3. Ma Fvckin Lilbro!

4.6K 400 20
                                    

Vote and comment juseyo for the better life and glowing skin like NCT member~♡

Finally!

Aku terbebas juga.

Aku yang baru saja selesai berdandan cepat-cepat meraih slingbag yang tergeletak di tempat tidur lalu bergegas keluar kamar. Hal pertama yang kulakukan adalah mengunci pintu kamarku lalu menuruni tangga. Namun belum juga aku berhasil keluar dari rumahku yang bergaya kontemporer ini, tiba-tiba saja langkahku berhenti.

Adikku, Jung Jaehyun terlihat memasuki ruang tamu bersama temannya, Mark Lee.

"Noona, kau mau kemana?" tanyanya begitu melihatku dengan tampilan casual sedang berjalan ke arahnya yang masih berada di ambang pintu.

"Kau sudah pulang?" Aku mencoba mengalihkan perbincangan. Semoga saja anak ini tak menyadari jika hari ini aku bolos les.

"Aku dan anak-anak akan ngumpul di rumah sore ini." Jaehyun ikut duduk bersama Mark yang baru saja menyapaku ramah. Lalu aku balas tersenyum simpul dan kembali hendak melangkahkan kaki keluar. Namun lagi, niatku tertahan.

"Sicheng mana? Bukannya dia di sini?"

Aku yang telah berada di dekat pintu hanya bisa terdiam.

"Jangan bilang kalau kau—"

"Tidak!" Selaku cepat lalu berbalik ke arah adikku itu dengan tampang sangar. "Lesku sudah selesai lebih awal dan anak itu sudah pulang." Tentu saja, aku sedang berdusta sekarang.

Kulihat Jaehyun menyipitkan matanya dengan bibir yang ikut mengerucut. "Eiiiiii! Noona, kau tidak bisa berbohong padaku!"

Senyum yang memperlihatkan lesung pipi adikku itu seketika membuat tensiku naik.

"Terserah kalau kau tidak percaya!"

"Kau mau kemana?"

"Bukan urusanmu!"

"Kalau begitu akan kuadukan pada appa!"

"Terserah!"

"Akan kutelepon sekarang juga, kubilang kalau kau baru saja bolos dari lesmu!"

"Aku tidak peduli!"

"Ah baiklah..."

Ini aneh. Tidak biasanya seorang Jung Jaehyun mengalah dariku begitu saja. Biasanya ia akan melawaniku dan memiliki 1001 cara untuk membuatku kalah dalam setiap perdebatan yang ada.

Untuk itu, aku yang tadinya hendak melangkah keluar memutuskan berhenti. Kuputar kepalaku perlahan lalu melirik anak laki-laki berambut cokelat itu dengan tatapan sebal.

"Wae?" tanyaku, tak mampu menahan rasa penasaran.

Jaehyun yang sibuk dengan ponselnya terlihat menyunggingkan salah satu sudut bibirnya sebelum kembali menatapku.

"Apanya?" balasnya, sok lugu.

"Kau! Kenapa begitu? Biasanya kau tak pernah begini!"

Adikku itu kemudian terkekeh pelan. Tak berapa lama, kulihat ia mengutak-atik sesuatu di ponselnya yang selanjutnya ia tunjukkan layarnya padaku.

"Aku hanya perlu mengirim ini pada appa."

Oh shit!

"YA!" Bagai kuda yang dipecut, aku cepat-cepat berlari ke arahnya lalu merebut paksa ponsel tersebut. Tentu saja, Jung Jaehyun tidak akan semudah itu kalah dariku. Ia yang bertubuh lebih bongsor dariku dengan mudahnya menghindar dan membuatku jatuh ke sofa begitu saja.

Mark yang tadinya duduk di sampingnya sampai harus berdiri melihat pergumulan kakak-beradik ini. Terserah! Aku tidak peduli. Persetan dengan segala image yang harusnya kujaga di depan teman adikku itu karena apa yang Jaehyun miliki di ponselnya jauh lebih penting.

Itu fotoku dan juga Taeyong yang sedang berciuman.

Bagaimana bisa bocah mesum ini memilikinya?!

Shit!

"Ya! Cepat hapus itu atau aku—"

"Atau apa noona?"

"Aish! Cepat berikan!"

"Tidak mau!"

"Kalau begitu aku akan adukan kau pada appa!"

Jaehyun meringis. "Mengadu soal apa? Kau tidak punya kartuku sama sekali noona, hahaha." Anak itu tertawa puas dengan tangan yang terangkat ke atas. Tentu saja, ponsel sialannya itu berada di atas sana dan aku yang lebih pendek darinya hanya bisa melompat-lompat seperti kurcaci.

"Oh baiklah, kalau begitu aku akan benar-benar melakukannya." Dengan penuh keyakinan, kuhentikan usahaku lalu bersikap seolah-olah sudah tidak memerlukan ponsel biadab itu lagi.

"Melakukan apa?"

Aku mendecih. "Hei, Jung Jaehyun. Adikku yang manis. Apa kau lupa soal bagaimana aku menemukan persembunyian koleksi mesummu itu?

Yeah! Ini dia.

Sepasang mata bundar itu mulai menyala-nyala sekarang.

"Ne-neo!"

"Kira-kira apa yang akan terjadi kalau eomma dan appa mengetahuinya?"

Jaehyun mulai panik, begitu pula dengan Mark yang terlihat menutup mulutnya tak percaya. Anak bertampang baik-baik itu sepertinya tidak menyangka jika dua kakak beradik ini akan membahas hal-hal seperti itu dengan entengnya.

"A-aku bisa memindahkannya!" Jaehyun cepat-cepat berkilah.

"Kalau begitu aku bisa menemukannya lagi lalu mengadukannya."

"Terserah..."

"Ya, apa kau juga lupa kalau minggu lalu kau sempat membawa pacarmu kemari?"

Mata Jaehyun membelalak sempurna.

"Oh ayolah, aku tentu punya sesuatu yang sangat menarik. Ngomong-ngomong bagaimana rasanya?" Seulas senyum nakalku pun mulai terlihat. Cukup untuk membuat Mark mulai tak tahan dengan perbincangan kami dan memilih undur diri dengan alasan ingin ke kamar mandi.

"Jadi bagaimana? Kau mau kita sama-sama—"

"Ah baiklah! terserah kalau kau ingin pergi, aku tidak akan peduli!"

Seulas senyum lebarku pun merekah. "Geurom! Itu baru namanya adikku!" Tepat setelah mengatakannya, kuusak rambut tebal Jaehyun lalu berlari meninggalkannya. Tentu saja, kalian bisa menebak bagaimana segala macam umpatan keluar dari bibirnya kemudian.

****
-To be continued-
Chapter 3 END
*
*
*

Tbc💚

Teach Me, Noona!  ||  Winwin NCT [COMPLETED]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang