundak Revan  membuat Revan menghindar dari luna yang barbar.

"Belum juga jadi isteri udah main tangan aja. Tapi gak pp sih. untung sayang"

Revan memang selalu menjahili Gadis Culun itu. Mulai dari mengatainya squisyi hidup sampai membuat Darah Luna mendidih seketika karna ucapan ngawurnya.

"Jijik"

Dava melihat kedua sejoli itu dengan senyumnya yg menawan kemudian menghmpiri mereka.

"Udah jadian yah?" Tanya Dava pensaran membuat kedua remaja itu menatap kearahnya.

"Iya!"

"Ogah!"

Dava Terbahak bahak dengan kedua manusia di hadapannya. Babagimana tidak, Luna menolak mentah mentah apa yang baru saja iya ucapkan sedangkan Revan terlihat bersemangat menjawab.

"Amit amit gua jadian ama Ni cebong, Bisa strokk Gua kalau deketan ama dia" Tambah Luna dengan raut wajah jijik menatap Revan yang tersenyum kearahnya.

"Yaellah gak usah marah marah gitu." Revan memegang Dagu Luna "nanti jadi cinta bener loh" ucap Revan membuat Dava yang mendengarnya tertawa kembali.

"Amit amit gua jatuh cinta ama Luu mending juga Gua jomloh seumur hidup."

Dava menggeleng geleng dengan tinggah kedua manusia ini.  "Kevin mana? kok dari tadi gak muncul muncul?"

Dava Masih mencari sahabatnya itu memastikan bahwa Memang kevin  tak terlihat sedari tadi di pancaran matanya.

"Katanya ada urusan" ujar Revan tampak Acuh "palingan Ngerok di belakang Villa" lanjut Revan kembali.

Seketika luna mengingat sesuatu yang harus ia kerjakan sekarang. "Mampus gua lupa" Luna Yang sedari tadi terdiam kini  menupuk dahinya pelan. Ia mengingat bahwa masih banyak tugas dari  pak Ikbal Yang belum ia selesaikan hingga hari ini.

"Kak Dava. Luna Pergi dlu yah" ujar Luna pada Dava yang tersenyum

"Kecupan Buat Suamimu mana" canda Revan yang dihadiahi pelototan oleh Luna

"Najiss!!"

"Hhhh Hati hati inget babang Revan ada di hati!" Teriakan Revan Membuat Luna Yang telah jauh mengacukan jarih tenganya Tampal kesal

I'M OkeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang