Di sebuah ruangan bernuansa abu, terlihat seorang pemuda yang tengah melakukan video call bersama teman-temannya.
Hyunjin, cowok yang kini tengah duduk didepan meja kerjanya pun hanya bisa tertawa mendengar lelucon yang teman-temannya berikan dari seberang sana.
"Lo kapan balik dah Jin? Gak kangen Jakarta apa lo? Gila aja tujuh tahun Lo disana. Apa tidak rindu diriku?" Tanya Jisung dengan wajah dibuat semelas mungkin.
Hyunjin membuat gestur ingin muntah melihat Jisung.
"Temen lo nih Jin, makin lama tuh makin tolol. Efek ditinggal kawin sama Shuhua kayanya." Kalo ini Felix yang berbicara.
Membuat Hyunjin membola. "Lah, serius lo? Idih kasian banget anjir wkwkwk. Padahal ngejar dari jaman SMA."
Jisung cemberut, "jahat lo, sahabat lagi berduka bukannya hibur malah diketawain."
"Alah, lo nya aja yang lebay. Nih minum, gak usah bayar deh kali ini," tiba-tiba Bang Chan datang sambil membawa dua gelas bir untuk Felix dan Jisung.
Memang, kedua sahabatnya itu kini tengah berada dibar milik Bang Chan.
"Iyadeh Papa muda, yang bener aja ngasih kok segelas doang," celetuk Jisung yang mendapat Jitakan dari Felix dan suara kekehan dari Chan.
"Asik banget sih kalian, gue jadi pengen pulang deh..." Hyunjin yang tadi menyimak kini membuka suara.
"Ya makanya pulang lo, emang disana ada apaan sih? Mentang mentang banyak bule cakep lu jadi betah ya?"
"Kaga anjir, gue emang udah lama pengen pulang. Cuma kan disini kerjaan numpuk banget. Gak bisa ditinggalin," jelas Hyunjin.
Memang, kini dia sudah berubah menjadi laki-laki dewasa.
Hyunjin yang dulu kekanakan kini telah tumbuh menjadi laki-laki tampan serta mapan di masa muda.
"Iya deh iya yang CEO muda mah bedaaaa," komentar Felix.
Hyunjin hanya tertawa mendengarnya.
....
"Baik anak-anak, sampai sini pelajarannya ya, dan untuk hari ini tidak ada pr. Jadi kalian boleh langsung pulang setelah baca doa."
"Asiiikkkk," suara ricuh yang ada di dalam kelas membuat Lusi tersenyum simpul.
Tak dapat dipungkiri betapa bahagianya dia kini yang telah berprofesi sebagai guru TK yang ada di kotanya.
Lusi memang menyukai anak-anak, maka dari itu dia sangat menyukai pekerjaannya yang telah ditekuninya 3 tahun terakhir ini.
"Hati hati yaa... jangan lari-larian nanti jatuh!" Pesan Lusi ketika melihat beberapa murid malah berlomba untuk keluar kelas dengan berlari.
Membuat Lusi sedikit khawatir.
Setelah dirasa semua muridnya sudah tak ada di kelas, Lusi pun pergi meninggalkan kelas. Menghampiri seseorang yang telah menunggunya di depan gerbang sekolah.
"Nunggu lama ya? Maaf ya hehe, lagian kan udah aku bilang gak usah jemput," kata Lusi pada laki-laki jangkung di depannya.
Guanlin tersenyum simpul lalu menggeleng, tangannya kini diangkat untuk merapihkan anak rambut Lusi yang terlihat berjatuhan.
KAMU SEDANG MEMBACA
Bangsat Boyfriend [HHJ]
RomanceMari kita lihat, seberapa bangsat seorang Hwang Hyunjin. Heroinesa; December 7, 2018.