32. Regret

1.7K 276 253
                                    

Yo wazzap!!!
Aku kembali hehe~
Jan lupa vote and bacotnya diramein ya gaes. Aku udah up lagi loh ini. Karena emg lagi ngegas banget nulis ini.

So, happy reading~
💚💚💚

■■■■

Seminggu sudah berlalu semenjak pertama kali aku kembali ke kampus dan selama itu aku merasa telah menjalani hari-hari selayaknya satu satu bulan lebih

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Seminggu sudah berlalu semenjak pertama kali aku kembali ke kampus dan selama itu aku merasa telah menjalani hari-hari selayaknya satu satu bulan lebih. Waktu terasa melambat dan semua yang kulakukan benar-benar membosankan. Untung saja aku masih memiliki teman-teman yang selalu ada untukku.

Ngomong-ngomong, sekarang aku ada janji temu dengan Taeyong.

Jangan berpikir yang tidak-tidak dulu. Aku dan Taeyong sepakat untuk sekedar menyelesaikan permasalahan di antara kami dan seperti kata Johnny, Taeyong ingin menyampaikan maafnya secara langsung padaku. Well, aku juga akan melakukan hal yang sama. Aku sadar, selama kami menjalin hubungan, aku tentulah bukan pihak tanpa dosa sama sekali. Aku akan meminta maaf padanya dan menyelesaikan urusan di antara kami secara baik-baik.

"Jaena!" Sebuah suara dari arah pintu kafe membuatku mendongak.

Benar. Aku sedang berada di sebuah kafe yang ada di salah satu pusat perbelanjaan dekat kampus. Taeyong dan aku berjanji untuk bertemu di sini. Sore-sore begini tepat setelah kelas terakhir yang kumiliki hari ini.

Kebetulan, kelasku lebih cepat selesainya jadi aku sudah ada di tempat ini sedari lima belas menit lalu. Sedikit lebih cepat dari janji temuku dan juga Taeyong.

"Olaenmaniya..." sapa Taeyong yang kini telah mengambil posisi duduk di depanku.

Aku membalasnya dengan seulas senyum simpul lalu mataku memandangnya lamat. Mengamati betapa kini Taeyong sudah terlihat begitu sehat. Ia juga sudah bisa berjalan normal. Bekas luka di wajahnya telah sedikit memudar dengan kepala yang ditutupi topi berwarna kuning. Kutebak, ia ingin menutupi bekas jahitan di bagian belakang kepalanya.

"Bagaimana kabarmu?" tanya Taeyong. Masih tak menggeser sedikit pun tatapnya dari wajahku.

"Aku... baik-baik saja. Kau?"

Taeyong menarik sudut bibirnya. "Seperti yang kau lihat, aku sudah jauh lebih baik."

"Syukurlah."

Hening.

Baik aku dan Taeyong sama-sama hanyut dalam lamunan masing-masing. Aku tidak tahu apa yang sedang dipikirkan laki-laki yang kini menundukkan kepalanya itu, menatap lamat pada meja kosong di depannya. Sementara aku, terus menatapnya kosong. Dengan pikiran yang mengawang entah ke mana-mana.

Harus kuakui, kami terjebak dalam situasi yang sangat canggung sekarang.

"Kau... tidak pesan sesuatu?" tanyaku akhirnya, memecah kesunyian.

Teach Me, Noona!  ||  Winwin NCT [COMPLETED]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang