1. That day, when I met him for the 1st time

6.1K 479 103
                                    

Vote and comment juseyo~♡

22 Februari 2018~

"Jung Jaena!!!"

Shit!

Teriakan appa yang menggelegar nyaris membuat jantungku melompat keluar. Nyaris sekali, padahal tinggal sedikit lagi jemari lentik milik Taeyong akan masuk ke dalam kaus oblongku. Lalu, ya... kau tentu tahu sendiri apa yang akan terjadi berikutnya.

Namun sayang seribu sayang.
Aku terpaksa harus melepas pagutan memburu dari sosok tampan di depanku ini dan bersiap-siap untuk turun ke bawah, menemui sosok yang menjadi pengganggu atas pergumulan panasku dan juga Taeyong.

"Haruskah kau pergi sekarang?" Sebuah pertanyaan bernada memelas keluar dari bibir Taeyong. Ia tampak tak rela melepaskan lilitan kedua tangannya dari pinggangku.

Aku menyunggingnya sedikit senyuman lalu mengecup cepat pipi kirinya.

"Tunggulah di sini sebentar, aku akan kembali."

Taeyong mengerucutkan bibirnya dan memasang tampang merajuk yang begitu menggemaskan. Tentu saja, tanpa lagi menyia-nyiakannya, kusempatkan sekali lagi menyambar bibir tipis itu cepat lalu bergegas keluar kamar, meninggalkan Taeyong yang terlihat menahan panas yang masih begitu mengerubungi benaknya.

Ah, ngomong-ngomong, mari kukenalkan kalian dengan lelaki tampan yang hampir sebulan ini menjadi pacarku itu. Ia Lee Taeyong, mantan kakak kelasku yang saat ini sedang menempuh perkuliahan di salah satu perguruan tinggi kenamaan di Korea. Biar secara outlooking ia terlihat begitu fashionable, namun perlu diketahui bahwa Taeyong merupakan laki-laki cerdas yang begitu mencintai sains.

"Ya! Jung Jaena! Cepat kemari!"

Ah appa! Lagi-lagi aku terkejut dengan suara bariton ayahku itu yang selalu saja menjerit-jerit tak jelas jika sedang memanggilku. Akhirnya, tak banyak yang bisa kulakukan sebagai seorang anak. Dengan raut sedikit kesal, kulangkahkan kakiku lebih cepat menuruni anak tangga lalu mendekat ke arah ruang tengah, tempat di mana suara mengesalkan itu berasal.

"Ne appa," sahutku begitu tiba.

"Kau ini sedang apa sebenarnya? Apa kau tidur lagi?"

Aku tak menggubris pertanyaan ayahku itu dan tanpa sekali pun memandang wajahnya sedari tiba tadi, aku yang hanya memasang tampang ngantuk dan sedikit menunduk, memilih untuk mendaratkan bokongku di sofa.

"Ya! Ada apa dengan lehermu itu?!"

Pertanyaan appa tersebut berhasil membuat kedua mataku terbelalak sempurna. Dengan segera kualihkan tatapanku ke arah yang dimaksud lalu berusaha sebisa mungkin untuk menyembunyikan tanda kemerahan yang ada di sana.

Sial! Aku lupa bagaimana ganasnya seorang Lee Taeyong.

"Apa itu?!"

"Ah tidak appa, ini—" Ucapanku mendadak berhenti kala aku menyadari eksistensi orang lain di sini. Kedua mataku yang baru saja mendapati seorang laki-laki berdiri di dekat ayahku, seketika melebar. Memandang terkejut sekaligus mulai menebak-nebak siapa sosok yang dibawa ayahku itu.

"Ah, appa... Ini bukan apa-apa, Aku digigit nyamuk tadi saat tidur," kilahku seraya menggaruk tanda sialan di leherku itu sembari berpura-pura menguap dengan tampang tak bersalah. Selanjutnya, kualihkan tatapanku dari appa yang masih berdiri menjulang di hadapanku, menuju sosok yang tak kalah tinggi di sampingnya.

"Ngomong-ngomong appa, siapa dia?" tanyaku langsung.

Appa terlihat mengerjapkan mata dan mulai tak lagi berpikiran yang tidak-tidak tentang topik sebelumnya. Ia kemudian mempersilahkan laki-laki berpenampilan rapi dengan sebuah kaca mata bening di hidung tingginya itu untuk duduk lalu ikut duduk di sampingnya dengan tenang.

Teach Me, Noona!  ||  Winwin NCT [COMPLETED]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang