Prolog

7.7K 514 67
                                    

Vote and comment juseyo~♡

Sicheng-sicheng!

Demikian nama panggilan yang kusematkan pada lelaki bermarga Dong yang menjadi tutorku semenjak tahun lalu itu. Memang, aku hanya bergurau meski tak jarang kulihat rona kesal tertahan muncul juga di wajah tampannya. Tetap saja, aku terus meneriaki namanya seperti itu, tak peduli tempat dan waktu.

Bahkan, baru-baru ini, aku sempat meneriakinya dengan sebutan itu ketika kami berpapasan di kampus untuk pertama kalinya. Saat itu, ia menjadi satu dari ratusan mahasiswa baru yang disambut kampusku. Dan tahukah kau apa reaksi yang kuterima? Si keparat yang harusnya sopan dan menghargaiku sebagai sunbaenya itu justru melenggang dengan tenang seolah tak ada satu pun mahluk yang sedang berdiri di depannya. Ia tak mengacuhkanku dan pergi begitu saja, padahal aku baru menghampiri dan menyapanya dengan ramah. Ya, mari tolong lupakan bagaimana caraku memanggilnya.

Entahlah, aku tak begitu menduga ia akan tersinggung atau marah hanya karena panggilan yang telah lama kupatenkan tersebut. Tapi, setelah kupikir-pikir, satu tahun dimana Sicheng menghilang, mungkin saja menjadi penyebab dari perubahan sikapnya. Atau barangkali, ia hanya sedang ingin terlihat keren karena hari itu adalah hari perdananya menjadi mahasiswa di kampusku. Ah entahlah! Aku benar-benar tak mengerti dengan si cupu satu itu.

Tolong jangan hujat aku karena memanggilnya seperti itu, tapi... Seorang Dong Sicheng memang demikian. Ia benar-benar seorang jenius yang hanya tahu bagaimana menggunakan otaknya dalam menalar pelajaran-pelajaran di sekolah atau sekarang, kampus. Ia tak pernah tahu hal-hal menyenangkan lainnya yang biasa menjadi orientasi anak-anak seusianya. Yah, seperti aku misalnya.

Aku begitu menikmati masa SMA ku dulu. Aku menjadi salah satu siswi populer di sekolahku dan berhasil menyabet beberapa penghargaan di bidang modeling. Seperti kebanyakan gadis top sekolah lainnya, aku pun menjadi target dari beberapa cowok saat itu. Mulai dari para siswa sekolahku yang beragam bentuk hingga para oppa tampan yang masih berkuliah maupun yang sudah bekerja. Ah, aku bahkan tak bisa memastikan berapa mantan pacarku dan tidak benar-benar bisa mengingat mereka dengan baik.

Ngomong-ngomong mari kembali pada topik si Tuan Dong. Tidak seperti pengalamanku, anak itu benar-benar tipe polos yang bahkan belum pernah sekali pun pacaran. Mulanya, kupikir ia hanya membual. Tapi setelah cukup lama berinteraksi dan menjadi lebih mengenalnya, woah, kau bahkan bisa mengetahui pengalaman hubungannya dengan wanita yang 'nol besar' tanpa perlu diberitahu terlebih dahulu.

Sicheng sama sekali tak tahu-menahu tentang perempuan, apalagi soal menjalin hubungan. Pernah sekali aku mencoba menggodanya, tapi anak itu justru bereaksi santai dan memasang tampang innocent. Benar-benar mengesalkan! Kupikir ia memiliki orientasi seksual yang ya... kau tahu maksudku. Namun, ketika kutanya langsung, anak itu justru mengamuk dan mengoceh tentang jati dirinya yang benar-benar 'lurus'.

Ah, Sicheng lucu sekali.

Ia juga tampan dan sikap polosnya itu benar-benar membuatnya terlihat semakin menggemaskan.

Tidak, aku tidak jatuh cinta padanya. Belum, mungkin?

Aku hanya begitu menyukai bagaimana cara ia tersenyum simpul. Aku juga senang dengan caranya bertutur apalagi saat ia menahan ekspresinya karena malu. Sungguh, di saat seperti itu, Sicheng terlihat begitu lucu dan aku benar-benar ingin menerkamnya.

Maka, bukan salahku jika waktu itu aku lepas kendali.

Benar, aku mencium Dong Sicheng secara tiba-tiba lalu demikianlah bagaimana hubunganku dengannya yang tak terdefenisi itu bermula.

Ngomong-ngomong kenalkan, aku Jung Jaena.

-Prolog END-

Lanjut?

Lanjut?

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Teach Me, Noona!  ||  Winwin NCT [COMPLETED]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang