Fourteen

12.3K 1.8K 366
                                    

Bacanya sambil dengerin lagu day6 - letting go biar feelnya duapeeettttt.

Terhitung seminggu sudah Lusi mengabaikan Hyunjin. Ya, dua hari setelah kejadian di rumah Lusi cowok itu datang padanya untuk meminta maaf.

Namun, menurut Lusi kali ini Hyunjin sudah benar-benar keterlaluan. Perkataannya kala itu sungguh membuatnya sakit.

Meskipun Lusi sudah biasa mendengar Hyunjin berbicara kasar padanya namun kejadian seminggu lalu benar-benar hal yang tak bisa dia maklumi begitu saja, masih begitu membekas diingatan Lusi ketika Hyunjin mengatainya Jalang dengan tatapan begitu merendahkan.

Selama menjalin hubungan dengan cowok itu, baru kali ini Lusi dibuat benar-benar sakit hati oleh perbuatan cowok itu.

Memang dia begitu menyayangi Hyunjin, tapi apakah Hyunjin merasakan hal yang sama padanya?

Itu yang selama ini Lusi pertanyakan.

Dia dengan seenaknya menuduh Lusi berselingkuh dengan Sunwoo seperti tidak pernah mengaca saja.

Dia bahkan meninggalkan Lusi yang baru sembuh dari sakit hanya untuk seorang Kim Hyunjin.

Iya, Lusi sudah seharusnya sadar. Bahwa dia tidak ada apa-apanya di hidup Hyunjin dibanding gadis Kim itu. Lusi hanyalah penghalang kebebasan Hyunjin.

Gadis itu merasa terlalu mencampuri hidup Hyunjin sedangkan cowok itu sendiri belum tentu menganggapnya berarti kan?

Sia-sia saja harapannya selama ini untuk bisa membuat Hyunjin berubah.

Satu fakta yang membuatnya kembali merasakan sesak di dada, bahwa ada sebuah dinding pembatas yang dibuat Hyunjin agar gadis itu tidak bisa memasuki hatinya begitu saja.

Ya, dia merasa bahwa meskipun dia memiliki cowok itu tetap saja dia hanya memiliki raganya. Bukan hatinya.

Oh, apakah Lusi bisa bilang bahwa dia memiliki raga Hyunjin di saat cowok itu bahkan lebih sering bermain dengan selingkuhannya dibanding dirinya?

Bahkan raganya pun Lusi tidak bisa memiliki.

Miris.

TING!

Lamunannya terpecah ketika ada sebuah chat pada pada ponsel gadis itu. Dilihatnya chat yang masuk.

Ternyata Hyunjin.

Hyunjing
Depan

Lusi mengeryitkan alisnya, depan maksudnya apa? Cowok itu ada di depan rumahnya?

Lusi mengintip lewat jendela kamarnya, dan ternyata benar saja. Hyunjin tengah berdiri didepan rumahnya

"Ngapain sih," gumamnya, Lalu cewek itu dengan ogah-ogahan berjalan menghampiri Hyunjin.

"Kenapa?" Tanya nya ketika sudah sampai didepan cowok itu.

"Kita perlu ngomong."

"Gak ada yang perlu di omongin lagi Jin."

Hyunjin meraih tangan Lusi untuk digenggamnya. "Oke aku tau aku salah, makanya aku dateng kesini minta maaf. Masa kamu gak mau maafin sih, ayolah ini bahkan udah lebih dari seminggu tapi kamu masih tetep keras kepala."

Lusi menatap Hyunjin tajam, keras kepala katanya? Tidak salah?

"Kenapa? Bukannya lo udah gak butuh gue? Kenapa lo terus memohon maaf sama gue di saat cewek lo diluaran sana masih banyak. Kehilangan satu gak akan berpengaruh apa-apa buat lo kan?"

Bangsat Boyfriend [HHJ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang