PART 22🍁

5.6K 179 74
                                    

"Jangan memaksa cinta untuk orang yang tidak menyukaimu."

***

Bukh....!!

Sebuah bogeman mendarat di pipi mulus Darren membuat lelaki yang belum siap itu terhuyung kebelakang.

Hari ini Dava seakan tak terkendali melihat adiknya  berbeda dari biasanya dan setelah menyelidiki semuanya, yang menjadi penyebab raya banyak terdiam karna kelakuan lelaki ini dihadapanya yang masih terdiam tanpa melawan.

"Lo apaain adek gua ha!!" Teriak Dava mencengkram seragam Milik Darren yang hanya terdiam di bawahnya tanpa mengucapkan sepatah katapun.

Darren sadar ia salah memperlakukan Raya seperti itu, ia melukai hatinya, melukai gadis yang selama ini membuatnya tersenyum sendiri, melukai gadis cengeng itu,darren melukai Raya.

"Gua sedari dulu diam melihat sikap lo kepada adik gua, tapi sekarang!!"ucapan Dava naik satu oktaf "gua gak akan biarin lo nyakitin adik gua lagi!!"

"Gue minta maaf" darren kini bersuara "ga akui gue salah memperlakukan Raya seperti itu, harusnya gue—"

"Lo terlambat Ren"Suara tenang Dava seakan menyisikkan banyak Rahasia.

"Apa maksud loh"

"Raya kembali seperti Raya Yang dulu!" Ujar Dava meninggalkan Darren yang di liput tanda tanya besar di atas kepalanya.

{Kantin}

Sudah tiga hari semenjak kejadian itu,
Raya seakan Hilang ditelan bumi. Gadis itu tak pernah lagi membawa sebuah bekal untuk Darren, gadis ceriah itu tak pernah lagi menampakkan senyum manisnya,Gadis itu tak pernah lagi menatap Darren dengan tatapan memuja..dan semua itu darren rindukan hingga sekarang.

Lekaki itu seakan tak bersemangat menjalani hari harinya. Seperti sekarang, Darren hanya mengaduk makanan di dihadapannya membuat
Revan dan Kevin saling menatap satu sama lain melihat sahabatnya yang terkenal dingin di hadapan mereka seakan kehilangan jiwanya sendiri.

Dava? Lelaki itu seakan menjaga jarak kepada Darren sedangkan Geral kakak kandung Darren seakan sangat prihatin kepada adiknyaa walaupun geral masih sedikit kecewa.

Revan dan kevin masih setia menemani sahabat mereka yang terpuruk. "Ren lo jadi kaga ikutan gabung sama anak anak yang lain buat kepuncak." Suara Revan memecah keheningan yang terjadi di meja meraka namun Darren seakan tak mendengar ucapan revan barusan.

"Darren lo dengar gua gak sih!" Teriakan Revan membuat Kevin melotot dihadapannya seakan ia mengatakan "lo gila Van ngebentak Darren?" Namun tak ada suara sedikitpun yang keluar dari mulut kevin.

Darren memandang kedua sahabatnya kemudian berujar "lo ngomong apa?"

Habis sudah kesabaran si Revan "lo kok jadi bego gini Ren"

"Gini ren kan besok anak anak bakal turing gabung ama kelas sebelas, lo jadi kan ikutan" ujar kevin pelan.

"Gua kayaknya gak bisa" ujar  Darren dengan nada dinginnya.

Revan dan Kevin memaklumi sahabatnyaa yang satu ini.

"Oh yaudah"ujr revan  kemudian terasa hening. Hingga suara keras Revan terdengar lagi sedang memanggil seseorang.

"Luna,  sini aja!!" teriak Revan melambaikan tangannya pada seorang gadis berkecemata bulat dan rambut yang dikepang, sangat jadul memang.

Luna yg melihat siapa yg memanggil dirinya kini membulatkan matanya, bukannya merasa senang luna merasa  seakan menjadi wanita tersial jika bersangkutan dengan Revan. Cowok pecicilan namun sangat tampan itu.

I'M OkeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang