Fifteen

11.8K 1.7K 219
                                    

Komen kurang dari 50 dalam 24 jam aku gamau cepet update:)

Mengapa hanya aku yang mencintaimu begitu dalam? Bahkan ketika aku memilih pergi, hanya aku yang merasa sakit. Tidak dengan dirimu.

Lusi Park


...

"HWANG HYUNJIN!" Pak Sungjin membentak Hyunjin yang sambil santainya memasuki kelas dengan mendobrak pintu dengan keras. Padahal cowok itu terlambat lima belas menit pelajaran, tapi seperti tidak punya dosa saja.

"Siapa yang nyuruh kamu masuk, hah?" Ucap pak Sungjin tegas sambil menatap tajam cowok itu.

Hyunjin, yang ditatap hanya memasang wajah flat layaknya tembok sambil duduk bersandar pada bangkunya, sehingga membuat teman sekelasnya menggelengkan kepalanya melihat kelakuan anak itu. Tak terkecuali Lusi yang diam-diam melirik cowok itu lewat ekor matanya.

Hyunjin mengangkat kedua bahunya, membuat pak Sungjin semakin murka.

"Sudah telat masuk pelajaran, sekarang dengan enaknya masuk tanpa mengucapkan salam. Benar-benar kamu!—"

"Sekarang keluar, saya tidak akan mengabsen kamu meskipun saat ini kamu masuk. Jadi lebih baik kamu keluar," maka dengan itu Hwang Hyunjin kembali keluar dengan wajah masamnya.

Teman sekelasnya hanya menyaksikan kelakuan cowok itu, bahkan Hyunjin tidak membawa tas ke sekolah. Benar-benar tidak niat mencari ilmu.



Drrttt

Ponsel cowok itu berbunyi, Hyunjin yang sedang merokok sambil bersandar pada dinding toilet pun menatap nama sang pemanggil.

Jarinya tak kunjung memencet tombol angkat ketika melihat nama si penelpon.

Dihembuskan nya nafas lega ketika panggilan berakhir tanpa perlu dijawab.

Namun, selang satu menit ponselnya kembali bergetar.

Ayah
Angkat!

Hyunjin memutar bola matanya ketika ayahnya kembali menelpon setelah itu.

"Hmm.."

"Kamu gak mau ngomong sesuatu sama ayah?"

Hyunjin mengernyitkan alisnya. "Gak penting."

"Dasar sialan anak ini!" ayahnya berkata setengah membentak.

"Semalam wali kelasmu menelpon ayah. Dia menjelaskan beberapa hari ini kamu sering membolos, berkelahi sana sini. Catatan merah kamu begitu banyak, kamu mau sekolah apa jadi preman hah? Dasar anak sialan. Tidak tau diuntung!"

Hyunjin memejamkan matanya mendengar bentakan sang ayah yang begitu menyakiti hatinya.

"Kamu pikir ayah bekerja siang malam untuk menyekolahkan kamu itu biar kamu kaya gini?! Apa kamu gak pernah mikir? Memang kamu ini bisanya mempermalukan orang tua saja."

"Bukannya ayah sama bunda gak pernah peduli gimana pun Hyunjin disini?" Hyunjin berani berucap setelah menghabiskan seputung rokoknya.

Bangsat Boyfriend [HHJ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang