Wp 13

3.3K 217 2
                                    

Biasakan vote sebelum baca
Happy reading

.
.
.

Celsiana menatap Hajrah dengan tidak mengerti tapi ia tetap diam karena itu merupakan area privasi Hajrah sendiri

...

"Maaf" ucap Hajrah saat mereka sudah sampai disalah satu ruangan kelas sebelas

"Tidak apa-apa" ucap Celsiana duduk di bangku yang berada disamping Hajrah

"Apa aku masih kurang menutup diriku, hingga masih ada orang yang berlaku seperti itu padaku?" Tanya Hajrah pada Celsiana dengan menitihkan air matanya lagi

"Tidak, mereka saja yang tidak mempunyai otak untuk dipakai berfikir" ucap Celsiana menenangkan Hajrah

"Selama ini aku sudah berusaha menghindar darinya tapi dia terus saja seperti itu" ucap Hajrah memberi tahu

"Apa kau sudah menjelaskan yang sebenarnya kepadanya?" Tanya Celsiana, Hajrah menggeleng sebagai jawaban. "Kalau begitu jelaskan padanya, biar dia bisa mengerti" ucap Celsiana memberi saran

"Apa aku harus memberitahunya?" Tanya Hajrah

"Iya, karena kalau seperti itu terus dia tidak akan pernah mengerti" ucap Celsiana membuat Hajrah diam memikirkan perkataan Celsiana

"Sudah tidak usah terlalu dipikirkan" ucap Celsiana menepuk bahu Hajrah, menyadarkan Hajrah dari lamunannya

Hajrah tersenyum kearah Celsiana, tapi Celsiana tau itu Hajrah lakukan agar ia tidak merasa khawatir

"Apakah menyenangkan bersekolah disini?" Tanya Celsiana berusaha mengalihkan pembicaraan

"Bagaimana ya?, kalau dibilang menyenangkan, menurutku tidak begitu menyenangkan. Tapi kalau dibilang tidak menyenangkan, tidak juga. Ambil jalan tengah sajalah" ucap Hajrah dengan tersenyum. "Tapi kenapa kau pindah kesini?" Lanjut Hajrah bertanya

"Aku ikut kakakku" ucap Celsiana tidak sepenuhnya berbohong

"Apa disekolahmu yang lama ada hal yang menarik?" Tanya Hajrah penasaran

"Ambil jalan tengah deh, eh tapi kalau orangnya, ada satu yang sangat menarik perhatian" ucap Celsiana membuat Hajrah mengerutkan keningnya karena bingung. "Kau tau ada seorang murid laki-laki dia sangat pintar, tampan, menarik tapi dia sangat dingin" ucap Celsiana membuat Hajrah menggeleng

"Bukan tipeku" ucap Hajrah pelan

"Apa tipemu penghafal Al-Qur'an?" Tanya Celsiana mengangkat satu alisnya

"Apa dia penghafal Al-Qur'an?" Tanya Hajrah

"Ya, dia seorang penghafal Al-Qur'an muda" ucap Celsiana

"Wah keren" ucap Hajrah tanpa sadar. "Astaghfirullahalazim, kau meracuni pikiranku" ucap Hajrah memukul-mukul kepalanya dengan pelan

"Hahaha kau ini lucu sekali" Celsiana memegangi perutnya yang sakit karena tertawa

"Tertawa saja" ucap Hajrah cemberut

"Iya iya maaf" ucap Celsiana berusaha menghentikan tawanya

"Baiklah, ayo kita ke kantin aku merasa sangat lapar" ucap Hajrah diangguki Celsiana

Mereka melangkah beriringan menuju kantin sekolah. Setibanya di kantin mereka langsung duduk di salah satu tempat yang kosong

"Kamu mau makan apa?" Tanya Hajrah

"Terserah kamu saja, lagi pula aku tidak tau apa saja yang dijual disini" ucap Celsiana membuat Hajrah tersenyum

"Mbak bakso sama jus jeruknya dua ya" pesan Hajrah pada salah satu mbak yang berjualan di kantin

Love Of Raihan Maulana (COMPLETED)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang