"Buat dia menyesal setidaknya itu Harga untuk dia yang membuatmu terluka"
•••
Sedari tadi Luna menanyakan perihal Tentang Raya Yang datang bersama Geral yang bergandengan tangan seakan meraka Adalah sepasang kekasih, namun Raya Hanya terdiam memandang ponsel yang menjdi objeknya tak menanggapii Ucapan Temannya ini.
"Ray...Lu bener bener move on Dri kak Darren? Cepet banget?atau jangan jangan—"ujar Luna memicingkan matanya menatap Raya yang mengernyitkan alisnya."Kenapa? Gak usah mikir yang engak-engak yah."
Raya menatap Luna seakan omongan Luna barusan hanya sekedar angin lalu.
Hati ini Raya Sangat lelah.lelah untuk sekedat berbicara, lelah untuk sekedar tersenyum, dan lelah untuk semuanya.Raya Lelah."Iya iya maaf...Abisnya kamu kok jdi deket gitu ama kak Geral. Kamu gak lagi rencanain Apapun kan?" Masih dengan nada intimidasii, Luna seakan belum puas dengan jawaban Sahabatnya itu.
Raya ingin bercerita tapi Entah mengapa Ia mengurunhkan niatnya. ini bukan waktu yang tepat untuk Luna mengetahuinya.
"Nanti gua jelasin."
Bertepatan dengan kalimat Raya, Suara ponsel milik Luna bergetar. "Maaf yah Ray, gua tinggal bentar. pak ikbal nanyain proposal yg harusnya gua kumpul kemrin"
"Yaudah Sono luh.."
Raya lega, untuk saat ini ia terbebas oleh satu wanita yang cerewet dihadapanya.
"Kamu ngutang penjelas yah!" ujar lunaa meninggalkan Raya.
Pagi inii udara sejuk menusuk penciuman Raya, ia sekarang berada di puncak bandung. Kota yang tak seharusnya ia datangii, kota yg membuat kisahnya seakan terhentii di derasnya waktu.
Raya terdiam memandang hamparan Pohon rindang di hadapannya. Mengulas kejadian dimana Orang tua yg ia sayangi harus meninggalkannya karna kesalahan orang yg tak ia ketahui..
Raya masih ingat saat semua orang berada di tempat terjadinya kecelakaan mengatakan Bahwa kecelakaan itu adalah kecelakaan tunggal,namun Hati kecil raya menolak semuanya.
Raya memang tidakk berada di tempt kejadian saat semuanyaa terjadi tpii ia menyelidiki satu hal, liontin yang terjatuh di sudut jalan membuat Raya yakin, bahwa kejadian itu bukan hanya di alami Oleh orng tuanya tpiii ada dalang di balik semua ini...
Raya memegang sebuah liontin, kemudian memperhatikan dengan seksama Gambar kecil di tengah liontin itu, gambar yang sama persis dengan sebuah Logo milik satu keluarga.
Pandangannya mengabur. setetes air mata membasahi pipinya yang putih "Gua harap Kalian berbedaa" ucapnyaa menyimpan kembali liontin di sakunya.
"Raya!"ujar seseorang dibalik punggung gadis itu.
Raya tertegun mendengar suara yang 3 hari ini tak ia dengar. Buru buru ia mengusap air matanya kemudian berbalik menemukan sosok cinta pertamanya "kak Darren.."ujar Raya memperhatikan Lelaki yang selalu menyakiti hatinya.
"Gua mau ngomong" Darren melangkah pandangannyaa Teralihkan pada Pohon yg menyejukkan matanya.
Raya terdiam tak menanggapi, jantungnyaa berdeguk kencang. apa Kak Darren melihat semuanya??...
"Gua minta maaf atas kejadian Kemarin"
Suara Darren terdengar pelan namun masih dapat terdengar oleh Raya.
Tulus. Raya tahu ucapan lelaki itu benar benar tulus meruntuhkan tembok pertahanann Raya selama 3 hari ini.
Raya berbalik mengikuti arah pandang Lelaki di sampingnya. sejuk. Udara bandung terasa sejuk dengan rumput basah yang menambah ke asrian villa ini.
KAMU SEDANG MEMBACA
I'M Oke
Teen Fiction#1 in senior (8/10/19) #2 in lovestory (18/10/10) "Kau akan tau jika kau berada di posisiku saat ini. Saat di mana kau berjuang namun yang kau perjuangkan tak pernah melihat perjuanganmu sedikitpun" -Raya Ganesya Putri-