"Ssst, coy! Bagi satu." Pinta Jisung pada Felix yang sedang nyebat, lalu cowok itu duduk di samping Hyunjin yang sedang fokus bermain game. Tampak begitu asik dengan kaki di atas meja kantin.
Ya, saat ini keempat pemuda itu—serta Junkyu yang baru datang bersama Felix—tengah berada di kantin pojok, biasanya kantin pojok ini hanya diisi oleh cowok-cowok. Karena letaknya yang strategis begitu cocok untuk merokok, bolos, nonton bokep dan hal sebagainya. Tidak terlalu kelihatan oleh murid-murid lain.
Tapi tidak jarang juga ada beberapa siswi yang dengan sengaja jajan di sana hanya untuk mendapat godaan dari pada siswa kurang belayan ini.
"Widih, siapa tuh bening bener," celetuk Jisung ketika melihat seorang cewek berjalan ke arah mereka.
Felix yang mendengar kata bening pun ikut mengarahkan pandangannya, "Anjer iya euy. Geulis amat."
"Heh diem-diem lo ya, ini bagian gue." Kata Jisung sambil menunjuk Felix. Yang ditunjuk hanya mengendikan bahunya, sedangkan Hyunjin masih terfokus dengan free fire nya tanpa mempedulikan obrolan teman-temannya.
Lalu saat Shuhua, cewek yang kata Jisung bening sampai di kantin, Jisung langsung berniat menghampiri cewek itu tapi keburu ditahan oleh Junkyu, ternyata dia tidak sendiri melainkan bersama satu lagi cewek yang tak lain adalah Kim Hyunjin.
"Bi, pesen es teh dua sama batagornya ya," ucap Shuhua pada sang penjual.
"Duduk dimana ya?" Tanya Kim pada Shuhua, sementara cewek itu sibuk mencari tempat yang kosong.
"Euy geulis, sini aja nih masih ada tempat buat dua orang lagi," ucap Jisung pada mereka, Shuhua awalnya ragu namun karena tidak ada lagi tempat yang kosong mau tak mau diapun menuruti.
"Mantap punya gue nih," gumam Jisung, lalu cowok itu mengusir Felix yang ada di sampingnya. "Lo pindah sana samping si dower. Ini buat ayang bebebku," ucapnya, sedangkan Felix hanya menggerutu.
"Heh jing, kaki lo turunin ada cewek tuh," tegur Jisung, dan Hyunjin pun menuruti. Tampaknya cowok itu sudah selesai dengan ponselnya.
"Hyunjin?" Merasa ada yang memanggil Hyunjin pun mendongak dan mendapati Kim Hyunjin tengah duduk di depannya.
"Kim, kamu ngapain disini?" Tanya nya, baru menyadari ada sahabat kecilnya disini.
"Makan hehe,," jawabnya sambil cengegesan.
Junkyu yang melihat keakraban mereka pun tampak heran, "kalian kenal?" Tanya nya yang langsung diangguki oleh keduanya.
"Temen kecil," balas Hyunjin, sedangkan Kim tampak kurang puas dengan jawaban itu.
Bukankah mereka lebih dari sekedar teman kecil?
Tak lama pesanan pun datang.
"Eh, hari ini gue gak liat si Lusi dah. Kemana Jin?" Tanya Felix pada Hyunjin yang sedang asik mengobrol dengan Kim.
Dapat Felix lihat ketika dia menyebut nama Lusi, raut wajah Kim Hyunjin berubah menjadi datar.
Hmmm, ada yang tidak beres dengan cewek di depannya.
Hyunjin mengendikan bahunya, "gatau, dari tadi gue chat gak dibales," ucapnya.
"Padahal hari ini kan UAS, biasanya tuh anak paling rajin."
"Palingan nanti pulsek gue ke rumahnya," kata Hyunjin lalu memasukan ponsel ke saku celananya, bersiap untuk pergi.
"Cabut ya gue."
"Mau kemana lo?"
Hyunjin menunjuk Kim, "ada urusan," ucapnya lalu melenggang pergi setelah Kim pamitan pada Shuhua.
Sedangkan Jisung sedang asik menggoda Shuhua yang tampak hayu-hayu saja digoda cowok itu.
Saat ini tinggalah mereka berempat, dari pada jadi nyamuk mending Felix kembali ke kelas.
....
"LUSIIIIII, LO SAKIT NGAPA GA BILANG-BILANG GUE!!!" gila, ini Hyunjin datang-datang teriak-teriak di rumah Lusi, untung saja Lusi sendirian di rumah.Lagipula cowok itu tau dari mana kalau dia sakit? Apa Somi yang memberi tahu? By the way tadi gadis itu sudah ke sini bersama beberapa temannya yang lain namun sudah pulang.
Lusi yang sedang tiduran pun dengan segera bangun dari acara tidurannya.
"Baru gue mau tidur anjir," gumamnya.
Hyunjin membuka pintu kamar Lusi dengan tergesa. Terlihat sekali wajahnya begitu panik.
"Berisik banget sih," keluh Lusi saat cowok itu sudah di depannya.
"Ye elo sakit ngapa gak bilang ke gue sih, pantes tadi gak ke rumah," balas cowok itu lalu menaruh bawaannya. "Aku bawain bubur tuh, pasti kamu belum makan kan? Makan dulu ya." Lanjut Hyunjin lalu membuka bungkusan bubur.
Tadi lo-gue sekarang aku-kamu, dasar.
Lusinya sih manut-manut aja, soalnya pusing bener bor kepalanya. Ditambah bacotannya Hyunjin ya makin pusing lah dia.
"Jangan sakit terus dong, kalo kamu sakit nanti siapa yang ngurusin aku," rengek Hyunjin.
Andai saja Lusi tidak lemas, sudah dilempar pake bantal saat ini juga tuh si Hyunjin. Dikira Lusi baby sitternya apa?
"Gue sakit gegara lo nih semalem bawa mobil kek orang kesetanan, sawan gue kayanya," ucap cewek itu, masih dengan nada lemas.
Hyunjin cemberut, namun tetap menyuapi Lusi ."Ya maap. Lagian lo ngeganggu acara gue aja," jawab Hyunjin yang hanya dibalas delikan tajam oleh Lusi.
"Tapi tadi UAS lancar kan?" Tanyanya, Hyunjin mengangguk, "syukur deh, awas aja lo kalo sampe bolos. Gue gundulin tuh rambut," ancam Lusi yang membuat Hyunjin bergidik ngeri. Ceweknya lagi mode galak.
"Kamu mens ya yang?"
Lusi menggeleng, "kan bulan ini udah."
"Oh iya ya."
Hening beberapa saat.
Hyunjin fokus menyuapi Lusi bubur yang dibawanya, "udah deh, kenyang." Kata Lusi yang menolak suapan ke-lima.
"Ih masa udah sih, kan baru sedikit," gerutu cowok itu.
"Mulutku pait bangettttt." Rengek Lusi.
"Yaudah deh," kemudian Hyunjin menaruh mangkuk bubur di meja rias Lusi, "eh yang, om sama tante udah berangkat ya?" Tanyanya, Lusi mengangguk.
Orang tuanya itu meskipun sibuk tapi tidak sesibuk ortu Hyunjin, lagi pula Lusi sudah biasanya ditinggal sendiri di rumah sejak SMA, sama seperti Hyunjin. Bedanya di rumah cowok itu ada seorang pelayan, tukang kebun, satpam dan kadang juga ada pak supir. Tidak seperti Lusi yang benar-benar di tinggal sendiri di rumah.
Lagipula, rumahnya tidak sebesar rumah Hyunjin sih. Meskipun tingkat terbilang minimalis namun nyaman, jadi dia tidak begitu kesepian seperti Hyunjin. Apalagi orang tua Hyunjin hanya akan pulang sebulan sekali, makanya cowok itu sering mengajak teman-temannya menginap disana.
"Aku nginep disini ya?" Kata cowok itu sambil nyengir. Lusi melotot, Hyunjin memang kadang menginap di rumahnya tapi itu ketika ada orang tua Lusi dan cowok itu tidur di kamar tamu.
"Gak enak sama tetangga, nanti dikiranya ngapa-ngapain juga. Mana cuma berdua," mendengar jawaban Lusi membuat Hyunjin merengut.
"Kan aku mau jagain kamu, nanti kalo kamu butuh apa-apa gimana coba."
Iya juga sih, tadi saja Lusi kesusahan mencari ini itu yang ada di lantai bawah. Dengan berat hati cewek itu pun mengangguk.
"Yaudah deh, tapi tidur di kamar tamu kaya biasa," pinta cewek itu.
Hyunjin menggeleng. "Nggak, aku tidur disini aja. Di sofa kok beneran, aku kan mau nemenin kamu."
Hhhh terserah Hyunjin deh.
![](https://img.wattpad.com/cover/168052846-288-k437229.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Bangsat Boyfriend [HHJ]
RomantizmMari kita lihat, seberapa bangsat seorang Hwang Hyunjin. Heroinesa; December 7, 2018.