PART 20🍁

5.2K 153 9
                                    

"Sudah sering aku katakan,pergi jika itu yang membuatnya melihatmu"

                                    •••
Raya menetralkan retina gelapnya. Matanya mengernyit saat cahaya temaram dari gorden silver membuat retina gelap itu menyipit.

"Ini di mana?" Tanyanya pada dirinya sendiri.Sunyi. hanya Suara dentuman jam dan samar samar terdengar alunan piano.

Raya melangkahkan kakinya membuka knop pintu penghubung keruangan yang terdengar jelas suara merdu itu sedari tadi.

Dilihatnya punggung lebar seorang lelaki yang membelakanginya.ia terlihat mahir memainkannya, Suara setiap bait yang keluar dari tuts piano itu membuat Raya semakin mendekatkan diri pada lelaki yang masih bermain dengan indahnya.

"Kak Geral?" Pelan, Suara Raya sangat pelan namun masih bisa terdengar oleh geral.

Geral menghentikan kegiatannya. Matanya menatap lekat pada gadis yang tak jauh dari tempatnya duduk.

"Haii Raya kita bertemu lagi" suara lembut geral membuat Hati Raya menghangat. Andai dihadapannya Itu Kak Darren pasti Raya akan menjadi gadis yang paling bahagia didunia. Namun cepat cepat ia menggelengkan kepalanya.

Geral mendekat "Are You oke?" tanyanya memegang Bahu Raya. Suara Geral terdengar khawatir.

"Bagaimana mungkin?"Raya semakin bingung. Bagaimana bisa Geral yang baru sekali ia lihat menolongnya lagi untuk kedua kalinya. Dan yang menjadi pertanyaan Raya. Mengapa Geral bisa menolongnya di galaksi. Apa munkin?...

"Aku anak baru di galaksi"ujar Geral seakan tahu apa yg sedang Raya fikirkan.

Raya bersyukur tuhan masih menyanyangi dirinya "Thank yah kak.Raya gak tahu lagi caranya membalas Kakak"

Geral tersenyum,senyum misterius "bagaimana kalau Raya Bantuin aku di panti asuhan Bakti, di sana kakak punya banyak teman yang baik baik, Besok kakak jemput sepulang dari sekolah" ujar Geral panjang lebar.

Raya berfikir,Ia tak memiliki acara besok sepulang dari sekolah "siap kak dengan senang hati"

Geral tersenyum,senyum yang tulus "yaudah Keluar yuk,Mama udah nungguin di luar"

"Mama?"

"Iya,yuk." Geral menarik pelan pergelangan Raya membuat Gadis itu mengikuti langkah Lelaki yang berjalan mendahuluinya.

{}

"Haii Sayang udah baikan" suara lembut Diana membuat Raya tersenyum riang.

"Mama dian?Jadi Geral" ujar Raya melirik wanita paruh bayah dan Geral secara bergantian.

Dian tersenyum "Wahh Mama kangen banget sama kamu sayang" dian memeluk Raya pelan.

Raya membalas pelukan Dian, mama Geral "Raya juga kangen banget sama Mama" Raya mempererat pelukannya pada Wanita yg ia panggil mama itu.

"Ehmmm masih ada geral kali mom" deheman geral membuat kedua wanita itu cekikikan "jadi Raya udah kenal sama Mama?kok bisa sih" lanjut geral, ia pensaran mengapa Raya sepertinya begitu dekat dengan mamannya.

"Raya pernah kesini bareng adik kamu,Darren dan kejadiannya juga persis seperti ini, Darren menolong Raya"Ujar Diana menjelaskan.

Geral mengernyitkan alisnya "Darren yang  ngajak di Raya gitu? Dan Darrren bantuin Raya?"

"Ah iyya kak, Aku dulu perah sakit tapi kak Darren nolongin raya jadi raya dibawah kesini deh" Raya menjawab yang Di anggukan kepala oleh geral.

{}

Darren berjalan pelan diruangan keluarga yg bercat putih itu  saat suara tawa terdengar di pendengarannya. Di sana  terdapat 4 orang berbeda generasi.terlihat Geral memandang seorang gadis yang tertawa bersama Wanita paruh bayah dan Arka yang sibuk dengan ponsel di hadapannya.

"Darren pulang"suara Darren membuat keempat orang itu menatap Darren.

Suara tawa Raya tiba tiba terhenti digantikan dengan senyum cerah di bibirnya. "Kak Darren ayo kesini" ajak Raya tak mengerti situasi saat ini.

Arka dan Dian terdiam. Ia tak tahu harus berbuat apa saat melihat tatapan dingin putra mereka.

Geral dan darren saling menatap,tak ada yang ingin melepaskan tatapannya dan Darren menyerah.
Sedetik kemudian darren melangkahkan kakinya pada gadis yang masih tersenyum kearahnya.

Darren duduk didekat Raya "Udah baikan?" Darren memegang dahi Raya yang kebingungan di sampingnya.

"Kakak Tahu?" Tanya Raya penasaran.

"Gue lihat di Cctv Galaksi"

Diana dan arka terdiam melihat kelembutan putranya. Ia hanya Raya yang bisa membuat seorang Darren luluh. Tapi mengapa kedua putranya seakan memilih wanita yang sama. Mengapa hanya Raya?.

{}

"Biar gue yang nganter" Suara Tenang Darren terdengar.

"Gue yang bawa raya jadi pulangnya juga harus bareng gue" tegas Geral tak mau kalah.

"Heii Kalian kenapa sih?Jangan bertengkar raya jadi pusing tuh" Diana menimpali melihat pertengkaran kecil kedua putranya.

Raya telah berpamitan untuk pulang namun kedua lelaki itu masih sibuk bertengkar masalah pengantaran Raya.Raya senang bukan main Darren mau mengantarnya pulang.

"Raya pulangnya bareng kak Da—"

"Oke lo aja yg anterin gue lupa kalau gua harus ke rumah dea" Darren berkata sebelum Raya menyelesaikan ucapannya.

"Yaudah yuk Raya"

Raya cemberut kemudian Mengikuti langkah Geral kemudian, Darren tak henti hentinya memandang mobil yang baru saja menghilang di pagar besar milik keluarga adianata.

"Kenapa mengalah? Bukannya Darren gak mau di anggap kalah?" tanya Diana mama Darren.

Cowok itu tersenyum pada mamanya "dulu Darren tak mau mengalah hingga menyakiti hati banyak orang karna kesalahan Darren" ujar Darren dengan nada pelan "Sekarang Darren mencoba mengalah pada keadaan dan Pada Kakak Darren sendiri" lanjut darren dengan senyum amat dipaksakan.

Diana terdiam, munkinkah Darren sudah tahu semuanya,Saat kejadian 4 tahun lalu?"

"Mm katanya mau kerumah dea?Kenapa gak berangkat?" tanya Diana Mencairkan suasana.

"Yaudah Darren ambil kunci mobil dulu" yang dianggukan oleh Diana.

*Kediaman Dea Anastasya*

Tok ...

tok ...

tok...

Ketukan pintu terdengar Dari luar.

"Tunggu!" Teriakan dari dalam membuat Darren menghentikan kegiatannya.

Pintu terbuka "hai Darren,Masuk!"ujar gadis manis itu mempersilahkan Darren masuk.

Darren masuk di rumah minimalis milik Dea, tak ada yang istimewah di sana Hanya Sofa berbentuk U dan satu pajangan panjang didinding bercat paste itu.membosankan.

"Kak Rena dimana?" Tanya Darren mengawali pembicaraan.seharusnya Darren tak usah berbasa basi namun untuk menghormati gadis yang menemaninya hampir 6 tahun, ia sebenarnya tak tega.

Dea melirik jam di pergelangan tangannya "Harusnya sih bentar lagi kak Rena pulang" Darren menganggukan kepalanya tanda mengerti.

"Ren kok muka lo kusut banget?lo sakit" Nada Dea terdengar Khawatir sekarang.

Darren menatap Dea, bukan tatapan tulus seperti biasanya tapi tatapan penuh intimidasi "Gue Bantuin Dava mencari pelaku pembulian Raya ditoilet sekolah!"

Munkinkan Darren sudah tahu semuanya? Kini batin Dea menimpali.
Dea baru saja  ingin menjawab saat tiba tiba suara Darren kembali terdengar.

"Dan pelakunya tertangkap Cctv Galaksi"

Tbc

Mati lo Dea,ketahuan Darren.


I'M OkeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang