33. Rencana Liburan Rahasia

5.7K 234 18
                                    

Hari ini tepat lima hari setelah aku dan Irvan terlibat masalah kesalah pahaman yang disebabkan oleh Bella. Setelah hari itu, kami kembali bersama seakan akan sebelumnya tidak ada masalah yang menimpa. Namun hidupku tidak berubah karena aku masih tidak diperbolehkan untuk mengendarai mobilku sendiri.

Seperti hari ini, aku ke kampus diantar oleh Irvan padahal sebelumnya aku sudah merengek kepada Papa untuk membawa mobil sendiri hanya untuk hari ini. Ujian akhir semester terjadwal hanya dua hari sesuai dengan mata kuliah yang telah dipelajari dan hari ini adalah hari kedua atau bisa dikatakan hari terakhir.

Aku dan Winda tentu saja tidak akan langsung pulang di hari kebebasan ini. Kami berencana belanja pakaian untuk liburan ke pantai sesuai dengan rencana kami dulu yang tidak pernah terlaksana. Semoga kali ini aku dan Winda bisa berlibur sesuai dengan rencana yang sudah diatur dengan sedemikian rupa.

Kota tujuan kami kali ini adalah jogja. You know, aku mendapat rekomendasi dari Reno bahwa katanya di jogja banyak pantai yang bagus. Aku dan Winda tidak berdua karena aku membawa Reno untuk menjadi guide kami selama di jogja. Ini rahasia karena Irvan tidak akan ku ajak, mungkin nanti akan ku beritahu tetapi perihal Reno akan tetap menjadi rahasia.

"Ku jemput seperti biasa." ucap Irvan ketika aku melepas seatbelt.

"Hari ini aku ada pertemuan dengan Bu Indah tentang masalah praktek lapangan kemarin."

Aku tidak bohong tentang pertemuan dengan dosenku tetapi aku akan berbohong perihal waktu pertemuannya karena aku dan Winda akan bertemu dengan Reno untuk merencanakan tempat mana saja yang akan kami temui di jogja.

"Aku akan jemput seperti kemarin kalau kau mempunyai urusan, aku akan menunggu." sahutnya yang membuatku harus berpikir lebih keras lagi.

"Aku tidak ingin membuang waktu berhargamu, Van. Aku akan menelponmu bila sudah selesai, aku janji." ucapku mencoba meyakinkannya.

Jangan salah paham dengan janji yang ku katakan padanya. Aku memang mengatakan selesai tetapi kata selesai disana merujuk pada pertemuanku dengan Reno bukan pertemuanku dengan Bu Indah. Aku mengatakannya agar pertemuan ini bisa berjalan dengan lancar karena lusa kami sudah berlibur. Ah aku sudah tidak sabar.

"Kau tidak akan macam-macam kan?" tanyanya dengan pandangan penuh curiga.

Aku menghela napas panjang lalu berkata, "Kau tidak percaya padaku?" tanyaku dengan tatapan penuh kekesalan.

Bagaimana tidak, aku memang akan macam-macam dibelakangnya tetapi apa masalahnya karena ini hidupku tetapi karena ada dia aku menjadi tidak bebas. Sekarang aku merindukan Pak Arif menjadi sopirku.

"Oke aku akan datang bila kau sudah menelepon." sahutnya.

Setelah mendengar Irvan mengatakan itu, aku segera membuka pintu mobil kemudian berjalan memasuki halaman kampus. Tidak banyak yang terjadi selama lima hari belakangan ini tetapi aku dan Irvan semakin dekat.

Setiap  malam Irvan berkunjung ke rumah. Awalnya ku kira ia ada urusan dengan Papa tetapi ternyata ia sengaja datang untukku. Setiap datang, ia membawa bermacam makanan setiap harinya entah itu makanan sepat saji atau makanan kering untuk cemilan kami berdua.

Kami menghabiskan setiap malam di rooftop. Pada malam pertama aku dibuat heran ketika Irvan membawa satu set infokus ke kamarku tetapi setelah ia mengatakan ada film bagus yang ingin ia lihat bersamaku semua kebingunganku terjawab.

Aku menolak ketika ia meminta menontonnya di kamarku jadi ku ajak saja ia ke rooftop. Di kamarku memang ada sofa tetapi disitu juga ada ranjang dan aku tidak mau jika nanti tanpa sadar kami pindah ke ranjang. Itu berbahaya.

Like a BossTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang