PART 14🍁

5K 162 7
                                    

***

"Gue harap Lo gak tersakiti lagi"batin Luna kemudian melanjutkan membaca buku di tangannya.

||Beberapa menit kemudian||

Seorang cowok bermata coklat terang dengan wajah sedatar dan sedingin es menyusuri lorong kelas yang ramai oleh kegiatan siswa di kelas itu.

Suara yang tadinya ramai oleh teriakan dan kegiatan siswa di kelas itu akhirnya terhenti, saat  seorang cowok mostWanted sekolah yang terkenal sedingin  es itu  tiba tiba berada di kelas mereka.

"Itu kak Darren kan??"

"Gue gak mimpikan?"

"Cogan woi"

"muka datar tpi masih aja fervect"

Dan masih banyak lagi bisikanan halus yang terdengar dari mulut siswi di kelas itu namun cowok itu hanya bermuka datar berjalan menyusuri bangku dengn tatapan tepat pada cewek yang menundukkan kepalanya dengan rambut yang menutupi wajah cantiknya.

Luna berbisik "Ray, Bangun!!" dengan senggolan pelan telah  Luna berikan pada gadis yang masih terlelap itu.

Namun nihil. Tak ada pergerakan dari cewek cerewet itu.
R

aya memang sangat sulit dibangunkan ketika dia terlelap. Dan tentu saja membuat Luna kesusahan.

"Biar gue aja" Ucap cowok itu kemudian mendekati gadis yang masih berhayal dalam mimpi indahnya.

Luna yang mengerti maksud kakak kelasnya itu kemudian berdiri mempersilahkan cowok yang masih berdiri untuk duduk di samping sahabatnya.

"Ah iyyakak.. kalau gitu luna keperpus dulu" ucap Luna terbata bata menatap Darren. Yang hanya di anggukkan kepala oleh cowok dingin itu.

Cowok yang tadinya berdiri kini duduk disamping gadis yang masih terlelap tanpa gerakan.

Suasana kelas masih terasa hening. Setiap gerakan yang dilakukan cowok itu akan diperhatikan oleh seluruh siswa di kelas yang masih ramai.

Bibir Darren tertarik ke atas menampilkan senyum yang menawanan. bukan senyum yang seakan mengintimidasi setiap orang yang melihatnya.

Siswa yang masih setia diruangan tersebut seakan berhenti bernafas saat Cowok yang terkenal sebagai mostwanted sekolah kini berada diruangan yang sama dengan mereka dan tersenyum walaupun senyum itu hanya sesaat kemudian menampilkan wajah seperti biasanya. Datar.

Setelah beberapa menit menunggu, Raya akhirnya terbangun "Lun. udah jam berap–" Raya yang masih menetralkan retina hitamnya kini membulat sempurnah saat ia melihat sosok yang ia mimpikan dalam tidurnya kini berada tepat  di sampingnya yang menampilkan wajah yang super dingin namun menawan.

"Gue gak ngimpi kan??" ucap Raya mencubit pipi cabinya dan "Awwht Sakit"

Cowok itu tersenyum dan menarik tangan Raya "Gue nungguin lo dari tadi" ujar Darren mengelus pipi Raya yang tadi Gadis itu cubit.

Raya yang masih bingung dengan kelakuan kakak kelasnya itu yang berbeda dari biasanya hanya terdiam mengikuti langkah kaki Darren.

"Kita mau kemana kak??"

"Mm lo diam aja"

Raya yang aslinya gadis cerewet tak berhenti berceloteh "kok diem.Rayakan punya mulut" ujarnya asal pada cowok yang hanya terdiam mendengar candaan ceweknya itu.

I'M OkeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang