PART 05🍁

6.2K 171 13
                                    

"Jangan dikejar,biarkan dia pergi. dia akan kembali jika dia mencintaimu."
-Dava Garendra Putra-

***

Lampu tamaram Dengan Cat Gelap kelam menambah suasana yang hening di dalam kamar luas tanpa sinar matahari.

Seorang lelaki terduduk di sudut ruangan dengan mata yang terfokus pada ponsel di genggamannya.

beberapa menit yang lalu ia menerima pesan singkat dari seseorang.

seseorang yang menghilang 3 tahun lalu semenjak peristiwa kelam itu.

Peristiwa yang tak mau ia ingat kembali dari ingatannya bahkan ingin ia hapus.

"Dia kembali"  uajrnya berbicara pada pantulan bayangan dirinya sendiri.

Tok...

Tok...

Tok...

Suara ketukan pintu membuyarkan Lamanunannya pada Ponsel yang masih ia genggam.

"Sayang Mama Boleh masuk?" Ucap seorang wanita parubaya dibalik pintu bercat Hitam itu.

"Mama mau ngomong, sebentar Aja."

"Krek.." suara pintu yang dibuka perlahan menimbulkan silau pada kamar gelap lelaki itu.

Wanita yang masih berdiri didepan kamar lelaki itu kini berjalan mendekat ke arah ranjang.

"Mama mau ngomong apa?" Suara Datar dan dingin mengawali pembicaraan di kamar gelap nan mencekam.

"Mama Tahu ini sangat berat untuk kamu Tapi-" ucapan Wanita itu terpotong Saat Lelaki itu berdiri menuju arah Wanita yang menyebutkan dirinya seorang ibu, yang Masih cantik di usia nya yang sudah tua.

"Darren tau, Dia kembali" ucap Darren pada Mamanya.

Yah lelaki dingin itu seakan tau apa yang Dian -Ibunya Ucapkan.

Hening tak ada jawaban dari Dian, Ibu Daren. ini hal terberat dalam hidupnya ia merindukan anak pertamanya namun tak menginginkan anak keduanya terluka seperti dulu.

"Kak Geral Akan kembali" ucap lelaki itu kemudian.

Geral Arkana Adyanata. putra sulung dari keluarga adyanata. Lelaki itu akan kembali ke jakarta setelah kepergiannya 3 tahun lalu.

"Mama tau ini berat untuk mu nak"ucap Dian menenangkan putranya,"tapi hargai perasaan papamu"

"Papa?" Darren bertanya dengan wajah yang terlihat bingung.

"Iya Papa menginginkan penerus. dan Geral lah yang paling dewasa diantara kalian berdua" ucap Dian seraca bangkit dari tempat duduknya.

"Mama harap kamu bisa berdamai dengan kenangan" kemudian  Dian Berlalu meninggalkan Lelaki itu seorang diri dikeheningan.

***

"Bosen nih" ucap Raya menghampiri Dava yang sedang asik menonton Tv.

"Jangan bosan, berat kamu ngak akan kuat biar aku ajah."

"Receh bang"

"Hahah yang sabar neng" ucap Dava kemudian membelai rambut panjang Raya "jomloh mah harus kuat."

"Jomloh teriak jomloh..! Sana bang Ngaca biar ngak kepedean"

"Gue mah jomloh terhormat,Yang ngak ngejar ngejar Anak orang tiap hari!"

Skatmat.

Raya merasa dirinya lah yang menjadi bahan nyinyiran abangnya.

"Nyindir yah bang?"

"Yah.. kalau tersinggung Alhamdulillah, sujud syukur abang mu ini" ucap Dava Santai.

"Gimana lagi kak cuman itu yang bisa Raya lakukan buat deket sama kak Daren" suara Raya terdengar pelan mendekati abangnya yang masih sibuk dengan Remot Tv-nya.

"jangan dikerjar, biarkan dia pergi. Dia akan kembali jika dia mencintaimu" ucapan Dava terdengar tenang tanpa melirik adiknya yang Terkejut dengan ucapanya.

"Ini abang gue kan?" Ucap raya mencubit pipi Dava gemas.

"Bukan, Ini mang Diman Tukan sayur yang tiap hari ngoceh di depan komplek"

"Hhhh Gaje banget"

Tapi gue serius dengan kata tadi," ucap Dava kemudian berdiri dari duduknya "gue harap loh paham."kemudian meninggalkan Raya sendiri di sofa.

"Iyaiya Raya ngerti"


"Iya ngerti, besok kumat lagi" canda Dava yang membuat Raya melotot kearah lelaki yang menjauhi gadis manja itu.

Ish kak Davva!!

***

Seperti hari hari biasa, pagi ini gadis ceriah itu menyiapkan bekal sarapan untuk Darren.

"Gue harap kak Darren suka sama bekal ini" ucapnya tersenyum kemudian menutup kotak hijau itu kemudian menyimpannya di tas.

"Kak Dav..!!"

"Kak Dava..!!"

"Buruan..nanti telat nih"

Cowok yang dipanggil hanya berjalan santai mendekati cewek barbar itu.

"Ngak usah teriak woi!! ini bukan hutan ogep"

"Kok kak Dava belum siap siap sih?" Seraya memperhatikan penampilan cowok itu.

"Maaf yah dek Hari ini Gua ngak bisa bareng lo kesekolah"

"Whaat!  Kok kak Dava Ngak bilang sih dari awal. emangnya kak Dava sakit," ucap wanita itu bertubi-tubi, memegang kening sang kakak "ih ngak panas kok" Raya menjauhkan tangannya pada kening cowok sang kakak.

"Kakak ada janji sama temen lama, kamu ngak pp kan Kesekolah nya sendiri?"

"Mm iya Gk Pp kok" ucap wanita itu tersenyum.

"Yaudah berangkat sana nanti telat loh"

"Raya berangkat dulu yah kak" ucap gadis itu kemudian mencium kening sang kakak.

"Hati-hti"

"Ahsiap."

***
Tbc.
Fadillah.


I'M OkeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang